SPECIAL CHAPTER - FINAL

892 83 18
                                    

Hai ❤️
Jangan lupa Vote setelah membaca ❤️

Bagian ini aku Up ulang dengan lembar baru, karena sebelumnya ada beberapa pembacaku yang tidak bisa membuka halamannya atau mengalami kendala lainnya, jadi lembar sebelumnya terpaksa aku hapus dan aku up di lembar baru ini.

Untuk Phi Phi kesayanganku yang sudah membaca dan memberi Vote di lembar sebelumnya-- terima kasih banyak sayang ❤️ terima kasih karena sudah menghargai karya sederhanaku untuk menghibur kalian.

Dan maaf karena aku terpaksa harus up di lembar baru lagi-- semoga tidak ada eror atau semacamnya lagi. Tapi jika masih ada gangguan terkait sistem aplikasinya, maka sepertinya aku harus menghela nafas panjang.

Umm... jika masih ada yang tidak mendapat pembaruan ketika aku Update, maka aku sarankan untuk coba memeriksa aplikasinya apakah meminta pembaruan atau tidak.

Terima kasih.

.
.
.

Selamat membaca ❤️

.
.
.

Miu mengerutkan ke dua alisnya, mengerjapkan mata saat ia merasakan sesuatu di tubuhnya.

"Phi Miu."

Suara lembut nan hangat itu, membuat Miu membuka kedua matanya dengan sempurna.

"Phi Miu, syukurlah." Kana menarik kedua sudut bibirnya ke bawah, seakan ia bersiap menangis detik itu juga.

Ahh, Kana hanya terlalu sensitif— ia bahkan sangat mencemaskan Miu. Melihat pria itu membuka mata kembali, membuatnya seperti terlepas dari rasa ketakutan.

"Mengapa kamu menangis?"

Si manis menundukan wajahnya, melepas isak tangis yang tak mampu ia tahan. Di mana hal tersebut, membuat Miu berusaha mendudukan tubuh— yang lalu meraih tubuh anak itu untuk ia peluk.

"Sstt... Ada apa denganmu?" Miu cukup terkejut.

Ayolah! Miu mendapati Kana seperti itu saat ia baru saja membuka kedua matanya.

"Apa kamu merasakan sakit? Di mana? Beritahu aku, maaf— aku tertidur dan tidak menjagamu beberapa waktu lalu." Ucap Miu kembali, dengan suara serak khas bangun tidurnya.

Kana menggeleng di dalam pelukan, seraya meremas kuat piyama di dada Miu.

"Kana?"

"Aku takut Phi meninggalkanku— Hikss! Phi sangat pucat, Phi terpejam begitu lama, Phi-"

"Sstt..." Miu merenggangkan pelukannya sejenak, meraih kedua pipi Kana dan menatap mata anak itu— menangkap satu hal dari kalimat Kana barusan. "Hei, lihat aku, semua baik-baik saja. Apa kamu berpikir aku akan mati hanya karena-"

"Jangan katakan hal seperti itu!" Kana refleks memukul dada bidang Miu, bersama tangisannya yang justru semakin menjadi. Membuat Miu menghela nafas dan berusaha menenangkan anak manis itu.

"Kana, aku baik-baik saja."

Si manis masih menangis, hingga akhirnya Miu kembali membawa anak itu ke dalam pelukannya.

"Sstt... Maaf naa, aku tidak akan mengatakan hal semacam itu lagi. Jangan memikirkan hal omong kosong, aku hanya sedang beristirahat, dan maaf karena sudah membuatmu cemas." Lembutnya, seraya mengusap punggung remaja di dalam pelukannya.

Namun, Miu menoleh ke arah nakas di sisi ranjangnya, mendapati beberapa obat yang sudah ada di sana— pasti Kana benar-benar sudah memanggil Dokter Ohm.

PERFECT IN YOU || MiuKana (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang