4. Elysian

75 7 2
                                    

Hutan yang dipercaya dipenuhi tipuan. Itulah julukan untuk hutan yang 1 ini. Hutan Parádisa. Hutan yang menyimpan sejuta misteri didalamnya. Salah satu misteri paling populer adalah apakah benar jika hutan Parádisa adalah sisa-sisa dari peradaban Elysian. Who knows?

"Pigaínete paidiá" Salah seorang wanita pun mengeluarkan suatu sihir api berwarna biru. Gertakan itu seketika membuat nyali mereka menciut tidak berani melawan mereka sama sekali. Ini pertama kalinya mereka melihat sihir. Buluk kuduk mereka seakan dapat merasakan jantung mereka yang berdebar.

"Wait, dia ngomong bahasa apaan dah." Clover pun bertanya dengan nada penuh pertanyaan. Salah seorang wanita pun menghampirinya secepat kilat. Hingga membuat Clover terkejut ketika wanita itu berada pada hadapannya.

"Lo siapa!? Kau sudah mengganggu ketenangan hidup kami. Sekarang pergi kalian!!!" Bentakan dan dorongan keras pun didapat oleh Clover. Dorongan itu bahkan membuatnya terlempar jauh. Untung saja ia sudah memakai pelindung yang lengkap. Jika tidak mungkin tulangnya sudah remuk.

"K-kami kesini tidak bermaksud mengganggu kalian! Bisakah kalian memberikan kami kesempatan untuk menjelaskan?" Heart pun segera memprotes dengan cara halus. Tapi salah seorang wanita menghampirinya bahkan memberikan tamparan amat keras kepada Heart.

"KAMI TIDAK AKAN PERNAH MEMBERIKAN KESEMPATAN ITU! APALAGI TERHADAP MANUSIA SEPERTI KALIAN!" Ujar wanita itu dengan penuh penekanan. Heart yang menatap wajah wanita itu ia tahu jika itu adalah Yizhou. Tapi sifatnya bukanlah seperti Yizhou yang dikenalnya dulu.

"Memang apa salah kami? Kami bahkan tidak menggangu kalian!" Diamond pun merasakan amarah dari dalam dirinya berkobar. Sebal rasanya dituduh pengganggu oleh keempat wanita ini.

"KARENA KALIAN SUDAH MENGGANGGU KETENANGAN KAMI. AKU TIDAK SUDI UNTUK MELAYANI KALIAN SEBAGAI TAMU! Prépei na mas exypireteíte!" Kata wanita yang sangat mirip dengan orang yang dicintainya dahulu. Diamond merasa terintimidasi sekaligus merasakan petir menyambar dalam hatinya.

Mereka berempat pun mundur. Namun mereka merasakan ada sebuah angin topan yang berada di belakang mereka. Begitu melihat kebelakang jiwa mereka seperti ditarik dari tubuhnya. Mereka terisap masuk kedalam suatu portal yang mungkin dibuka oleh keempat wanita itu. Mereka semua masuk ke dalam dan tidak sadarkan diri.

Beberapa jam kemudian mereka pun kembali terbangun. Namun mereka sedang berada di dalam suatu penjara. Kepala mereka amat pusing sehingga dengan perlahan mereka bangun untuk keluar dari sini. Heart yang mencoba keluar pun menyentuh cahaya warna biru yang menutupi pintu sel. Namun terlempar akibat segel berwarna biru menutup pintu penjara mereka dengan ketat. Mereka yang tidak mengerti apa-apa hanya bisa terduduk pasrah sembari meremas kepala mereka dengan erat.

"A-ada apa denganku? Spade! Clover! Kalian dimana?!" Diamond pun memulai perannya sebagai seorang pemimpin. Mengecek satu persatu anggotanya yang mungkin terpisah kemana-mana. Spade yang baru menyadarkan diri pun segera menjawab pertanyaan Diamond dengan suara lirih.

"A-aku dan Clover disini. Kalian tidak apa-apa?" Kepalanya serasa ingin pecah. Kepalanya seperti dijatuhkan dari tempat yang amat tinggi. Tentu keempat orang itu kebingungan dengan pintu yang menutup sel mereka. Tidak seperti biasanya, di dunia mereka pintu sel penjara terbuat dari sebuah laser berwarna merah, dan siapapun yang ingin keluar dari sana memperlukan sidik jari oleh polisi. Jika mereka tetap ingin keluar mereka akan mati tersetrum listrik.

Namun pintu sel penjara kali ini berbeda. Ini bukanlah laser atau besi panas. Namun suatu sihir yang menyegel mereka. Sehingga tidak ada yang bisa menembus keluar dari dalam. Mereka tidak mengerti apa-apa tentang sihir, apalagi mereka adalah orang modern yang mendapatkan gelar manusia peretas. Mereka bukanlah penyihir! Mereka bukanlah ahli sihir. Memang mereka pernah mendengar tentang sihir tapi mereka tidak mempelajarinya.

AITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang