Hari Bahagia

604 53 30
                                    

"Tidak ada lagi aku atau kamu, yang ada hanya kita."

***

"Hadirin yang berbahagia, sesaat lagi kita akan menyaksikan tradisi pernikahan militer TNI Angkatan Udara Kapten Penerbang Jantra Dewangga Adikara dengan saudari Sora Yamada. Hadirin yang kami hormati, sebelum acara dimulai, akan kami sampaikan sekelumit tentang upacara tradisi pernikahan TNI Angkatan Udara. Upacara ini merupakan tradisi kebanggaan perwira TNI Angkatan Udara yang dilaksanakan apabila melangsungkan pernikahan. Adapun pelaksanaannya, kedua mempelai akan memasuki jajar kehormatan yang dibentuk oleh perwira TNI Angkata Udara yang belum menikah.

"Jajar Kehormatan merupakan simbol kehormatan dan doa restu serta kesiapan bagi perwira TNI Angkatan Udara untuk turut menjaga, membina, dan bertanggung jawab terhadap bahtera rumah tangga yang baru terbentuk ini. Jajar Kehormatan juga merupakan simbol selamat datang kepada mempelai wanita di lingkungan organisasi Pia Ardya Gharini dan keluarga besar TNI Angkatan Udara.

"Hadirin yang kami hormati, saat ini mempelai pria membawa sebuah lilin yang menyala. Lilin tersebut merupakan simbol kepala rumah tangga dan calon pemimpin bangsa, yang harus mampu menerangi dan memberikan contoh kepada keluarga serta lingkungannya.

"Hadirin yang berbahagia, upacara tradisi pernikahan militer TNI Angkatan Udara akan segera dimulai. Pasukan Jajar Kehormatan memasuki ruangan ...."

Upacara Jajar Kehormatan pun dimulai. Jantra berjalan bersampingan dengan Sora yang tampak cantik dengan mengenakan kebaya. Sementara itu, Jantra tampak sangat gagah dengan balutan seragam dinas upacaranya lengkap dengan lencana tanda jasa dan brevet ketangkasan yang menempel di bagian dada.

Acara resepsi pernikahan pun berjalan megah di sebuah ballroom hotel bintang lima. Jantra dan Sora pun akhirnya berdiri di atas pelaminan, bersiap menyambut ungkapan bahagia para tamu, dan berfoto bersama.

"Selamat, Suh!" ucap Swarga seraya bersalaman dan memeluk Jantra erat. Ia sangat berbahagia akhirnya melihat Jantra berdiri di atas pelaminan bersama dengan pujaan hatinya.

Sekitar seribu empat ratus undangan hadir dalam acara resepsi pernikahan Jantra dan Sora. Kerabat dari kedua mempelai, rekan seperjuangan semasa menempuh pendidikan, kolega dari kedua orang tua turut hadir dan memberikan doa restunya kepada pasangan baru ini.

Acara pun usai. Banyak tamu penting yang sudah meninggalkan lokasi resepsi. Tinggal beberapa rekan-rekan Jantra dan Sora saja yang masih menetap. Pasangan pengantin baru itu pun datang memberikan sambutannya pada rekan-rekan mereka.

Jantra pun memilih memisahkan diri dan memberi Sora waktu bersama teman-temannya dan Jantra bercengkrama dengan beberapa rekannya semasa pendidikan di Akademi dulu. Lama tidak bertemu membuat pertemuan itu bertambah seru. Namun, tak lama tatapannya beralih pada sosok Swarga yang tampak sedang mencuri pandang ke arah seseorang. Jantra mengamati obyek yang ditatap oleh Swarga itu dan tak lama ia pun menyenggol dada sahabatnya itu.

"Lihat apa lo?" tanya Jantra lirih.

Swarga terkesiap, ia terkejut sedikit, lalu tersenyum.

"Cewek yang tadi jadi pengiring pengantin sama gue itu siapa, Jan? Masih saudara atau temannya istri lo?" tanya Swarga setengah berbisik.

Jantra menatap sekali lagi perempuan yang berbalut kebaya warna pink pastel yang terlihat anggun dan cantik itu.

"Nadira. Dia sepupu gue. Adiknya Nanggala. Inget, kan, lo saudara gue yang ada di Amrik."

SAYAP GARUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang