Lullaby 10

75 10 17
                                    

Tiga hari setelah mengirim surat, pesta besar yang dinanti-nanti akan diselenggarakan hari ini. Tamu dari berbagai kalangan mulai dari bangsawan hingga rakyat biasa dipastikan hadir memenuhi undangan. Sementara itu, Boruto sudah sekitar 5 menit jarang berkedip di kamarnya.

"Apa gaun ini tak terlalu berlebihan?" Tanya Sumire pada Himawari.

"Sama sekali tidak. Apapun yang dikenakan kakak pasti terlihat indah."

"Syukurlah, aku sempat khawatir."

"Aku sendiri yang memilih tukang jahitnya. Pasti takkan mengecewakan!"

Sumire tersenyum senang. Di momen penting ini penampilan adalah poin terpenting. Tapi sepertinya Boruto tidak terlalu memikirkannya.

"Mau berapa lama lagi kakak membisu?"

"Gaun mu juga indah, Hima."

"Jangan komentari gaunku! Coba lihat bidadari di samping ku ini! Cantik, kan."

"Iya, aku menatapnya terus sampai mataku kering."

"Hah, kakak payah!"

Boruto berjalan menatap ke luar jendela. Masih banyak daerah tersembunyi yang tak pernah ia kunjungi. Tempat paling jauh yang ia jangkau hanya sampai perbatasan utara dan selatan. Sesuai penglihatannya saat itu, di selatan memang ada bangunan tinggi yang ia yakini adalah sebuah kerajaan namun setiap ia bertanya tentang bangunan di balik kabut itu, anggota keluarga selalu mengalihkan topik pembicaraan.

"Sebenarnya ada apa? Selain itu mengapa aku sangat antusias pada acara ini?" Gumamnya.

...Lullaby...

"Kabarnya pihak timur tidak bisa hadir."

"Iya, itu karena ada acara lain yang bertepatan dengan acara ini."

Putra dan Putri Mahkota hadir menuruni tangga perlahan. Orang-orang meyakini bawaan bayi dalam kandungan membuat Putri Mahkota Utara tampak lebih cantik dari biasanya. Berbalut gaun sutra ungu dengan pita dan renda hitam, pesona nya sangat menyilaukan bagi siapapun yang melihat. Putra Mahkota juga tak kalah gagah dengan pakaian berwarna senada. Entah mengapa penampilan mereka membuat opini banyak orang yang meragukan Putra Mahkota menjadi luntur.

"Salam hormat Putra dan Putri Mahkota." Riuh para hadirin menyambut kedatangan mereka. Tak lupa juga para rakyat memberi hormat pada para bangsawan sebelum diperintahkan pergi ke ruangan terpisah dan menyambut para bangsawan yang belum hadir.

Dewa, aku ingin acara ini berlangsung lancar tanpa hambatan. Batin Sumire yang sedari tadi gelisah.

Acara ini terlalu besar untuknya yang harus ekstra hati-hati melakukan apapun. Ia khawatir karena ada banyak orang yang ingin berjumpa dengannya setelah sekian lama dan juga khawatir akan keadaan kandungannya.

"Tenang saja, disini ada aku." Ucap Boruto menenangkan istrinya. Tampaknya rasa percaya diri dan antusiasme nya sedikit tergerus, terlihat dari senyumnya yang tampak konyol.

"Terima kasih. Aku janji akan menjaga diriku dengan baik."

Hanya dengan jawaban itu, rona merah berhasil muncul di kedua pipi Boruto. Penglihatannya tak salah, Sumire sangat menawan dan bercahaya.

"Salam hormat, Raja dan Ratu dari Kerajaan Selatan!"

Gema penghormatan terdengar, menarik perhatian Boruto.

"Kerajaan Selatan?" Nada bicara Boruto terdengar bersemangat namun di sampingnya, Sumire menjadi muram.

Apa yang kau pikirkan tentang selatan, suamiku? Ku harap kau sudah melupakannya.

LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang