Acara dibuat sangat meriah, membuat jiwa irit Boruto meronta memikirkan betapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk perayaan ulang tahun pernikahannya. Bicara tentang pernikahan, Sumire malah tidak terlihat antusias. Wajahnya memang cerah menandakan dirinya baik-baik saja tapi senyum bahagia itu tampak palsu. Beda hal dengan orang tuanya yang bersukacita menaruh harapan setinggi langit.
"Selamat datang ayahanda, ibunda, aku sempat cemas mendengar kabar bahwa kalian tidak bisa hadir."
"Mana mungkin itu terjadi? Kami harus tahu bagaimana meriahnya acara ini."
Tampaknya Sumire mulai bahagia dengan kehadiran dua orang yang ia yakini sebagai mertuanya. Sumire adalah putri tunggal Kerajaan Barat. Sama halnya dengan wilayah utara, wilayah barat juga tak kalah makmur dengan kepemimpinan yang baik. Sayangnya Boruto sedikit takut melihat ayah mertuanya dengan tampak kurang bersahabat kala menatapnya. Tak berhenti disitu, Boruto juga harus menjumpai para rakyatnya yang sedikit brutal saling sikut hanya untuk makanan yang jumlahnya melebihi jumlah mereka.
Beginikah wujud negeri yang makmur? Mereka seperti orang kelaparan.
...Lullaby...
Putri Mahkota Kerajaan Selatan meringkuk dengan keadaan bingung. Hampir separuh waktunya sejak ia siuman digunakan untuk menangisi apa yang terjadi pada dirinya.
Tok..tok...
"Bolehkah aku masuk."
"I-iya, tapi... sekarang siapa lagi? Siapa orang ini?"
Putri Mahkota terpaku sejenak menatap pria bermata keemasan di hadapannya. Kulitnya yang bersih begitu pucat tapi dia tidak seperti orang yang mengidap albino berdasarkan warna rambut dan matanya. Jangan lupakan penampilannya yang khas Pangeran di zaman klasik seperti yang tergambar di banyak kisah dongeng.
"Ka-kata pelayan tadi Putra Mahkota akan menemui saya. Apa anda adalah-"
"Iya."
Gawat! Bagaimana harusnya aku bersikap? Kisah dongeng klasik ada banyak versi!
"Maaf, saya tidak mengenali anda."
"Aku sudah dengar kondisimu dari para tabib. Kau kehilangan ingatanmu dan kau pasti juga melupakanku."
"Be-benar. Lebih tepatnya aku tidak mengenali siapa aku di zaman ini. Ini sangat aneh."
Drrrk...
Ia cukup terkejut dengan suara kursi yang dipindahkan ke sisi ranjangnya. Pria bermata keemasan itu kini duduk seperti menunggu dirinya bersuara kembali.
"Beritahu saya, apa posisi saya disini. Maksud saya ini sebuah kerajaan dan saya tidak tahu apapun sekarang."
"Seorang Putri Mahkota."
"Apa?!!! Sudah kuduga ini pasti mimpi!"
"Artinya kau itu istriku."
"Se-se-sejak kapan?"
"Satu tahun lalu."
Kehidupan macam apa ini?! Aku kabur dari rumah agar tidak dijodohkan dan di zaman ini aku malah bersuami!!!
Sang Putra Mahkota tidak terlalu menatapnya saat bicara. Pria ini lebih sering merendahkan kepalanya. Ini aneh, layaknya seorang suami harusnya dia menunjukkan rasa bahagia melihat istrinya telah siuman. Tapi yang didapat malah reaksi datar seakan hubungan mereka tidak baik-baik saja. Selagi menunggu Putra Mahkota bicara lagi, ia mengingat kembali dialog terakhirnya dengan para pelayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lullaby
FanfictionDeskripsi : Cover by me! Hairstyle : Mitsuki ( Alto Goldfield from Kinso no Vermiel ) Uzumaki Boruto ( Funato Ikada from Boruto Naruto Next Generation on Funato arc ) Kakei Sumire ( Kurokawa Akane from Oshi no Ko ) Uchiha Sarada ( Uchiha Izumi from...