23. MELUNAK

8.5K 860 96
                                    

Ada harus mendapatkan kata 'iya' untuk 'Tatler Ball' tidak peduli bagaimana pun caranya dan bahkan jika ia harus sampai menjebak Daniel sekali pun. Ada mengira ketika Daniel pulang, pria itu akan bersantai bersama Oma lalu jam 9 malam barulah ke kamar. Namun, nyatanya, ketika jam 9 malam, Daniel malah berdiam di ruang kerja pria itu. Ada tidak tahu apakah ia harus bahagia, sebab ia tidak perlu menunaikan tugas simpanannya, atau malah merasa bingung, sebab bagaimana caranya menjebak Daniel jika pria itu bekerja. Lama Ada menunggu, sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Dengan gaun tidur sutranya, Ada mengetuk pintu ruang kerja Daniel dan mengintip sedikit.

"Masuk," jawab Daniel seadanya sambil mengetik di laptopnya dengan kacamata yang bertengger di hidung pria itu. Ada menggenggam erat ponselnya, lalu mendekati meja Daniel. Daniel melirik Ada sesaat di balik kacamatanya dan lagi-lagi pria itu memindainya dengan kurang ajar.

"Sibuk nggak?" tanya Ada sambil menekan tombol untuk menyalakan perekam suara.

"Kenapa?" tanya Daniel acuh tak acuh.

"Aku ingin minta sesuatu dari kamu," ucap Ada sambil meletakkan ponselnya di atas meja Daniel.

"Kalau ini mengenai Tatler Ball, kita bahas setelah ini," balas Daniel tanpa melihat Ada sedikit pun.

"Soal yang lain," gumam Ada dengan nadanya yang sengaja dibuat lebih manja.

Daniel langsung menghentikan tangannya untuk membalas email. Tanpa bertanya lebih banyak lagi, ia langsung mengalihkan pandangannya pada Ada sepenuhnya. Pria itu tampak serius ingin mendengarkan permintaannya. Ada mendekati Daniel perlahan, lalu duduk menyamping di atas pangkuan pria itu. Daniel juga tidak menolaknya sama sekali dan malah memundurkan tubuhnya, agar Ada bisa duduk nyaman di atas pahanya. Ada mengusap leher Daniel, sebelum terus naik ke telinga pria itu. Tangan Daniel juga bergerak menyelusup gaun tidur itu dan mengusap paha Ada dengan lembut.

"Aku mau baju keluaran terbarunya Saptojodjo," ucap Ada, membuat Daniel mengangguk.

"Oke," jawab pria santai, teramat santai untuk seseorang yang akan diperas uangnya.

"Sama aku pengen banget bisa punya Bentley," ucap Ada mulai ngawur.

"Oke," balas Daniel tanpa berpikir dua kali.

"Oh iya, kemarin haute couture-nya Dior juga udah mulai rilis. Aku pengen beli," gumam Ada dengan tempo permintaan yang semakin cepat.

"Oke."

"Aku juga pengen bisa liburan ke Yorkshire."

"Oke."

"Aku pengen ke Tatler Ball," ucap Ada dengan kecepatan kilat.

"Oke," balas Daniel refleks, membuat Ada tersenyum bahagia, menyadari jebakannya berhasil.

"Sungguan ya... makasih Daniel," ucap Ada bahagia sambil mencium pipi pria itu dan segera beranjak untuk kabur dari Daniel. Ada meraih ponselnya, lalu segera lari dari situ dengan kecepatan tinggi. Namun, langkahnya ternyata masih kalah dari Daniel, sebab pria itu langsung meraup pinggangnya dan mengangkat tubuhnya. Ada tidak paham mengapa, tetapi ia tertawa sangat lebar. Ia merasa seperti adrenalinnya berpacu dan perutnya tergelitik, karena bermain kejar-kejaran seperti ini.

"Kamu... menjebak saya, Ada?" balas Daniel dengan nadanya yang tidak senang.

"Kamu udah bilang oke dan udah aku rekam, artinya kita akan ke Tatler Ball," balas Ada tidak mau kalah dengan tawa penuh kemenangannya. Melihat tawa Ada, Daniel terhenyak sesaat dengan hatinya yang perlahan luluh. Namun, ia kembali menguatkan dirinya.

"Ini tidak sah," balas Daniel marah.

"Ini sah kok. Kamu sendiri yang bilang oke, tanpa paksaan mana pun," gumam Ada.

OFF TO THE RACESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang