9. PERJANJIAN

8.8K 854 91
                                    

Ada mengedarkan pandangannya terpukau melihat seisi walk in close itu. Walk in closet milik Daniel sepertinya memiliki luas yang sama dengan satu restoran rumah makan padang milik ibunya. Di bagian kanan adalah pakaian dan aksesoris milik Daniel, sedangkan di bagian kiri sepertinya milik mantan istri pria itu. Pakaian-pakaian berbahan mewah berjajar di lemari tinggi itu dan bahkan untuk tas sendiri memiliki raknya sendiri. Ada menarik lemari yang ada dibawah gantungan baju satu per satu dan setiap lemari menyimpan satu jenis benda saja, seperti bra, celana dalam dan... lingerie. Ada buru-buru menutup lemari terakhir dengan pipinya yang merah padam. Anehnya, pakaian dalam yang ada di lemari tersebut memiliki ukuran yang berbeda-beda. Apa mantan istri Daniel memiliki badan yang berbeda-beda?

"Semua pakaian dalam itu masih baru," ucap Daniel yang tiba-tiba saja muncul dari depan pintu walk in closet dengan bertelanjang dada dan handuk yang melilit pinggangnya. Pantas saja Ada merasa seperti memeluk batu semalam, pemandangannya pagi ini sudah cukup menjelaskan hal tersebut. Tubuh Daniel tegap, kekar dan keras. Hal itu juga yang mendukung aura dominan dan tegasnya.

"Kayaknya kamu masih sayang sama mantan istri kamu," balas Ada, sengaja menyelipkan nada mengejeknya. Ia hanya mendengar dengusan tak percaya dari Daniel sebagai balasan. Ada memilih pakaian dalam yang sesuai dengan ukuran tubuhnya, lalu memilih pakaian yang berjajar di atasnya. Tunggu... itu... terusan dari Dior Fall Winter 2016?

Ada meraih tongkat di sebelah cermin dan mengambil terusan tersebut untuk ia pakai. Terusan itu dirawat dengan sangat baik dan bahkan label Dior pun masih ada. Ada mengamati terusan itu dengan tatapannya yang bersemangat. Ia berjalan ke depan cermin dan mematut dirinya di sana dengan terusan berwarna hitam itu.

"Sudah saya duga kamu akan suka dengan pakaian seperti ini." Bisikan itu tiba-tiba saja disertai dengan ciuman lembut di telinga Ada. Ada berjengit, berusaha menghindar dari sentuhan Daniel. Pria itu sudah memakai celana kainnya dengan kemeja berwarna hitam yang belum dikancing.

"Kamu udah memutuskan hubungan kamu dengan Bastian?" tanya Daniel sambil menarik dagu Ada ke arahnya.

"Aku nggak akan putus dengan dia," balas Ada seenaknya sambil mengarahkan tatapannya kembali ke cermin.

"Kamu senang bergonta ganti pasangan, huh?" ejek Daniel sambil mengancingkan kemejanya.

"Kamu bilang sendiri kalau aku simpanan, jadi aku masih bisa berhubungan dengan orang lain selain kamu," balas Ada dengan nadanya yang berani.

"Siapa yang berhak memutuskan di sini, Ada?" balas Daniel dengan nada tenangnya.

"Kamu..." Ada membalikkan tubuhnya, menghadap Daniel sepenuhnya. "... menginginkan simpanan, karena kamu ingin mendapat kendali sepenuhnya. Kenapa, Daniel? Apa orang-orang mulai mengacuhkan kamu?"

Daniel menatap Ada sesaat, kemudian tertawa. Tawa yang tulus seolah ucapan Ada adalah lelucon paling konyol yang pernah ia dengar. "Kalau benar seperti itu, bukannya menurut kamu, saya sedikit bodoh karena memilih kamu?"

"Kesalahan adalah hal yang wajar, Daniel," ucap Ada dengan senyuman hangatnya. "Dan kamu menyadarinya di waktu yang tepat. Tentu, aku nggak pantas menjadi simpanan kamu, benar kan... aku lebih pantas menjadi konsultan bisnis profesional di perusahaan..."

"Saya masih menerima tawaran kamu padahal waktu kamu sudah habis, Ada. Kamu tahu pasti saya sangat tidak menoleransi keterlambatan," potong Daniel sambil memakai dasinya dengan gerakan yang andal tanpa melepaskan tatapannya dari Ada. "Untuk bisa membuat pengecualian seperti itu bagi seorang Daniel Daniswara... artinya keinginan saya lebih besar dari yang kamu kira."

Ada menatap Daniel untuk beberapa detik, sebelum mengalihkan pandangannya ke arah yang lain. Daniel membungkuk ke arah Ada kemudian mencium leher permepuan itu, tepat di bekas gigitan Bastian. "Pakai baju kamu dan segera turun. Dua puluh menit lagi, pengacara saya akan sampai. Mengenai masalah Bastian akan kita bahas di depan pengacara saya" ucap Daniel, sebelum melabuhkan ciumannya yang terasa seperti ejekan di pipi Ada.

OFF TO THE RACESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang