48. RENATA

10K 778 74
                                    

Hari demi hari berlalu hingga akhirnya Ada melahirkan anak pertama untuk Daniel. Benar ramalan Uncle Lim. Anak itu perempuan dan diberi nama Renata Putri Daniswara. Renata memiliki wajah yang persis seperti Daniel dengan matanya yang mirip dengan Ada. Karena menjadi anak pertama sekaligus satu-satunya, Renata sangat dimanja oleh Daniel. Apa pun yang anak itu inginkan pasti akan selalu dibelikan oleh ayahnya. Tak hanya itu, Renata juga lebih condong pada papanya daripada mama. Setiap kali papanya harus berangkat kerja, Renata pasti menangis dan berpura-pura sakit seperti Ada ketika hamil dulu. Renata juga selalu ingin tidur dengan papanya membuat posisi Ada tersingkir.

Namun, setelah kehamilan, Ada perlahan kembali menjadi dirinya yang dulu. Ada kembali menjadi independen, meskipun tak sekeras dan sebenci itu pada Daniel. Malah, Ada terkesan lebih logis dan netral. Ada menyayangi Daniel dengan caranya sendiri. Meskipun ia tidak lagi menempel seperti parasit atau bermanja-manja dengan pria itu, Ada masih memeluk Daniel ketika tidur dan hubungan ranjang keduanya pun masih panas. Beberapa tahun setelah kelahiran Renata, Ada memilih untuk menjadi ibu rumah tangga yang sepenuhnya berdedikasi untuk membesarkan anaknya itu. Ketika Renata pertama kali masuk TK, Ada memutuskan untuk kembali bekerja, tetapi kali ini sebagai dosen tidak tetap di salah satu kampus swasta untuk mengisi waktunya sekaligus hasratnya untuk berkarir.

Daniel awalnya sangat menentang keputusan Ada untuk menjadi dosen, mengingat perempuan itu bahkan tidak kekurangan dana atau uang sama sekali. Namun, Ada bersikeras membuat Daniel tidak memiliki pilihan lain selain mengiyakan permintaan istri tercintanya itu.

Ketika pagi tiba, Ada sudah bangun lebih dulu, menyiapkan bekal untuk Renata. Dengan gaun tidur sutranya, Ada memotong sayuran dan membuatkan susu untuk Renata dalam kotak bekal yang serba pink. Terkadang ketika melihat Renata, Ada melihat dirinya ketika sedang hamil. Manja dan segala rengekan serta merajuknya persis seperti Ada ketika hamil. Tak heran mengapa, Daniel tidak bisa menolak anak itu dan malah terlalu sayang sampai lupa mendisiplinkannya. Ada-lah yang terkadang keras pada anak itu, agar Renata tidak tumbuh menjadi anak tidak tahu diri yang jahat.

"Ada." Panggilan itu disertai dengan pelukan di pinggang Ada dan ciuman di pipi dan lehernya. Untungnya di jam ini, pelayan di rumahnya belum datang dan Renata masih terlelap. Ketika Ada menyiapkan bekal biasanya Daniel sudah bangun untuk berolahraga rutin.

"Kamu nggak kepikiran punya anak lagi?" tanya Daniel dengan tangannya yang sudah menjalar hingga ke dada Ada. Permintaan ini sudah Ada dengar bahkan ketika Renata baru lahir dan terus ia dengar hingga saat ini. Ada mengurungkan niat untuk memiliki anak bukan karena ia tidak ingin, tetapi ia sedang ingin fokus pada pertumbuhan Renata. Ketika anak itu mulai lebih dewasa, barulah Ada bisa mempertimbangkan permintaan Daniel.

"Tunggu Renata lebih dewasa lagi ya, Pak Dan," balas Ada, sengaja memakai panggilan kesayangannya ketika mereka sedang berdua.

"Menurut saya, dia sudah dewasa. Dia sudah bisa mandi sendiri, pakai sepatu sendiri, bahkan kemarin sudah bisa ngambek sama papanya gara-gara dijemput terlambat." Penjelasan Daniel membuat Ada tertawa pelan.

"Makanya, kalau punya anak, jangan terlalu dimanja," ucap Ada sambil menyikut perut Daniel dan berjalan ke arah kompor.

"Saya nggak manjain," balas Daniel defensif. "Kemarin bahkan saya tolak permintaan dia."

Ada menatap Daniel dengan tatapan yang seolah menyiratkan perkataan Daniel aneh. "Ya emang harus ditolak, Pak Dan... anak kamu minta dibeliin tas Dior. Di umur segitu Dior dipakai untuk apa coba? Tas bekal?"

"Kadang... Renata terlalu lucu, Ada. Dia mengingatkan saya pada kamu. Saya tidak tega lihat dia merajuk seperti itu," gumam Daniel lagi sambil bersandar di pantry dan menatap istrinya yang memasak.

OFF TO THE RACESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang