••
•
Junkyu terbangun dari tidurnya lalu menatap sekitarnya. Lehernya sedikit sakit karena ia tertidur dengan duduk. Tangannya masih menggenggam tangan Haruto yang diinfus itu.
"Gantengnya aku...cepet bangun ya..." Gumam Junkyu sambil menatap sendu Haruto. Jujur saja, Junkyu tidak sanggup melihat wajah Haruto yang pucat apalagi dipasangi dengan alat-alat mengerikan rumah sakit.
Junkyu mengecup sekilas kening dan pipi Haruto. Dapat Junkyu rasakan, tubuh Haruto sangat dingin. Junkyu kemudian berdiri dan beranjak ke kamar mandi yang tersedia di kamar rawat Haruto.
Saat dikamar mandi, Junkyu hanya diam saja. Tujuannya kesana hanya untuk menenangkan pikiran daripada melihat sosok kembarannya yang terbaring lemah di kasur jelek itu.
Tiba-tiba saja, ada semacam benda kecil dari langit-langit kamar mandi jatuh mengenai kepala Junkyu.
"Astaga!"
"Ck, ngerusak momen galau aja ni ah. Tapi...kok gak sakit ya?" Gumam Junkyu.
"Bodo ah. Kek orang gila gue disini." Setelah mengucapkan itu, Junkyu keluar dari kamar mandi dan duduk kembali di sebelah Haruto. Ia tak ingin meninggalkan Haruto berlama-lama, tapi ia juga tak kuasa melihat kembarannya ini sekarang.
Junkyu asik berceloteh banyak kepada Haruto. Tujuannya hanya untuk mengajak Haruto mengobrol, hanya saja bedanya Haruto tak merespon. Junkyu tetap berceloteh hingga terdengar suara mesin EKG yang sangat ditakuti oleh Junkyu.
TITTT! TITTT!
Junkyu lantas berhenti mengoceh dan menatap panik wajah Haruto. Tubuh Haruto kejang-kejang secara tiba-tiba, Junkyu sangat panik. Dia kemudian memencet tombol diatas kasur Haruto untuk meminta pertolongan dokter segera.
Tak lama dokter dan dua perawat datang ke ruangan Junkyu. Dokter itu sudah melihat wajah Junkyu yang berlinang air mata serta kepanikan yang luar biasa.
"Bagaimana Haruto bisa kejang-kejang begini!?" Ucap dokter itu.
"Hiks, aku tidak tau! Cepat, tolong selamatkan Haruto, dok..." Mohon Junkyu. Suaranya sangat pilu didengar.
"Baik...kami akan berusaha semaksimal mungkin. Tuan jangan khawatir, mohon tabah dan berdoa sebelum yang terbaik untuk pasien. Tolong tunggu diluar." Ucap dokter itu. Junkyu diseret keluar oleh dua perawat itu. Tangis Junkyu semakin pecah saat ia melihat Haruto yang kejang-kejang disana.
Sudah dua jam Junkyu menunggu di depan ruang unit Haruto. Ia terus merapalkan doa yang terbaik untuk kesembuhan Haruto yang sedang berjuang disana. "Ya tuhan...tolong selamatkan Haruto...aku tidak mau ditinggal olehnya..." Ucap Junkyu. Tapi, takdir berkata lain.
TITTTTT
Suara mesin EKG dari ruang Haruto yang suaranya sangat nyaring dan berbunyi lurus. Darah Junkyu serasa berhenti mengalir saat mendengar suara mesin EKG itu. Tangisnya kembali turun, ia berdiri lalu menggedor-gedor brutal pintu ruang unit Haruto.
"DOKTER! DOKTER!! HARUTO!!" Pekik Junkyu. Ia tak peduli dengan pasien-pasien lain yang sedang beristirahat.
Dokter yang tadi menangani Haruto pun keluar dengan wajah sendu dan sedikit pucat. Junkyu segera meremat jubah putih dokter itu.
"Dokter, Haruto...g-gimana keadaannya!? Haruto dia pasti baik-baik aja kan?!" Tanya Junkyu. Dokter itu menunduk lemah lalu menggeleng pelan.
"Maaf...tapi sepertinya, tuhan terlalu sayang padanya. Haruto....dia sudah meninggal."
Tangis Junkyu pecah saat itu juga. Jantungnya serasa berhenti berdetak saat mendengar jawaban dokter itu. Hatinya seperti ditusuk ribuan-tidak, jutaan pisau.
"G-gak. Gak. Gak mungkin! Gak mungkin!"
"Maafkan aku, Junkyu..."
Tubuh Junkyu meluruh ke lantai dan menangis tersedu-sedu. Ia kehilangan dunianya. Tidak, tidak mungkin Haruto kembarannya pergi kan?
"Gak...gak mungkin! Hiks...kalian bohong! Bohong! Kata kalian, kalian akan menolong dan menyelamatkan Haruto! Kata kalian, Haruto akan baik-baik saja, tapi apa ini!?" Pekik Junkyu dengan isakan yang memilukan untuk di dengar.
"Junkyu...bangun..."
****
"HARUTO!" Junkyu memekik. Keringat dingin bercucuran di tubuhnya. Badannya gemetar hebat saat terbangun dari mimpi itu.
Junkyu menatap Haruto yang masih terlelap dengan suara mesin EKG yang masih normal, menandakan kembarannya itu masih hidup.
"Hah...bikin kaget aja lo, EKG!" Ucap Junkyu menimpuk EKG itu.
"Haruto, lo kalo gak bangun-bangun...gue santet online lo, sumpah." Gumam Junkyu kesal. Junkyu melihat ke arah jam dinding disana yang sudah menunjukkan pukul 07.15 pagi. Untung saja dia tidak bersekolah.
"Haruto... beberapa bulan lagi kita kelulusan, Ru. Masa pas kelulusan besok gue gak sama lo?" Ujar Junkyu. Air matanya menetes.
"Gue kangen senyum lo...gue kangen jahilan lo..." Lanjut Junkyu sambil menggenggam tangan Haruto.
Tiba-tiba...
"Haruto....?? Haruto lo-!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA CUMA KEMBARAN || HARUKYU STORY
FanfictionKita Cuma Kembaran. Kita? Cuma Kembaran? 2 kalimat yang berbeda ya bund. #harukyu #bxb •Haruto: Dom •Junkyu: Sub ⚠️ 🔞 (Kata-kata non baku/kasar, seks, keroyokan, dll) Perhatian! Kalau anda belum cukup umur, tidak suka dengan ceritanya, atau semaca...