Hari-hari di dunia asing itu hilang sekejap mata tapi tidak dengan kenangannya. Dalam gelap Boruto dan Sarada masih mengingat saat-saat indah bersama pasangan mereka, dua sosok yang entah ada atau tidak di zaman mereka. Boruto yang sudah nyaman dengan kehidupannya sebagai seorang playboy telah luluh oleh fantasi bernama Sumire sementara Sarada yang selama ini memiliki pandangan buruk pada sembarang pria telah bertekuk lutut hanya dengan kisah roman picisan yang ia jalani di dunia antah berantah itu.
Apa ini semua hanya mimpi? Dunia itu... Sumire juga? Batin Boruto.
Jika ini mimpi, mengapa hanya sekejap? Aku baru saja menemukan Pangeran impianku. Batin Sarada hendak menangis.
Ini aneh, di suasana serba hitam ini mereka mendengar suara tetesan air. Disini tidak ada apa-apa, bahkan mereka tidak tahu di sebelah mana posisi mereka.
Boruto, bisa dengar aku?
Sarada?
Kami mengkhawatirkan kalian...
Kak! Kak Boruto!!
"Hima? Aku mendengar suara adikku... dimana?
Sarada... ini sudah terlalu lama.
"Siapa itu?"
Sarada membuka mata menjumpai dirinya di kamar. Bukan di masa klasik, tapi di zamannya sendiri. Ia baru saja menamatkan novel terbaru karya penulis favoritnya. Sarada mulai beranjak hendak ke ruang keluarga, namun...
"Sarada kita sudah hampir berusia 26 tahun. Bagaimana, apa sudah ada calon?"
"Calon apa sih, kak?"
"Ah, kau jangan pura-pura tak paham, Sasuke!"
"Tentang itu, Sarada tidak pernah mengungkapkannya."
Terdengar pula suara ibu dan bibi nya juga menyambung obrolan para pria.
"Anak gadis selalu menyimpan kejutan. Setidaknya dia harus punya tipe pemuda yang dia sukai."
"Itu pun dia juga tidak pernah mengatakannya."
"Oh, kau tahu pengarang novel bernama Mikki? Dia sangat menggemarinya! Mungkin saja..."
"Istriku, ekspetasimu terlalu tinggi!"
Sarada tersenyum di balik dinding. Bibi nya berkata benar. Di dunia ini tidak ada yang sama persis dengannya kecuali pria bernama Mikki itu sendiri. Astaga, Sarada hanya mengetahui sosoknya melalui layar kaca tanpa pernah punya kesempatan untuk bertemu. Karya-karya nya yang mengandung romantisme tingkat tinggi dan penggambaran pria super baik nan tak masuk akal ala novel karya nya selalu membuat Sarada jatuh hati.
Membayangkan dirinya sebagai gadis biasa bertemu dengan Pangeran tampan dari kayangan lalu hidup bahagia selamanya. Gadis biasa itu adalah Sarada dan Pangeran adalah Mikki. Sarada suka sekali berfantasi layaknya penghayal akut yang menghindar setiap kali di hadapkan dengan para pria di kehidupan nyata. Begitulah Sarada yang lebih memilih fantasi daripada pria kebanyakan di luar sana.
"Sakura, aku punya ide! Bagaimana kalau Sarada kita jodohkan saja?"
"Wah, kak Itachi ini ada-ada saja!"
"Anak kenalanku tampan-tampan, loh! Ada satu orang yang menurutku paling tampan dan baik, namanya..."
"Anak setampan itu takkan sudi menerima anak kami yang biasa saja."
"Biasa saja apanya? Keponakanku cantik kok!"
"Hahaha... tentu saja..."
Senyum Sarada segera hilang. Obrolan ini sepertinya menjadi serius dan sensitif. Ia tahu betul orangtuanya pasti menuruti usulan paman dan bibi nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lullaby
FanfictionDeskripsi : Cover by me! Hairstyle : Mitsuki ( Alto Goldfield from Kinso no Vermiel ) Uzumaki Boruto ( Funato Ikada from Boruto Naruto Next Generation on Funato arc ) Kakei Sumire ( Kurokawa Akane from Oshi no Ko ) Uchiha Sarada ( Uchiha Izumi from...