29. BERBELANJA

7.2K 862 70
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu Ada pun tiba. Ia akhirnya berangkat ke Seoul untuk Tatler Ball tahun ini bersama Daniel. Meskipun minggu ini cukup melelahkan, terlebih ia kini lebih intens bertemu dengan mantan pacarnya, Ada merasa hatinya sedikit ringan dalam perjalanan ini. Kehadirannya di Tatler Ball akan menjadi pintu emas baginya untuk mendapatkan investor utama yang bersedia ikut dalam proyeknya. Dan ketika proyeknya disetujui, seluruh board member pasti akan lebih mempertimbangkannya naik sebagai direktur utama daripada Arya. Ada sudah membayangkan hari di mana ia akhirnya berhasil merebut Darma Permai. Hari di mana Oma Agustin akan merangkak di kakinya dan meminta maaf padanya.

Semua ini... hanya untuk itu? Hanya untuk permintaan maaf sepele dari wanita tua itu?

Meskipun enggan mengakuinya, tetapi Ada sadar jika semua usahanya merebut Darma Permai dengan menyakiti orang-orang yang ia kasihi, hanyalah untuk memenangkan egonya. Namun, Ada sempat ingin mundur saat itu. Pemerasan sepuluh miliar lah yang membuat Ada tidak bisa berhenti dan memutuskan untuk menuntaskannya hingga selesai.

Entah apa yang merasuki Daniel hari itu, tiba-tiba saja pria itu juga ikut berbelanja bersama Ada di Gangnam untuk persiapan Tatler Ball mereka. Namun, seperti biasanya, ketika Ada asik berbelanja, Daniel lebih banyak menghabiskan waktu untuk membaca koran atau mengecek pekerjaannya di ponselnya. Selama Ada berbelanja, ia juga tidak pernah menunjukkan pilihan bajunya pada Daniel, sebab ia yakin Daniel pasti mengira ia akan membeli baju yang telah mereka sepakati. Namun, pria itu salah besar.

Ada memilih baju yang paling provokatif di situ. Ia meraih gaun merah dengan potongan tali spaghetti tipis dan belahan yang cukup tinggi. Ada langsung memberikan gaun itu pada karyawan yang bekerja secepat mungkin agar tidak ketahuan Daniel. Ia kembali melanjutkan berbelanjanya dengan melihat-lihat gaun lain yang mungkin bisa lebih terbuka dari ini. Ada meraih sebuah gaun hitam dengan lingkar leher segi empat yang cukup rendah dan juga korset serta berpotongan backless. Ada pun dengan segera mencoba gaun itu dan menunjukkannya pada karyawan yang sejak tadi menemaninya berbelanja.

"Is it good?" ucap Ada dengan matanya yang berbinar, sebab baju ini akan menjadi baju sempurna untuk after party nanti. Namun, ekspresi karyawan perempuan itu tiba-tiba saja memucat dan ia hanya bisa tertawa pelan, padahal sebelumnya karyawan itu selalu jujur akan opininya dan selalu santai.

"Terlalu seksi. Ganti." Ucapan itu sudah cukup memberikan jawaban mengapa karyawan tersebut tampak sangat canggung. Ada mendongakkan kepalanya dan matanya langsung bertemu dengan Daniel yang berdiri menjulang di belakangnya. Karyawan perempuan itu langsung pamit undur diri, sehingga hanya Ada dan Daniel di area ganti tersebut.

"Ini bagus. Aku mau," ucap Ada sambil berjalan ke arah cermin dan mematut dirinya di sana. "Nggak akan aku pakai ke Tatler Ball. Janji."

Daniel ikut berjalan ke arah cermin dan berdiri di belakang Ada. Hari itu, Ada tidak memakai heels sama sekali, membuat tingginya hanya sampai di pertengahan dada Daniel. Perbandingan tubuh keduanya membuat Ada merasa sedikit terintimidasi. Daniel bisa melakukan apa saja padanya jika pria itu mau dengan mengandalkan kekuatan pria itu. Namun, untungnya Daniel cukup waras untuk tidak menekan Ada dengan hanya mengandalkan kekuatan tubuhnya.

"Ada," bisik Daniel sambil menelusurkan jemarinya di sepanjang tulang punggung Ada yang terekspos, membuat bulu roma Ada berdiri. "Kamu mengira bisa mengelabui saya? Sejak tadi semua baju yang kamu pilih adalah baju-baju yang terbuka."

"Daniel, jangan kolot kayak gitu," ucap Ada dengan helaan napas kesalnya sambil menahan tangan Daniel yang kini merayap di perutnya.

"Saya tidak kolot, Ada. Saya hanya menjaga apa yang menjadi hak saya," ucap Daniel sambil mencium pipi Ada. Ada memotret dirinya di cermin, hanya sebagai dokumentasinya ketika ia memakai baju-baju yang ia pilih. Namun, foto itu malah terkesan seperti foto kenangan bersama pasangan, karena Daniel yang memeluk dan menciumnya.

OFF TO THE RACESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang