Sarada berucap cukup ketus namun tidak ada reaksi marah Mitsuki. Hanya senyum sekilas di wajah tampan Sang Putra Mahkota sebelum pria ini pergi dari hadapannya.
...Lullaby....Tunggu, apa dia bilang keluar?
"Mitsuki! Yang Mulia Putra Mahkota! Aku akan keluar sekarang juga!!"
Beberapa saat kemudian...
Maksudku bukan begini...
"Apa?" Tanya Mitsuki menyadari istrinya sedang bersungut kesal.
"Mengapa aku harus mengikutimu?"
"Aku takut kau kabur."
Jawaban yang menyebalkan. Di zaman ini mau kabur kemanapun takkan bisa meloloskan diri. Ini seperti mimpi tak berujung yang membuatnya sulit kembali.
"Permisi Yang Mulia, ada surat dari Kerajaan Timur." Ujar kepala pelayan.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Mitsuki sempat mengirim surat ke kerajaan itu. Sejak kemarin tidak ada siapapun yang hadir memenuhi permintaannya dan sekarang kerajaan itu malah mengirimkan surat balasan.
"Aku paham, tapi..." Sarada tersenyum riang di sudut matanya. Mata onyx nya menyala antusias pada seekor siput di antara selada liar bak anak kecil polos yang baru mengenal dunia luar. Itu adalah senyum terindah yang pernah ia lihat.
"Bukankah dia menggemaskan?" Lirih Mitsuki pada pria disampingnya.
"Uhm... iya, Yang Mulia." Jawab kepala pelayan sebelum pergi dengan malu-malu.
...Lullaby...
Sampailah iring-iringan Putra Mahkota Kerajaan Utara di tengah masyarakat. Beberapa hari berada disini membuat Boruto mulai mampu menikmati kehidupan ala kerajaan di negeri antah berantah ini. Disebutkan bahwa Putra Mahkota Kerajaan Utara adalah sosok yang tidak cakap dalam posisinya. Sebagai penerus tahta, pria berambut kuning dengan mata biru saphire itu sama sekali tak memenuhi kriteria sebagai pemimpin. Selain dirinya, Kerajaan Utara juga memiliki seorang Putri yang kini tengah menjalani pelatihan di asrama kebangsawanan. Kalau bisa memilih, rakyat mengaku lebih memilih Tuan Putri mereka yang memegang kendali negeri ini kelak.
Dalam pemahaman Boruto, gambaran Putra Mahkota yang saat ia perankan tidak lebih dari beban keluarga, memiliki orangtua yang terlalu murah hati pada putranya yang bodoh serta memiliki Sumire, istri yang sangat tidak beruntung.
"Ada apa?" Tanya Sumire membuyarkan lamunannya.
"Ah, aku hanya berpikir seperti apa diriku di masa lalu."
"Su-suamiku adalah orang yang sangat baik! Peduli pada siapapun tanpa pandang bulu."
"Begitu ya?"
Boruto mendapati senyum tulus di wajahnya. Sumire benar-benar dianugerahi paras yang indah hingga membuat diri yang awalnya acuh berubah menjadi peduli bahkan lebih dari itu. Beberapa waktu lalu ia mempelajari tata aturan di zaman ini, mengulik sosok asli pribadi Pangeran Utara dan ia mendapati banyak fakta mengejutkan. Sejak kunjungan pertamanya di tengah masyarakat, ia terus mencari tahu sebobrok apa dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lullaby
FanfictionDeskripsi : Cover by me! Hairstyle : Mitsuki ( Alto Goldfield from Kinso no Vermiel ) Uzumaki Boruto ( Funato Ikada from Boruto Naruto Next Generation on Funato arc ) Kakei Sumire ( Kurokawa Akane from Oshi no Ko ) Uchiha Sarada ( Uchiha Izumi from...