Mengatur nafas, seraya melayangkan serangan pada pria di depannya. Ya, beberapa waktu berlalu, Amanda masih berduel dengan pembunuh bayaran bernana Nick itu. Jujur saja, Amanda sudah cukup muak dan kesal. Ini sangat membuang waktu baginya.
"Kau pikir kau hebat?" Sarkas Nick, menatap Amanda tajam seraya menarik seringai di bibir.
"Tentu, bahkan jauh lebih hebat dari pria jelek sepertimu!" Amanda tak kalah sinis, senyumannya bahkan melebar. Itu senyuman mengintimidasi.
"Cih! Akan ku buat mulutmu menelan semua cairanku setelah ku buat kau berlutut di kakiku." Nick tak terima, Amanda lagi-lagi menghinanya.
"Weekhh! Itu menjijikan." Amanda bersama ekspresi wajah ingin muntah.
Di mana seperdetik itu, keduanya kembali melayangkan serangan. Amanda masih bertahan, menyisahkan beberapa amunisi di pistolnya. Menunggu pria di depannya kehabisan peluru lebih dulu.
"Woah!" Bertepuk tangan, tertawa saat waktu yang ia tunggu tiba. "Apa?" Sarkasnya, saat Nick menatapnya lebih tajam. Namun Amanda dengan cepat menghindar, Nick menggunakan pisau saat amunisinya benar-benar habis.
"Jalang sialan!"
"Singkirkan pisau sialanmu! Perawatan wajah dan tubuhku sangat mahal di salon!" Omelnya, kesal saat pisau Nick hampir saja menggores wajah dan lengannya.
"Tutup mulutmu jalang!"
"Akh! Sakit!" Bentaknya, Amanda kesal. Nick mengunci pergerakannya. "Aroma mu sangat tidak enak, minggir!" Meremas wajah Nick dari arah belakang. Menekan kukunya di kulit pria itu, mengangkat tubuh Nick ke atas punggungnya, lalu Amanda lemparkan pria itu ke atas lantai. "Hoiih! Aku benar-benar marah sekarang!" Teriaknya, mengarahkan pistolnya.
Dua tembakan Amanda layangkan, namun Nick berhasil menghindar.
Dan dengan cepat, Nick berhasil melayangkan pisau hingga menusuk satu kaki Amanda yang hendak menendangnya. Mencabutnya, lalu kembali ia tusukan pada kaki Amanda yang masih sama.
"Sialan!" Menginjak tubuh Nick dengan satu kaki lainnya, menendang wajah pria itu setelahnya.
Namun Nick melakukan tindakan lain, menahan satu kaki Amanda membuat wanita cantik itu jatuh ke lantai.
"Ngkh!" Memukul lengan milik Nick, mencoba membebaskan lehernya dari cekikan pria itu.
"Apa? Dengan begini kau baru bisa diam! Jalang sialan!" Nick berucap dingin, menggertakan giginya dengan kuat, menatap tajam pada Amanda.
Hingga beberapa detik setelahnya, Nick melepas cekikannya. Saat akan Amanda hampir hilang kesadaran, mencabut pisaunya dari kaki Amanda dengan kasar setelahnya, seraya tertawa melihat Amanda bergerak lemah di bawahnya. Ya! Saat ini Nick duduk di atas perut wanita cantik itu. "Kau tau? Menikmati tubuh mayat adalah hal luar biasa." Desahnya berat, menjilati bibirnya sendiri seraya mengusap wajah Amanda dengan pisau di tangannya.
Ya, Nick adalah seorang Necrophilia.
Seseorang yang memiliki penyimpangan dalam hal satu ini, di mana Nick memiliki hasrat tersendiri untuk melakukan hal tersebut dengan mayat.Nick menoleh ke arah Lewis, di mana pria paruh baya itu masih terpejam.
Katakan saja jika Lewis bukan apa-apa jika tanpa bodyguard dan orang-orang yang ia bayar, seperti pembunuh bayaran dan pasukan yang ia bayar dari beberapa organisasi mafia. Bisa di bilang, jika Lewis tidak terlalu ahli dalam hal bertarung secara langsung. Ia hanya memiliki banyak ide dan rencana gila di kepalanya, dan selalu melancarkannya dengan memanfaatkan orang-orang bayarannya. Lewis hanya cukup menang dalam hal uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT IN YOU || MiuKana (END) ✓
FanfictionSemua isi di dalam kisah adalah sebuah karya fiksi. Selamat membaca ❤️