Amanda tersenyum, seraya mendengar semua yang Kana ucapkan. Anak manis itu terbawa suasana, saat ia menjawab beberapa pertanyaan yang Amanda lontarkan.
Ya, di sini Amanda berusaha membawa hati anak itu kembali nyaman seperti seharusnya, setelah apa yang menimpa Kana beberapa waktu lalu.
Kana melebarkan senyuman, dengan polos usai ia mengatakan hal terakhir yang ia ucapkan.
"Jadi kamu menyukai maldives?" Tanya Amanda, di jawab anggukan antusias oleh Kana. "Apa kau ingin ke sana?"
Kana mengangguk lagi.
Rupanya Amanda berhasil memberi rasa nyaman pada anak itu. Terbukti dari bagaimana cara Kana berkomunikasi dengannya sekarang.
Ini adalah ke sekian kalinya Miu membawa Kana untuk bertemu dengan sang kakak.
"Kana."
"Krub."
"Bisa phi bertanya satu hal lain? Dan phi ingin Kana jawab dengan jujur. Hmm... Tapi jika kamu keberatan, kamu boleh untuk tidak menjawabnya." Mengusap pucuk kepala Kana, memberikan senyuman teduhnya.
"Um." Kana mengangguk yakin, menatap Amanda polos.
"Baiklah, katakan saja ini rahasia antara kita berdua, oke?"
"Um." Mengangguk lagi.
"Kana cinta dengan phi Miu?"
"Um!" Mengangguk mantap.
"Kana tidak sakit hati dengan sikap phi Miu kepada Kana selama ini?"
Menggeleng pelan. "Tidak, Kana cinta phi Miu. Dan tidak apa jika phi Miu belum bisa melihat Kana dengan benar, karena Kana akan terus berusaha. Terlebih mengingat bagaimana phi Miu berjuang untuk menyelamatkan Kana dari pria bernama Gilbert itu. Kana yakin, phi Miu pasti peduli pada Kana, um... Meski sedikit. Hehheee... Tapi karena hal itu, Kana akan berjanji untuk tetap bertahan, dan berusaha membuat phi Miu melihat kana dengan benar." Jawabnya polos, membuat hati Amanda tersentuh.
"Bagaimana jika phi Miu menyiksamu lagi?"
Kana tersenyum cerah. "Tidak apa-apa, asalkan phi Miu tidak menyakiti orang lain lagi di luar sana."
Amanda menarik nafas dalam, mengusap pucuk kepala Kana dengan penuh kasih sayang. "Kana anak baik, phi yakin naa, Kana pasti menemukan kebahagian yang Kana inginkan suatu hari nanti."
Mengangguk, melempar senyum ceria.
Di sisi lain ruangan, Miu hanya terdiam, mengurungkan niat untuk masuk ke dalam, usai ia mendengar percakapan yang terjadi antara Kana dan sang kakak barusan.
.
.
.Pukul 2 siang...
"Hati-hati sayang." Amanda mengusap pucuk kepala Kana, di balas anggukan dan senyumam manis. "Hei Miu, jaga anak ini dengan benar." Amanda berbisik, namun seperti biasa, Miu hanya memasang wajah datar tanpa sepatah kata.
Menghela nafas panjang, usai mobil sang adik berlalu dari hadapannya. "Ku harap kau segera mencintai anak manis itu, dasar adik yang bodoh." Gumamnya.
.
.
.Sepanjang perjalanan, Miu beberapa kali melirik Kana dari spion di depannya, sepertinya banyak perkembangan yang terjadi dengan anak itu.
Ya, semenjak Amanda membantu Kana dalam hal psikis, selama itu juga Miu bisa melihat perbedaan Kana yang dulu ia kenal dengan yang sekarang.
Anak manis itu lebih sering tersenyum, terutama saat berinteraksi dengan Amanda. Di sisi lain, dari lubuk hati terdalam, Miu baru menyadari satu hal tentang Kana. Senyuman itu, senyuman polos penuh ketulusan yang rupanya mampu memberi kehangatan di hatinya, Miu sendiri beberapa kali mencoba menepis hal tersebut. Namun sia-sia, itulah kenyataan yang tak bisa ia hindari.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT IN YOU || MiuKana (END) ✓
Fiksi PenggemarSemua isi di dalam kisah adalah sebuah karya fiksi. Selamat membaca ❤️