Terdengar tetesan air berbaur dengan lagu tidur. Nampaknya hujan tidak turun. Suara-suara itu muncul dari balik kegelapan.
"Kakak!!"
"Aaaaarghhh!!!" Erang Boruto merasakan beban berat di perutnya.
"Bangun, kak! Tidak baik tidur di sore hari!"
"Hah? Aku tidak sengaja tidur."
"Itu alasan kakak saja, kan?"
"Lagipula caramu membangunkanku kasar sekali. Cepat turun!"
"Iya...iya..." Seraya menyingkir dari tubuh kakaknya.
Di kamar mandi ia merenungi tindakan Sumire yang tiba-tiba mencium bibirnya. Saat itu sejenak ia hanya bisa membeku lalu setelah sadar hari sudah sore ketika Himawari membangunkannya. Siapa sangka, wanita yang tampaknya pemalu itu melakukannya duluan. Dengan memikirkannya saja sudah mampu membuat Boruto salah tingkah.
"Manis sekali. Apa yang sudah merasukinya, ya?" Gumam Boruto bersemu merah.
...Lullaby...
Rasanya sedikit sunyi. Entah ini perasaannya saja atau memang begini adanya. Boruto melihat ke sekeliling hanya Sumire yang ia dapati.
"Oh, suamiku! Aku menyiram tanaman ini karena kau sudah lama tidak menyiramnya."
"Tapi, kemarin sempat menyiramnya."
"Benarkah? Syukurlah kalau begitu." Ucap riang Sumire.
"Hm, Sumire... apa semua orang sedang pergi? Mengapa sepi sekali?"
"Mereka ada di dalam, mengerjakan pekerjaan masing-masing."
"Begitu, ya?"
Baru saja berbalik badan, Boruto merasa tubuhnya sangat lemah. Pandangannya mulai kabur dan mulai terasa panas tubuhnya.
"Ada apa, suamiku?"
"Tidak, sepertinya aku kelelahan tapi..."
Gelap seketika. Hal terakhir yang terlihat adalah Sumire mengulurkan tangan untuknya. Satu lagi, ia merasa aneh karena tidak ada kekhawatiran di wajahnya.
Wahai rembulan, sinari mimpi indah cintaku...
Bintang, sampaikan padanya bahwa aku sangat menyayanginya...
Kuucapkan doa terindah untuknya yang telah mengisi hatiku..."Ah, lagu ini lagi."
...Lullaby...
Seperti terkena sengatan listrik, Sarada membuka mata usai bermimpi buruk tentangnya dan Boruto. Beruntung Mitsuki sedang mendekapnya sehingga kepanikan segera menguap karenanya.
"Tidurmu nyenyak sekali."
"Sudah berapa lama aku tidur?"
"Baru saja."
Tapi saat ini mereka sedang di kamar. Sarada tidak ingat kapan mereka kembali.
"Tubuhku terasa panas."
"Itu karena demammu tak kunjung reda."
Diam sejenak. Sarada ingin lebih merasakan kehangatan ini. Tubuhnya memang panas tapi ia sangat membutuhkan dekapan suaminya.
"Kau takkan meninggalkanku, kan?"
"Tentu tidak. Malah aku khawatir kau yang meninggalkanku."
"Itu takkan terjadi!"
Mata mereka saling bertemu. Lama sekali Mitsuki memandangnya hingga membuat Sarada salah tingkah.
"A-ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lullaby
FanfictionDeskripsi : Cover by me! Hairstyle : Mitsuki ( Alto Goldfield from Kinso no Vermiel ) Uzumaki Boruto ( Funato Ikada from Boruto Naruto Next Generation on Funato arc ) Kakei Sumire ( Kurokawa Akane from Oshi no Ko ) Uchiha Sarada ( Uchiha Izumi from...