14. Aelivory

19 2 0
                                    

Masa depan terkadang menjadi sesuatu yang bahagia tapi terkadang menjadi sesuatu yang membuat seseorang berharap lebih. Terkadang ekspektasi juga menjadi salah satu faktor utamanya membuat masa depan menjadi seseorang berharap lebih. Hal itu terjadi pada Diamond, Spade dan Heart mereka sudah sampai disuatu kota bernama Aelivory.

"Okey, ini kota terakhir bertingkah sebaik mungkin, okey?" Diamond menginstruksikan sembari mengacungkan telunjuknya didepan wajah kedua temannya yang sudah terlihat lelah dan kusut.

"Baiklah.." Mereka berdua menjawab secara bersamaan, mereka bertiga segera masuk kedalam bangunan pemerintahan berwarna putih. Diamond segera mencari penjaga yang ada disana untuk menanyakan dimana pemimpin kota Aelivory berada.

"Ada perlu apa kalian disini?" Lagi-lagi mereka disambut dengan tidak baik. Sambutan dingin dan ketus sudah terulang berkali-kali hari ini.

"Kami mencari pemimpin kota ini. Bisakah kau mengantar kami menghadapnya?" tanya Heart berusaha ramah kepada prai paruh baya yang terlihat sekitar 50 tahun.

"Kalian sudah membuat janji?" Pertanyaan keramat bagi mereka bertiga kembali terlontarkan. Rasanya mereka sudah menyerah jika mendengar pertanyaan keramat itu.

"K-kami belum membuat janji karena kami memiliki urusan mendadak!" Tegasan itu hanya mendapat helaan nafas kasar pria paruh baya itu. Aduh! Pasti tidak diterima lagi! pikir mereka.

"Maaf kalian tidak bisa bertemu pemimpin kota ini." Benar kan apa perkiraan mereka! Astaga mereka harus mencari bantuan kemana lagi?

"K-kami mohon! Kota Overheims sedang darurat!" Spade akhirnya turun tangan untuk memohon yang kesekian kalinya. Pria paruh baya itupun membuang mukanya dan menjauh darinya.

"Hei Panglima Cakra! Bersikaplah sopan pada teman-temanku!" Suara berat itupun menyapa gendang telinga ketiga orang itu. Diamond pun menoleh dan terkejut akan kehadiran Clover yang tiba-tiba.

"S-Siapa kau?! tahu darimana nama saya!" Teriak pria paruh baya itu seperti ingin mengusir Clover yang baru saja datang. Astaga! apa Clover akan membuat keributan? dan menggagalkan rencana mereka untuk meminta bantuan kota lain?

"Kau ingat Nama Marcell Gardigan? Putra dari pemimpin kota Aelivory?" tanya Clover memastikan kepada sang panglima. Panglima itu seketika berwajah pucat, ingatan tentang 10 tahun lalu terputar kembali disaat ia berencana jahat dengan putra dari pemimpin kota.

"A-Ada apa? Mengapa kau menjadi mengaitkan hal ini dengan putra pemimpin kota?" Pria itupun menaikkan dagunya yang tidak lancip. Clover tersenyum miring dan mendekati panglima itu seraya mengangkat salah satu alisnya dan menepuk pundak panglima itu.

"Itu gw sialan! Beraninya dulu lu nuduh gw macem-macem!" Nada bicaranya berubah menajam. Genggaman tangan yang berada di bahu panglima Cakra semakin mengerat kala rahang tegas milik Clover menegang.

"Ak-aku tidak percaya jika kau adalah Marcell Gardigan!" Seru panglima itu membuat ketiga temannya menjadi bingung. Apa yang sebenarnya Clover sedang lakukan? Mengapa nama Mark Gardigan terucap jelas dimulut panglima Cakra?

"Kau ingat jika Mark Gardigan memiliki kunci rahasia ruangan penyimpanan pedang dan bahan vulkanik? Kalau tidak salah passwordnya adalah tanggal lahirku, yaitu 020399."  Mata sipit pria paruh baya itupun terbuka lebar begitupun dengan mulutnya yang terbuka sehingga menampilkan giginya yang masih tersusun rapi.

"Clov? Lu gapapa kan?" tanya Diamond.

"Iya gw gapapa," jawab Clover.

"Lu tadi ngomong apaan sampe panglima itu melotot ke arahmu?" Telunjuk Heart pun tertuju kearah Cakra.

"Gw tadi cuman ngancem doang-" Perkataan Clover terjeda dikarenakan tiba-tiba Spade menyerocos begitu cepat.

"Clover!!! Kau-kenapa kau mengancamnya?! Astaga kita udah susah payah buat melas ke panglima itu tapi kau justru mengancamnya! Astaga!" Spade berteriak tepat didepan wajah Clover yang kebingungan. Kepala Clover pun menjadi miring dan salah satu alisnya terangkat lagi.

AITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang