Langkah kaki Heart pun terhenti ketika ia sampai tepat di kamar asramanya. Ia masuk ke dalam dan memandangi foto seorang wanita cantik yang pernah berhubungan dengannya 5 tahun lalu. Walau hanya berhubungan selama 2 bulan, perasaannya benar-benar dibuat jatuh. Sakit rasanya ketika memori menyedihkan itu terulang kembali. Walau itu adalah kejadian 5 tahun lalu, tetap wanita itu yang membuatnya tidak bisa bersama wanita lain. Rasanya hampa ketika masa lalu belum selesai.
"Cantik. Kau memang selalu cantik," Heart pun membersihkan foto itu yang sudah berdebu. Hingga wajah cantik itu terlihat jelas tanpa debu yang menutupinya.
"Bagaimana kabarmu sekarang? Kau merindukanku? Atau kau justru sudah melupakanku?" Heart pun duduk di atas sofa panjangnya itu. Memandangi wajah wanita itu sambil mengobati rasa rindunya itu. Sakit rasanya ditinggal disaat hatinya sudah jatuh terlalu dalam. Rasanya resah tidak mendapatkan kabar apapun mengenai wanitanya. Semua ketakutan, keresahan dan rasa sakit disebabkan oleh wanita ini.
"Walau kau sudah hilang, hatiku tidak akan berpaling darimu, Yizhou." 1 tetes air mata pun terjun tanpa izin Heart. Heart pun membawa lukisan kecil itu dan memeluknya erat seakan itu adalah harta karun yang amat berharga. Janjinya untuk selalu bersama dan melindungi wanita itu seperti tidak terwujud sama sekali.
Beberapa menit pun berlalu, ketukan pintu membuat Heart sadar dan buru-buru meletakkan kembali lukisan itu dan membuka pintu kamar asramanya. Terlihat Clover berada di depannya. Rahangnya yang semula lemas menjadi menegang dan sorotan matanya berubah menjadi tajam.
"Cepet juga lu ambil suatu keputusan," Heart pun mempersilakan Clover masuk. Clover pun melihat ruang tamu itu dengan datar. Heart pun memberikannya segelas air dan duduk di sebrang Clover.
Clover pun menangkap 1 lukisan yang menarik perhatiannya. Itu adalah lukisan seorang wanita. Clover cukup terkejut jika temannya yang biasa dikenal suka mempermainkan wanita memiliki lukisan seorang wanita. Walau sudah cukup pudar warnanya masih terpancar kecantikan wanita itu. Clover pun mengambil lukisan itu dan menelitinya baik-baik.
"Aku tidak menyangka kau menyimpan foto wanita," Clover pun mengembalikan lukisan itu dan duduk di sebrang Heart. Ia menyandarkan punggungnya dan mengangkat 1 kakinya dan menutup matanya sembari memikirkan kata-kata yang akan dikeluarkan.
"Aku kesini karena 2 hal. Pertama karena soal pilihan dan soal wanita," Heart yang mendengar itu hanya diam sembari menunggu perkataan selanjutnya yang akan dikeluar oleh temannya itu.
"Kau benar. Jika aku mempertahankan ego ku kota ini akan hancur. Jadi aku setuju dengan keputusan Jey untuk meminta bantuan kota lain," Clover pun menurunkan 1 kakinya yang terangkat itu dan menatap serius kepada Heart yang sedang menatapnya tajam.
"Lantas kau kesini karena 2 hal bukan? Hal pertama sudah kau katakan. Sekarang, apalagi yang kau ingin katakan?" Tanya Heart begitu tajam dan ketus.
"Aku rindu dengannya," Clover kembali mengatakan suatu kalimat yang membuat Heart tidak bisa berkata apa-apa. Ia kesal mengapa temannya tidak langsung mengatakan apa tujuannya.
"Kau merindukan siapa?" Tanya Heart
"Dia,"
"Dia siapa, Clover?!"
"Aeri,"
Emosi yang awalnya memuncak pun turun drastis begitu saja. Teringat kembali tentang wanita yang selama ini ia cintai. Wanita itu pernah mengatakan jika ia memiliki teman bernama Aeri, Karin dan Winter.
"Bagaimana kau bertemu dengannya?" Tanya Heart menyelidik temannya yang 1 ini. Walau terkadang mereka seperti Tom and Jerry, mereka juga adalah teman yang bisa saling memberikan sandaran antara 1 sama lain. Jika salah satu teman sedang terpuruk, tidak segan-segan mereka akan memberikan sandaran mereka untuk bercerita dan meluapkan seluruh kesedihan dan kemarahan mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/341358611-288-k461302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AI
FantasyKisah mengenai suatu kota bernama Overheims yang dijaga oleh para agen yang amat terampil di bidang teknologi.