Seorang anak laki-laki tampan berusia 5 tahun sedang bermain bola bersama pelayan pribadinya. Tendangannya sangat hebat membuat lawan mainnya kewalahan namun tetap tersenyum karena melihat semangatnya.
Kedua orang tua sang anak datang dan duduk di bangku taman yang tersedia disana sambil tersenyum kepada sang pelayan sebagai perintah agar keduanya menghentikan permainan yang sedang mereka lakukan. Sang pelayan mengerti dan membawa majikan kecilnya itu duduk bersama kedua orang tuanya.
"Jungkook sayang, apakah kau ingin mempunyai adik?", tanya Taeyon pada anak laki-laki semata wayangnya.
"Tentu saja aku mau. Apakah eomma dan appa akan membuat adik untukku? ", tanya Jungkook polos.
"Dasar anak ini, kau sudah mengerti makna membuat bayi?", Donghae tertawa akan pemikiran anaknya itu.
"Eomma dan appa tidak membuat adik untukmu, tapi eomma dan appa akan menghadiahkan adik perempuan yang cantik untukmu", jelas Taeyon sambil merapihkan rambut anaknya yang sedikit berantakan.
"Aku tidak mengerti maksud eomma".
"Kita akan memiliki keluarga baru, ada bibi baru dan adik perempuan baru untukmu. Dia sangat cantik dan lucu, kau pasti menyukainya", ucap Taeyon tersenyum kepada Jungkook.
"Dia lucu karena dia masih kecil?".
"Hmmm... Dia tidak terlalu kecil, dia hampir seumuran denganmu".
"Lalu kenapa aku harus memanggilnya adik jika dia seumuran denganku?".
"Itu karena kau harus menjaganya, kau adalah kakak laki-laki yang hebat jadi harus melindungi adiknya".
"Jadi apa kau mau menerima adik barumu itu Jungkook?", tanya Donghae yang sedikit khawatir melihat mimik wajah Jungkook yang sedang berfikir.
"Hmmm.... Akan kupikirkan dulu, setelah appa memberiku rangkaian game terbaru yang baru saja aku lihat di televisi", Jungkook tersenyum jahil.
" Ya ampun dasar anak ini, appa akan membelikannya untukmu. Dasar, pintar sekali dia memeras orang tuanya sendiri".
"Ah appa terima kasih, aku sangat mencintai appa", Jungkook mencium dan memeluk Donghae membuat mereka tertawa bersama.
"Aku mau punya adik", ucap Jungkook setelah melepaskan pelukannya.
Taeyon dan Donghae tersenyum mendengar penuturan anak laki-laki mereka.
"Anak pintar, eomma akan bawa adikmu itu ya. Sebentar".
"Apakah dia sudah ada disini?", tanya Jungkook pada Donghae.
"Dia sudah menunggumu dari tadi, kau pasti menyukainya".
"Kita lihat saja".
Tidak lama Taeyon muncul dengan seorang perempuan yang menuntun anak perempuan dengan bondu yang ada di kepalanya. Anak perempuan itu terlihat ketakutan, ia selalu menunduk dan mencengkram boneka kelinci yang dipegangnya.
Jungkook memperhatikan dengan seksama gadis kecil yang akan menjadi adiknya itu, sepertinya ia tidak masalah memiliki adik, apalagi perempuan. Jungkook menyukai adik barunya.
"Yoona ini anakku Jungkook, usianya hampir sama dengan anakmu. Jungkook ini bibi Yoona, mulai saat ini bibi Yoona akan membantu eomma di rumah dan ini Yuna, adik perempuanmu".
"Ayo Yuna ucapkan salam", titah Yoona.
"Annyeong haseyo, namaku Yuna", Yuna membungkuk pada Jungkook.
Jungkook tersenyum dan membalas salam Yuna.
"Annyeong, aku Jungkook, kau bisa memanggilku oppa".
"Ya ampun anak ini", Donghae memukul jidatnya melihat kelakuan sang anak.
Yuna tersenyum kepada Jungkook, tapi ia kembali menunduk karena tempat ini masih asing baginya. Menyadari hal itu, Jungkook mendekatkan dirinya pada Yuna dan meraih tangannya.
"Yuna tidak perlu takut, ada oppa disini. Oppa akan menjagamu dengan baik".
Yuna kembali tersenyum dan mengangguk kepada Jungkook.
"Bagaimana kalau kita bermain di dalam, aku memiliki banyak mainan yang bisa kubagi bersamamu", ajak Jungkook menarik Yuna kedalam rumah.
"Syukurlah, sejujurnya aku sempat khawatir dia tidak menerimanya" Taeyon tersenyum lega.
"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih, tanpa bantuan Tuan dan Nyonya mungkin saya dan putri saya masih berada di jalanan", ucap Yuna sambil terus membungkuk.
"Sudahlah, kami juga membawamu kesini karena kami percaya kau orang yang baik, kami juga kebetulan sedang mencari pengganti pekerja yang ada di rumah. Kita sama sama saling membutuhkan".
"Sekali lagi Terima kasih banyak".
" Iya sama-sama, ayo kita masuk, akan ku tunjukan dimana kamarmu nanti".
***
"Eomma kenapa kita pergi dari rumah?", tanya Yuna yang terlihat kelelahan karena terus berjalan seharian.
"Kita tidak bisa tinggal lagi disana sayang, rumah itu sudah bukan milik kita".
"Lalu appa, kenapa appa tidak pulang. Appa sudah lama tidak pulang".
Yoona berjongkok, tersenyum memeluk putri kecilnya.
"Appa sudah tidak bisa pulang lagi, kita sudah tidak bisa bertemu appa lagi sayang".
"Apa aku tidak bisa bertemu dengan appa selamanya? ", tanya Yuna polos membuat Yoona semakin mengeratkan pelukannya.
"Iya sayang, tapi Yuna tidak usah khawatir eomma akan selalu bersama Yuna selamanya. Yuna mengerti?".
"Emmm Yuna mengerti, selama bersama eomma Yuna senang".
"Anak pintar, ayo kita jalan lagi", ucap Yoona sambil kembali menarik koper mereka.
Mereka berjalan dan menemukan sebuah toko roti, Yoona yakin anaknya sudah mulai lapar dan ia pun mengajak anaknya untuk menyebrang menuju toko roti. Namun tiba-tiba dari arah berlawanan mobil hitam datang membuat Yoona panik dan menjerit.
"Aaaaaaaa", teriakan Yoona membuat para pejalan kaki di sana mengerumuni mereka.
Sang pemilik mobil pun turun dengan wajah yang tidak kalah panik.
"Ya ampun, aku minta maaf. Kalian tidak apa-apa?", tanya Donghae.
Tidak ada luka pada Yoona dan Yuna, mobil segera berhenti sebelum menyentuh keduanya.
"Kami baik-baik saja, hanya terkejut", ucap Yoona mendirikan dirinya.
"Aku benar-benar minta maaf, bagaimana jika kita memerikasakan diri kalian ke rumah sakit, aku takut terdapat luka serius", tawar Taeyon pada Yoona.
"Tidak perlu, kami baik-baik saja", Yoona tersenyum tapi atensi Taeyon kini terpaku pada koper dan anak perempuan cantik yang berlindung dibalik tubuh ibunya.
"Kalian akan berpergian?", tanya Taeyon.
"Ah itu... ".
"Kami pergi dari rumah, kami sudah tidak memiliki rumah", jawab Yuna polos.
Taeyon melirik suaminya dan kembali tersenyum pada Yoona.
"Sepertinya kita tidak bisa berdiam disini terlalu lama, bagaimana jika kita mengobrol sebentar. Tenanglah aku tidak akan berbuat jahat".
Yoona sedikit berfikir dan akhirnya mengikuti apa yang Taeyon mau. Mereka pun masuk ke dalam mobil untuk pergi ke suatu tempat yang tidak pernah Yoona duga akan menjadi tempat tinggal dan tempat kerjanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
This is Love???
Fiksi RemajaPerjalanan para remaja sekolah menengah atas yang masih memiliki pemikiran ambigu tentang cinta. Jungkook merasa bingung membedakan makna cinta kepada Yuna, ia terbiasa mencintai Yuna bagaikan adiknya sendiri bukan sebagai lawan jenis. Sedangkan Yu...