Update Jantra di sepertiga malam, wkwkwkw ....
Aku, tuh lagi sakit gais, flu parah, pening, hidung mampet, bersin-bersin, dan nggak bisa tidur. Eh ... kok kepikiran Jantra. Jadi, langsung ketik-ketik pakai hape dan langsung up.
Kalau ada typo kabarin aja. Ini nulisnya sambil kepala nyut-nyutan. Udah dibaca ulang, tapi ya gitu. Hehehe...
Selamat membaca, ya, Teman-teman 🥰🥰
_____________________
"Minum, Dok, saya lihat sejak tadi Anda sibuk melayani yang lain," ucap Kapten Handi seraya memberikan segelas teh hangat pada Sora.
Sora mendongak,lalu tersenyum. Ia baru saja duduk di bangku sembari memijat kecil kakinya yang terasa begitu pegal. Sejak tadi Sora terus berjibaku memberikan pengobatan dan membagikan makanan kepada yang lainnya hingga ia lupa untuk beristirahat.
"Terima kasih, Kapten."
"Pratu Rocky sudah saya evakuasi ke rumah sakit pusat."
Sora mengernyit menatap Kapten Handi yang berdiri di sampingnya dengan bingung.
"Pratu Rocky, dia prajurit yang Anda selamatkan tadi, Dokter. Keadaannya stabil pasca operasi, makanya saya memutuskan untuk segera mengirimkanya ke rumah sakit pusat. Saya tahu, ini sudah terlambat, tapi ... terima kasih sudah memberikan harapan hidup padanya," ucap Kapten Handi.
Sora tersenyum. "Bukankah itu tugas kita sebagai dokter, Kapten? Saya hanya tidak ingin melewatkan harapan hidup seseorang meski sekecil apapun. Harapan tetaplah harapan. Saya akan merasa sangat berdosa jika tidak berusaha mewujudkan harapan itu. Kita hanya dokter, bukan Tuhan. Tugas kita mengobati, menolong, bukan memvonis."
Kapten Handi menatap Sora lekat, sebelum tersenyum tipis. "Senang rasanya bisa mengenal Anda, Dokter Sora. Anda dokter yang sangat berdedikasi." Kapten Handi menjeda kalimatnya sejenak, lalu kembali menatap Sora.
"Jadi, Anda ini dokter relawan atau .... "
"Saya datang ke Rinai Natanua untuk mendampingi suami."
Kapten Handi tampak terkejut. Ia tidak menyangka jika wanita muda yang duduk di sampingnya itu telah menikah.
"Anda ... sudah menikah?"
Sora mengernyit, lalu tertawa kecil. "Kapten ini ada-ada saja pertanyaannya. Tentu saja sudah menikah. Apa jangan-jangan kapten berpikir kalau saya ...."
Kapten Handi tersenyum, lalu menunduk malu karena sudah mendekati orang yang salah.
"Maaf, jika saya lancang, saya pikir Anda belum menikah."
"Tidak masalah. Paling tidak sekarang kapten sudah tahu."
"Maaf ... saya ...." Belum sempat Kapten Handi menyelesaikan ucapannya, pandangan mereka akhirnya tertuju pada helikopter yang baru saja mendarat.
Kapten Handi dan Sora saling menatap satu dengan yang lainnya saat melihat beberapa prajurit yang terluka diturunkan dari helikopter tanpa dipapah ke camp kesehatan. Para prajurit itu dibiarkan duduk dan terbaring di lantai landasan sebelum akhirnya helikopter itu kembali mengudara.
Sora dan Kapten Handi berlari segera menuju orang-orang yang terluka itu. Ada yang terluka tembak, ada yang terkena luka bakar, ada pula yang pakaiannya compang camping karena efek terkena ledakan.
Sora dan Kapten Handi, dibantu oleh prajurit lain juga membantu memapah orang-orang yang terluka itu ke camp kesehatan. Belum selesai Sora memberikan pengobatan, dua helikopter lain datang dengan pasien yang lebih banyak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAYAP GARUDA
General FictionDeclaimer : Cerita ini hanya fiktif belaka, nama tokoh, tempat, karakter tokoh, latar, serta alur dalam cerita ini dibuat berdasarkan imajinasi penulis. Mohon maaf jika terjadi ketidakcocokan dan ketidaksesuaian di dunia nyata. Pulau Andaan adalah...