BAB 21. Drama musikal

152 25 0
                                    

Kamu benar-benar aktor yang paling luar biasa. Sampai-sampai aku sulit membedakan mana akting dan mana bukan.

🎸

Seperti biasa kegiatan rutin SMK Cahaya Abadi setiap pagi adalah apel pagi. Meski hari ini tidak adanya pelajaran karena sedang ada acara di sekolah yakni anniversary sekolah. Setelah apel pagi telah selesai, aku segera pergi menuju kelas guna mengambil beberapa peralatan yang nantinya akan digunakan untuk pentas drama musikal nanti.

“Hari ini lo tampil, ya?”

Aku menoleh dan langsung mendapati Nindi yang sedang berjalan ke arahku. Suasana kelas hari ini cukup sepi karena kebanyakan teman-temanku lebih memilih untuk melihat jalannya acara yang diselenggarakan satu tahun sekali ini.

“Iya.”

Aku menjawabnya dengan seadanya dan tidak ingin untuk terus-menerus berbincang dengan Nindi. Karena tatapan Nindi yang kini perempuan itu lemparkan kepadaku cukup membuatku tidak nyaman.

“La, jangan baper sama Ilham, ya.”

Mendengar perkataan Nindi membuatku sedikit terganggu. Binggung mau merespon apa, akhirnya aku hanya tersenyum singkat. “Kenapa?” tanyaku dan detik selanjutnya aku merutuki pertanyaanku sendiri.

“Ilham itu ... rumit. Suka sama Ilham sama aja kaya lo bersedia buat terjun ke lubang yang dalam penuh pecahan kaca dan gelap. Saran gue lebih baik lo berhenti dari sekarang juga. Karena kalau lo udah terlanjur jatuh, gue gak yakin lo bakal kuat untuk bangkit lagi."

“Atau jangan-jangan lo udah terlanjur jatuh?”

Kalimat yang Nindi ucapkan tadi cukup mengganggu pikiranku. Bahkan tidak henti-hentinya aku terus memutar ucapan Nindi di kepalaku. Peringatan Nindi tadi sebenernya ada benarnya juga atau mungkin ada sesuatu hal yang tidak aku ketahui?

Jangan-jangan dugaanku selama ini benar jika Keola itu adalah orang yang Ilham maksud selama ini di setiap postingannya di sosial media? Jika itu benar lalu kenapa Ilham bersikap seolah-olah dia menyukaiku?

Atau semua ini sebenarnya adalah rasa geerku saja? Oh, shit! Aku hampir melupakan dengan fakta ini. Kenapa aku baru saja sadar, sih? Jika sikap Ilham selama ini itu hanya agar aku merasa tidak canggung untuk beradu akting dengan pria itu.

Ilham itu friendly jadi hal-hal yang selama ini dia lakukan kepadaku memang pure karena aku sudah dianggap teman olehnya atau mungkin pria itu menganggap aku sebagai adik kelas yang mudah dibuat baper olehnya?

“Kenapa?”

Satu usapan lembut tepat di kepalaku membuatku sontak menoleh ke samping. Ternyata yang sudah mengganggu lamunanku adalah pria yang sedari tadi sedang aku pikirkan.

Aku sedikit menjauh dan usapan itu terlepas. Rasa hangat yang sempat aku rasakan itu pun menghilang dan aku tidak tahu mengapa aku justru merasa kehilangan seperti yang aku rasakan saat ini.

Laki-laki itu tampak berbeda dari biasanya. Kaos hitam lengan pendek yang di belakangnya sudah ada desain sebuah bohlam dengan warna emas serta ada tulisan tepat di atas gambar bohlam itu yang bertuliskan My favorit dan tepat di dada di sebelah kiri terdapat tulisan 'SMK Cahaya Abadi'.

Itu adalah hasil desain baju anniversary sekolah yang aku buat. Entah mengapa laki-laki itu tampak berkali-kali lipat lebih tampan. Aku menggeleng kepala sembari mengenyahkan segala sesuatu yang lagi-lagi datang dalam pikiran.

“Ilham! Bentar lagi giliran kita yang maju dan lo ... belum siap-siap?”

Dari arah kanan Aku bisa melihat Keola datang dengan raut kesal yang kini ditujukan untuk Ilham. Diam-diam aku memperhatikan interaksi mereka berdua dan dari pandanganku mereka sangatlah cocok dari segi apapun.

Perkataan Nindi kini kembali menghantui, kali ini aku sadar bahwa aku memang tidak pernah pantas untuk pria itu.

Mereka berdua memang benar-benar serasi.

🎸

Beberapa saat lalu aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk bersikap profesional. Menjalankan adegan yang ada di script naskah. Namun, entah bagaimana ceritanya aku dan Ilham kini justru melenceng jauh dari naskah karena saat ini kami sedang berdiri saling berhadapan. Mengunci tatapan mataku hingga enggan untuk menatap ke arah lain.

“Aku tidak mau menyesal suatu saat nanti. Jadi, aku ingin melakukannya sekarang.”

Ada helaan napas berat pada pria itu, membuatku mendadak gugup dan bingung mau merespon apa karena sejujurnya bukan seperti ini adegannya. Harusnya pria itu tetap diam dan lalu pergi bersama Keola yang kini berperan sebagai Iren yang tidak lain adalah sepupu Kumara yang saat ini dilakoni oleh Ilham.

“Kak, lo salah dialog,” bisikku nyaris tak terdengar. Namun, alih-alih menghentikan aksi konyolnya, Ilham justru membawa tubuhku ke dalam dekapannya. Lalu berbisik, “Mau jadi Bumi dan Kumara versi nyata, nggak? Kita buat versi yang lebih indahnya?”

Aku mematung lalu suara berat itu kembali terdengar di telinga aku. “Kenapa lo segemes ini sih, permen!”

Aku dapat merasakan Ilham semakin mengeratkan pelukannya membuatku tanpa sadar merasa nyaman. Aku menikmati pelukan itu hingga tanpa menyadari jika orang-orang sekitar sudah berseru kencang. Melontarkan kalimat-kalimat yang mampu membuat kedua pipiku memerah bak tomat.

Gue baperrr!

Gila! Untuk pertama kalinya pembukaan anniversary sekolah semanis ini. Bikin jiwa jomlo gue meronta-ronta.

Dan masih banyak lainnya. Tentu saja aku tidak bisa mendengar suara-suara itu dengan jelas. Suara semakin riuh saat tiba-tiba Ilham melepaskan pelukan yang sialnya terasa nyaman itu dan lalu pria itu tersenyum tipis.

Mungkin jika hanya seperti itu, suara-suara yang nampak riuh di bawa panggung tidak begitu seheboh ini. Karena nyatanya ada yang lebih Membuat heboh untuk sekedar sebuah pelukan. Ya ... ciuman.

Setelah melepaskan pelukan tiba-tiba saja pria itu mencuri ciuman tepat di pipi kiriku. Jelas itu membuat pipiku kembali memerah dan rasanya tidak sanggup untuk menoleh ke arah penonton. Dalam hati aku merutuki Ilham Karena sudah mengacaukan drama musikal ini.

“Sampai jumpa di masa depan Umi!” teriaknya lalu pergi menjauh bersama Keola yang sudah menampilkan wajah kesal.

Meninggalkan aku di atas panggung sendiri. Pria itu mengapa terasa sat set sat set sih?

Tbc


Kata Ilham Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang