Penyerangan

263 44 17
                                    

Plak!

Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Jantra. Ia memejamkan mata saat menerima amukan keras dari Marsekal Hadi.

"Saya sudah katakan jangan bertindak diluar perintah, Kapten!"

"Siap, salah!"

"Apa yang kamu lakukan itu bisa membahayakan misi ini!"

"Izin, Marsekal, mereka yang lebih dahulu menyerang kami. Jalur yang kami tempuh sudah sesuai dengan prosedur, Marsekal!"

"Tapi terbang rendahmu ke wilayah Laut Trinity bisa diartikan lain oleh PBB! Posisi kita sedang di sorot! Republik Vessel nantinya pasti akan meminta simpati publik bahwa mereka telah mendapat ancaman dan intimidasi dari negara kita, Kapten!"

Marsekal Hadi menahan amarahnya. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan tatapan tajam mengarah pada Jantra.

"Kamu saya coret dari tim Sayap Garuda!" lanjut Marsekal Hadi tegas.

Jantra mendongak. Ia menatap Marsekal Hadi tidak percaya.

"Izin, Marsekal, saya siap salah. Saya akan menanggung hukuman dari kesalahan saya ini, tapi saya mohon ... jangan coret nama saya dari tim ini, Marsekal," pinta Jantra.

"Apa yang bisa saya banggakan dari kamu yang selalu melanggar perintah?"

"Siap ... salah."

"Saya mau komandan tim bertanggungjawab tidak hanya pada diri sendiri, tetapi juga pada rekan timnya. Kamu sudah egois dengan bertindak sendiri. Saya rasa Sayap Garuda tidak butuh pemimpin seperti kamu! Sekarang, lebih baik kemasi barang-barang dan segera tinggalkan tempat ini. Kamu saya coret!" ucap Marsekal Hadi tegas.

Jantra diam ditempatnya. Dunianya seolah runtuh seketika. Ia memutuskan mengganti haluan patrolinya bukan tanpa alasan. Jantra hanya berharap kamera pesawatnya dapat menangkap hal yang sempat Jantra curigai tadi. Ia berharap jika foto-foto itu dapat menolongnya tetap berada pada tim ini.

"Marsekal, izin, untuk menunjukkan sesuatu."

Salah seorang komandan satuan operasi khusus itu pun meminta pada Marsekal Hadi untuk menuju ruangan rapat.

"Ada masalah apa?" tanya Marsekal Hadi tegas.

"Izin, kami sudah berhasil mencetak beberapa gambar yang diambil dari ketinggian tadi. Dengan resolusi yang sangat tinggi, di sini kita bisa melihat dengan jelas jika telah ada pergerakan di wilayah Pulau Andaan. Terlihat dengan adanya beberapa tenda yang berdiri. Hal yang mengejutkan lainnya adalah ini, Marsekal."

Sebuah foto yang dengan jelas menunjukkan pasukan Republik Vessel menempatkan beberapa rudal anti pesawat udara di beberapa titik. Dari foto tersebut juga terlihat jelas jika kapal perang Republik Vessel mulai merangsek masuk ke wilayah pesisir Pulau Andaan. Artinya, pasukan perang mereka sudah memasuki wilayah kedaulatan negara.

"Mereka sudah melanggar batas!" ucap Marsekal Hadi geram.

"Izin, Marsekal, laporan udara ini dapat kita sampaikan pada bapak presiden, Marsekal."

Marsekal Hadi diam sejenak. Tak lama ia terkejut saat mendengar suara sirine di pangakalan militer itu berbunyi sangat kencang.

"Pesawat tempur dengan nomor 4110 RV terlihat masuk ke wilayah negara kita."

Kedua mata Marsekal Hadi membulat seketika. Ia berlari menuju pusat komando dan melihat dua buah pesawat asing melintas di wilayah udara negaranya.

"Aircraft, 4110 RV, you fly over on our country's skies. Show your pass and fly permission immediately!"

SAYAP GARUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang