CHAPTER 26 - ARRANGEMENT

2.3K 264 20
                                    

Menarik smirk di bibir, Lewis tertawa setelahnya usai Miu mengakhiri panggilan di sebrang sana.

"Dia tidak tau apapun rupanya."

William terdiam atas kalimat dingin tuannya barusan.

"Seret jalang kecil itu ke kaki ku, dan mari kita buat pesta ini lebih menyenangkan." Ucap Lewis seraya memutar gelas wine di tangan.

5 pria lainnya mengulas senyum bengis, mengangguk atas perintah tersebut.

Mereka adalah 5 pembunuh bayaran yang Lewis bayar.

Lewis memiliki rencananya sendiri, ia tau jika Miu tidaklah mudah.

Apakah Lewis akan menggunakan cara seperti Gilbert?
Tidak juga, Lewis yang gila memiliki strategi yang jauh lebih baik. Namun apakah dia juga mengalahkan seorang Miu?

Ini akan menjadi pertarungan besar antara dua pria dengan sisi mereka masing-masing.

.
.
.

Sepanjang perjalanan, Miu terdiam dengan ekspresi berpikir. Terlihat serius namun juga menakutkan, terlebih aura pembunuh melekat di sana.

Yang lain terdiam seraya melirik pria itu beberapa kali, cemas. Terlebih Tae.

Ah, Miu bahkan tak melepas pandangan dari perangkat ponselnya, memantau CCTV rumah sakit yang sempat Arsen retas beberapa waktu lalu.

Miu ingin terus memastikan keselamatan Kana dan sang kakak di sana.

Meski ada beberapa sahabat yang merangkap anggota terkuatnya, Miu masih belum tenang. Entah dari mana datangnya, firasat buruk muncul sejak tadi. Terlebih ia setengah mati mencemaskan seorang Kana.

Kana?
Ya, entah kapan itu di mulai, Miu bahkan turut menyimpan dendam setelah tau apa yang Lewis lakukan kepada Kana di masa lalu.

Katakan saja jika Miu sudah benar-benar menjatuhkan hati serta batinnya ke dalam bagian anak itu. Baik sadar atau tidak, Miu hanya sangat terluka. Terlebih saat melihat Kana yang putus asa hingga memotong pergelangannya sendiri.

.

Tiba di markas utama, Miu dan lainnya bergegas, menuju ruang senjata.

Mengambil semua perlengkapan lengkap yang mereka butuhkan, malam ini Miu ingin pria sialan bernama Lewis itu membayar semuanya.

Tak lama setelahnya, mereka berkumpul di tengah ruangan, di mana Arsen menunjukan semua hal di sekitar titik lokasi yang Lewis kirim pada Miu beberapa waktu lalu.

Mereka menatap serius setiap titik dan sudut di dalam sana, membacanya dengan baik.

Sedangkan Miu?
Pria jenius itu menyapu semua sudut dan lokasi tersebut, kedua mata sayu serta otaknya bekerja dengan sangat cepat. Menciptakan strategi yang matang di dalamnya.

Ya, Arsen meretas setiap titik lokasi di sekitar bangunan Lewis. Memperjelasnya dengan skill yang ia miliki. Itu sangat sempurna! Kemampuan Arsen memang tidak pernah mengecewakan.

"Gideon, Jansen, Fluke, ambil peran kalian. Aku ingin kalian menyiapkan serangan udara di titik ini dan ini."

"Krub." Ketiganya mengangguk paham, seraya fokus pada di mana Miu menujukan titik.

"Chloe dan Perth, ambil titik kalian di bangunan ini."

Kedua penembak jitu itu mengangguk paham.

"Kalian, ambil posisi di arah jarum jam 5, Gideon yang akan memimpin."

Beberapa lainnya dengan sigap memahami.

"Glen, kau bawa mereka, aku ingin kalian meratakan kumpulan sampah di area itu. Dan jacklyn, bersiaga di arah jarum jam 9, Jackson akan mengambil tangkapan besar nya lebih dulu, setelahnya kalian masuk dan lakukan sesuai perintahku."

"Dan Tae, tetap bersamaku. Kita akan masuk ke bangunan lebih dulu sebelum mereka."

Seketika hening, seluruh pasang mata menatap pada wajah serius Miu.

"Hanya berdua?"

"Apa kau takut? Jika kau takut kau bisa mundur dan pulang untuk tidur."

Pedas dan singkat, kalimat Miu barusan membuat Tae menghela kasar nafasnya.

"Hei Miu, bukan seperti itu. Hanya saja..." Tae menahan kalimatnya, saat tatapan Miu menangkap manik matanya. "Ck! Baiklah."

Tatapan Miu kembali pada layar perangkat milik Arsen. "Dia mengundang pesta malam ini, maka kita harus membuatnya lebih ramai." Singkatnya, Miu berbalik untuk menuju penyimpanan pistol kesayangannya.

Pistol yang bahkan jarang ia gunakan.

Mereka yang melihat Miu mengambil benda itu, kini hanya bisa menelan kasar saliva.

"Dia membawa Chopper-nya" Gumam Tae, dengan helaan nafas panjang.

Chopper?
Itu nama senjata tersebut. Miu yang memberi nama.

Senjata yang hanya akan Miu gunakan untuk sesuatu yang besar dan gila dari lainnya.

Ya, jika Miu sudah bersama senjata itu, maka di pastikan hanya ada kebrutalan dan banjir darah yang akan turut setelahnya. Dan itu jauh lebih gila dari sebelum-sebelumnya.

.
.
.
To be continued

PERFECT IN YOU || MiuKana (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang