Dua hari berlalu...
Emir dan Tasya sedang dalam perjalanan menjemput Jihan di rumah Dina, setelah beberapa jam sebelumnya Jihan berkunjung ke rumah Dina sepulang sekolah untuk menemani Dina sebelum kakaknya pulang.
"Aya kamu tau gak, Mas itu sebenarnya pengen sekali deket lagi kaya dulu sama Han. " ungkap Emir saat masih dalam perjalanan.
"Memangnya kenapa sih Mas kan kamu sama Han baik-baik aja hubungannya sekarang, " tutur Tasya
"Gak lagi berantem juga kan, "
"Ya itu benar. Tapi kamu gak tau aja kalau Mas lagi ada waktu berdua kita tuh jarang banget ngobrol sekalinya ngobrol pasti akan selalu ada kamu atau mama, papa bukan. -Dan emang ini semua awalnya dimulai dari sikap Mas sendiri sebenarnya, " jelas Emir
"Sikap apa yang kamu maksud. Kenapa aku jadi dibuat penasaran. Emangnya ada yang masih belum aku tau tentang kamu dan Jihan, "
"Apa yang kamu bilang ada benarnya juga Mas, selama ini kan kalian ngobrol tuh kalau ada anggota keluarga lain selebihnya aku belum pernah liat kamu ngobrol berdua sama Jihan tentang hal yang bersifat intim, kaya hubungan ayah dan anak yang biasanya anak menceritakan tentang apa yang dia rasakan. " tutur Tasya.
"Mungkin memang iya kamu belum tau tentang hal yang satu ini Aya. Karena Mas juga belum ceritakan, " Emir mengakui kalau dirinya memang belum cerita banyak kepada Tasya mengenai beberapa hal.
"Mas rencananya pengen memperbaiki kebiasaan itu Aya, Karena Mas gak mau kalau Han sampai menyimpan semua perasaan kecewa, sedih atau apapun itu sendiri. " urai Emir
"Mas tenang aja pasti semuanya akan kembali membaik kok nanti, lagi pula ada aku sekarang yang bakal bantu kamu supaya deket lagi dengan Han, " ujar Tasya
"Dan untuk perihal sesuatu yang belum kamu ceritakan ke aku, itu mungkin bisa lain kali kamu ceritakan. Itupun kalau memang dirasa aku berhak mengetahuinya Mas, " Tasya lantas mengusap pundak suaminya seraya mengatakan hal tersebut dan tidak memaksakan Emir untuk bercerita saat itu juga.
"Makasih ya Aya kamu selalu dukung Mas dalam segala hal. Mas juga janji akan selalu sayang dan buat kamu nyaman ada di keluarga kita, " balas Emir.
Obrolan singkat pun terhenti ketika mereka sudah sampai di depan rumah Dina dan Emir juga Tasya memutuskan untuk turun dari mobil menjemput Jihan ke dalam.
Tasya mengetuk pintu rumah Dina sembari mengucap salam dan sesekali memanggil Jihan. Tak lama setelah itupun pintu di buka dan Dina serta Jihan keluar.
"Bunda, ayah kalian sampai juga akhirnya, " tutur Jihan
"Iya nak kita tadi dari kantor langsung kesini biar gak lama perjalanannya. " Balas Tasya
"Dina aku pulang ya gak apa-apa kan nunggu sendiri disini, " ujar Jihan pada Dina
"Iya tenang aja Han gak apa-apa kok lagian kan sekarang kakak lagi dijalan bentar lagi juga nyampe. " Imbuh Dina
"Syukur kalau gitu aku pulang dulu ya dah. " Pamit Jihan
"Dina kami pergi ya kamu jaga diri baik-baik jangan pergi keluar nanti kakak kamu nyariin, " kata Tasya mengingatkan Dina.
"Iya Bun, " jawab Dina. --Semenjak Dina pernah datang ke rumah Jihan waktu itu dia memang jadi suka manggil Tasya dengan sebutan bunda juga dan Tasya merasa tidak masalah. Cuma memang Jihan suka agak sensi kalau dalam keadaan tertentu ada yang memanggil Tasya dengan sebutan bunda juga.
Ketiganya pun menuju mobil lalu segera melajukan mobilnya untuk pulang dan tak lama justru Arga serta Marsya juga pulang, lantas karena tadi sempat melihat sekilas ada mobil baru pergi Arga bertanya tentang siapa yang datang setelah turun dari mobil. Dina pun memberitahu bahwa orang tua Jihan yang datang untuk menjemput Jihan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kebahagiaan Jihan
Historia Corta"Gue pengen hidup tenang tanpa ada keributan atau perselisihan apalagi pertengkaran, damai dan gak diselimuti rasa takut lagi, " Han ⚠️Cerita ini hasil karangan sendiri asli sekalipun ada kemiripan dengan yang lain harap maklum, mungkin saja itu ha...