FLY☆40

523 101 14
                                    

PERHATIAN!

AKUN INI ADALAH AKUN YAOI.

TENTU SAJA ISI SEMUA FF NYA AKAN DI PENUHI OLEH HUBUNGAN SESAMA JENIS.

DI LARANG ME-REPORT , APALAGI ME-REPOST .

SANGAT DI LARANG UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN PLAGIARISM.

JIKA MERASA TIDAK SESUAI DENGAN KEMAUAN ANDA ,CUKUP TUTUP SAJA WORK INI DAN JANGAN DI BACA.

DI HARAPKAN UNTUK KERJASAMA DAN PARTISIPASI NYA.

SEKIAN.

TERIMA KASIH.

.

.

SELAMAT MEMBACA

.................................................................

Tubuh mungil Baekhyun nyatanya tetap berguna saat ada yang membutuhkan tenaganya.

Ia tetaplah laki laki yang bisa bekerja serabutan yang tubuh mungilnya bisa diandalkan.

Jaejoong itu tidak terlalu berat ,tubuhnya bisa di katakan kecil sehingga Baekhyun yang kini sedang menggendong Jaejoong di punggungnya tidak terlalu kesulitan.

Walau itu langkah perlahan,namun pasti untuk terus mengupayakan agar bisa sampai klinik sebisa yang langkah kecilnya itu mampu.

Keringat nya bercucuran dari atas kepala membasahi dahinya lalu turun ke wajahnya.

Teriknya matahari tidak membuatnya jera untuk menolong ibu mertuanya yang sudah tidak sadarkan diri.

Chanwoo dan Jisung menjaga dari sisi kanan dan kiri selama perjalanan.Raut wajah mereka basah oleh air mata juga khawatir yang luar biasa karena melihat ibu mereka seperti saat ini.

Baekhyun berhasil sampai di depan pintu klinik desa dan berteriak kepada siapa saja yang berada di sana agar membantunya.

"Tolong bantu kami,uri eomma sedang tidak sadarkan diri. Kami mohon bantuannya"

Mendengar teriakan Baekhyun, dua orang yang bertugas di sana langsung saja keluar dan melihat keadaan Jaejoong yang sudah di rebahkan Baekhyun di lantai dengan kepala Jaejoong yang Baekhyun simpan di paha nya agar lebih nyaman dan sedikit tinggi dari lantai letaknya.

"Nyonya Park?ada apa lagi denganmu?"

Ucap salah seorang petugas medisnya.

"Uri eomma terbatuk dan mengeluarkan darah dari mulut lalu tak sadarkan diri begitu saja"

"Baik. Akan kami bawa masuk dan tindak lanjuti. Harap menunggu"

Ucap keduanya yang segera membawa Jaejoong ke atas brankar dan masuk ke dalam ruang periksa dan tindakan,sedang Baekhyun ,Chanwoo dan Jisung hanya sebatas pelataran lantai depan klinik,tidak di izinkan untuk ikut masuk.

Baekhyun segera merangkul kedua adik iparnya yang masih tersedu sedu,menutup wajah mereka yang kacau dan tak ingin di lihat jika mereka sangat bersedih juga khawatir pada lelaki yang melahirkan mereka.

"Chanwoo-ya,Jisung-ya. Boleh menangis,itu akan membantu agar dada kalian tidak terlalu penuh sesak lagi"

"Hyungnim. Eomma akan baik baik saja bukan?aku masih butuh eomma"

Ucap Jisung tersedu sedu saat mengucapkannya.

"Tentu. Berdoa ya. Semoga uri eomma lekas sadar dan segera pulih"

Jisung memeluk erat Baekhyun dan ketiganya masih berpelukan erat ketika salah satu petugas datang menghampiri ketiganya.

"Eomma kalian sudah di beri penanganan ya. Jangan khawatir. Ia akan segera sadar ketika tubuhnya siap"

"Uri eomma ,ia sakit apa?"

Tanya Chanwoo pada petugas tersebut.

"Appa kalian akan menjelaskan nya ya. Karena appa kalian ,tuan Park sudah pernah menemui dokter dan di beritahukan tentang apa yang di idap oleh nyonya Park,eomma kalian"

"Appa tidak pernah mengatakan apapun tentang sakitnya eomma"

Jawab Chanwoo dengan suara sendu.

"Kalau begitu ,mungkin kalian bisa mengajak appa kalian bicara dengan perlahan nanti,siapa tau ia akan memberitahu kalian"

"Tidak bisakah ,anda yang memberitahu kami?"

Tanya Jisung dengan raut memohonnya.

"Maafkan adik kecil. Saya tidak berwenang untuk itu"

Baekhyun kembali memeluk Chanwoo dan Jisung lalu berterima kasih pada petugas tadi dan mengajak keduanya untuk makan siang terlebih dahulu karena memang ketiganya tadi belum sempat makan siang.

"Ayo kita makan siang dulu"

Ajak Baekhyun kepada keduanya yang memang sangat patuh pada Baekhyun saat mengatakan apapun karena kedua adik Chanyeol tersebut memang anak lelaki yang baik .

Baekhyun membawa Chanwoo dan Jisung pada kedai makan terdekat , dimana tempat itu lumayan terisi dengan buruh yang sedang makan siang.

Ketiganya langsung mencari kursi kosong ,kebetulan saja ada,dan mulai memesan untuk ketiganya makanan.

Baekhyun begitu bertanggung jawab mengurusi kedua adik dari suaminya itu ,tanpa pamrih ,hanya ketulusan yang terpancar di raut wajahnya tanpa berniat apapun juga.

"Oppa. Kau disini?"

Sapa Karina yang baru menyadari jika sejak tadi Baekhyun berada di sana juga namun ia tak memperhatikan karena sedang berbincang dengan beberapa orang yang berada satu meja dengannya.

Karina berjalan menghampiri Baekhyun . Wajahnya begitu gembira bertemu Baekhyun di sana,entah mengapa Baekhyun tidak pernah menyadari hal tersebut saat bersama karina.

Bahwa perempuan itu seperti menaruh perhatian lebih padanya ,bukan hanya sekedar seorang kenalan.

Ada keistimewaan tersendiri setiap kali Karina berada di dekat Baekhyun,karena aura Baekhyun yang memang menyenangkan juga baik hati dan ramah bila bertemu orang baru,nada bicara Baekhyun juga selalu sopan dan tak pernah tidak tersenyum.

"Oppa,makanlah yang banyak. Aku sudah berbicara pada pemilik kedai,bahwa meja mu akan aku atasi,jadi jangan khawatir"

Baekhyun langsung berdiri dari duduk nya lalu merunduk hormat dan mengatakan.

"Karina-ssi. Terima kasih banyak,tapi ini sungguh tidak nyaman karena kami bertiga,bukan hanya aku sendiri yang kau bayari. Jadi izinkan aku untuk menolak nya . Biarkan aku membayar tagihannya . Mungkin di lain waktu kau bisa membayariku"

"Minum kopi?"

Tanya Karina dengan riang

"Mungkin begitu"

"Baiklah. Kopi di lain waktu"

"Ne"

Jawab Baekhyun hingga membuat Karina tersipu lalu merunduk untuk satu detik dan menatap Baekhyun kembali.

"Aku kembali ke gudang dulu,oppa. Sampai jumpa lagi"

"Ne. Sampai jumpa"

Dan akhirnya Baekhyun duduk dengan tenang ,menunggu pesanan makan siang ketiganya datang dan sedikit tertawa ketika Jisung dengan polos bertanya.

"Hyungnim. Wanita itu seperti salah tingkah padahal hanya berbicara padamu"

230516

-tbc-

[29]FLUFFY 《CHANBAEK,MPREG》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang