12. They're Comeback?

22 3 0
                                    

Seperti biasa, seorang pria berbadan kekar sedang duduk santai dengan pikirannya yang berkelana kemana-mana. Jiwanya berubah menjadi seseorang yang kesepian dan sedang membutuhkan sosok cahaya yang mampu menghangatkan jiwanya dan mengisi kekosongannya

Sampai ia pun tertidur dikarenakan kantuk tiba-tiba menghampiri dirinya.

Didalam mimpinya itu, ia sedang berada didalam suatu ruangan berwarna hitam yang gelap dan kosong. Persis seperti Chaos, tempat dimana kekacauan berada. Namun disini tidak ada kekacauan sama sekali hanya kosong yang memenuhi ruangan itu.

"Selamat datang kembali, yang mulia." Suara misterius pun muncul dibalik gelapnya ruangan itu. Hiperion merasa dirinya amat terancam, cahaya yang ada didalam tubuhnya bahkan sampai tidak berani bercahaya.

"S-SIAPA KAU?!" Hiperion berteriak dan bertanya. Namun tak ada jawaban dari pertanyaannya itu. Sosok misterius itu tidak ingin identitasnya terbongkar. Sehingga sosok misterius itu hanyalah tertawa licik.

"KAU.. tidak perlu tahu aku siapa. Tapi aku ingin membantumu untuk membuat para rakyatmu kembali!" Tawaran itu seperti menyihir Hiperion. Rakyatnya dapat kembali? Tapi dengan cara apa? Hingga detik inipun Hiperion masih tidak bisa mempercayai sosok tanpa identitas itu.

"Caranya adalah, bawa keenam batu legendaris itu, dan buktikanlah jika kota Elysian sudah aman untuk ditempati! Sebagai gantinya kota Elysian akan tetap berada didalam void. Bagaimana? kau menginginkannya?" Tawaran itu begitu menggoda. Namun ia kembali teringat akan ketidakpercayaannya terhadap makhluk tanpa sosok itu.

"Bagaimana aku bisa percaya denganmu?" Hiperion bertanya dengan nada begitu meremehkan.

"Percaya saja padaku, karena ini perintah atas nama Anubis!" Sosok bersuara parau dan berat itu membuat Hiperion semakin bingung dan tak percaya terhadap sosok misterius itu. Mengapa ia membawa nama Anubis? Ada apa sebenarnya dengan Anubis? Sehingga memerintah bawahannya untuk merayu Hiperion.

"Anubis? Kau pasti bawahannya Anubis bukan?" tanya Hiperion.

"Bisa dibilang begitu. Tapi dengarkanlah aku! kali ini saja! aku mohon!" Makhluk misterius itupun memohon dengan nada sedikit memaksa. Hiperion tersenyum miring, masih belum percaya dengan perintah makhluk itu.

"Aku tidak akan percaya! Jika perintah ini tidak disampaikan langsungoleh Anubis, aku tidak akan percaya!" Hiperion pun semakin menantang makhluk itu. Makhluk itupun tertawa kecil, tawa yang amat mencurigakan. Bahkan dapat membuat Hiperion semakin merasa terancam.

"Jika kau tidak percaya denganku, kau akan menyesal, yang mulia Raja!" Makhluk itupun berkata dengan nada tinggi. Hiperion kembali bingung, hingga ia sampai di titik, mungkin ia bisa sedikit percaya dengan makhluk itu.

"Baiklah! baiklah! Aku akan percaya denganmu jika kau masih memaksa!" Pertahanan Hiperion pun akhirnya runtuh. Keinginannya untuk mengembalikan rakyatnya sangatlah tinggi, tidak dipungkiri seberapa tinggi harapannya itu agar para rakyatnya dapat kembali.

"Baiklah, kali ini kau hanya perlu membawa keenam batu itu untuk menunjukkan dan membuktikan jika kota Elysian akan dilindungi oleh keenam batu legendaris ini. Percayalah padaku kau akan berhasil kali ini, kawan." Makhluk itu berkata seperti sok akrab dengan Hiperion. Ia sengaja memanggilnya kawan untuk menggoda Hiperion yang mungkin kesal dan hanya bisa percaya dengannya mungkin.. sedikit?

"Baiklah! aku akan menjalani perintahmu. Tapi bagaimana aku kembali dari ruangan hitam ini? Aku.. merasa tak nyaman." Keluhan akhirnya terceplos dari mulut Hiperion. Ia kali ini jujur dengan dirinya yang sangatlah tidak nyaman dengan ruangan gelap dan kosong ini. Wajar saja ia adalah dewa cahaya dan paling benci akan kegelapan.

AITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang