Lullaby 20

70 9 0
                                    

"Benar juga, mengapa aku ada disini? Harusnya aku tidak pergi, kan? Apalagi mengajak si bodoh ini."

"Siapa yang kau sebut bodoh?! Dasar orang gila!!!"

Percakapan ini berlangsung setelah membuka mata kesekian kalinya. Tidak ada orang yang bernama Mitsuki ata Sumire. Hanya ada mereka berdua, terdampar di lahan yang sama. Mereka lupa jalan pulang. Satu-satunya yang bisa dilakukan hanya duduk serampangan sambil mengejek. Entah orang-orang asing itu apakah datang menjemput atau tidak. Yang jelas, pikiran para manusia modern ini terasa lebih ringan dari sebelumnya.

"Tapi sungguh aku menyukai Sumire. Mengapa istri orang sangat menarik, ya?"

"Jangan ngawur. Di dunia ini kau adalah pangerannya."

"Lalu kau jatuh cinta pada suami orang. Sangat menarik."

"Kau mau ku hajar, hah?!!!"

"Apakah benar semua ini fana? Sayang sekali kalau begitu."

Sarada membenarkan posisi duduknya. Menunduk dalam merenungi hari-hari membingungkan selama disini.

"Mitsuki itu... Aku baru sadar entah mengapa dia seperti tipe idealku yang sulit dicari."

"Seleramu memang tak main-main, ya?"

"Sulit mengungkapkan tapi semakin ku lihat dirinya, dia tampak familiar."

"Mulai menghayal."

"Tidak... Entahlah..."

Sarada menunduk dalam memainkan kuku-kuku jari indah terpoles. Lama sekali menjeda percakapan sampai akhirnya dia menangis sesenggukan.

"Oy...oy... Mengapa pula kau menangis?"

"Hiks...hiks... Aku ingin pulang...hiks...

"Lalu bergelayut manja di lengan Mitsuki?"

"Diam!!!! Mengapa kau suka sekali mengejekku?!!!!"

"Hmm... Ngomong-ngomong mengapa kita ada disini?"

Boruto mendapat jawaban hampa. Suasana tenang kembali. Setelah berbagai kebingungan menyapa, tak ada lagi yang ingin bersuara. Masing-masing sibuk mengingat hal-hal baik selama disini.

"Boruto, maaf ya kami terlalu lama pergi."

Eh? Sumire?  Batin Boruto sembari menengadahkan kepala.

Entah darimana dua orang ini tadinya pergi. Boruto dan Sarada hanya bisa takjub dengan pasangan masing-masing. Segala prasangka dan kekhawatiran sirna begitu saja seakan semua tampak normal.

"Jangan menangis ya, aku takkan meninggalkanmu." Ucap Mitsuki menghapus jejak air mata di wajah Sarada.

"Hiks...hiks.. S-siapa yang menangis?"

Anggap saja Sarada tidak menangis, melainkan Boruto yang menangis sambil sambil berjalan berusaha memeluk Sumire yang berjalan menuntunnya pulang.

"Huwaaaa.... Tega sekali!! Sumire, kau tadi kemana? Ku kira aku membuat kesalahan lalu, la-lalu... Lalu kau..."

"Hehe... Kau selalu bertingkah konyol ya, suamiku." Ucap Sumire gemas.

"Ya itu karena mencintaimu! Apa aku harus membuat pemujaan khusus agar kau percaya?"

"Berlebihan sekali, itu sangat tidak perlu."

"Huweee... Jangan jauh-jauh dariku lagi, ya? Aku cinta berat nih!"

Dan percakapan pun terus berlanjut hingga keduanya menghilang di balik kabut. Ya, suasana tiba berkabut saat Mitsuki dan Sarada akhirnya tinggal berdua.

LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang