Ada mengerjapkan matanya beberapa kali ketika merasakan sinar matahari mulai menelusup masuk dari jendela. Ia bisa merasakan beban yang berat melingkari perut telanjangnya. Tak hanya itu, nafas lembut Daniel juga terasa di puncak kepalanya. Pria itu memeluknya dengan erat hingga Ada bisa merasakan degup jantung Daniel yang tenang di punggungnya. Keduanya masih tidak memakai apa-apa, selain selimut yang menutupi tubuh keduanya hingga ke pinggang. Seingat Ada, sofa yang mereka tempati saat ini adalah sofa yang luas dan empuk, tetapi entah mengapa ketika tidur bersama Daniel, sofa itu terasa sempit, hingga membuat Ada harus menempel erat dengan tubuh pria itu agar tidak jatuh.
Ada melepaskan pelukan Daniel di tubuhnya dan memakai jubah satinnya. Ia menoleh dan mendapati Daniel masih terlelap. Pria itu tertidur seperti orang mati. Ada yakin jika gempa bumi sekali pun, Daniel tidak akan bangun. Ada meraih ponselnya dan berjalan ke kamarnya sendiri. Langkahnya sedikit tertatih, karena kaki dan pinggangnya yang terasa pegal, akibat kegiatan mereka semalam. Ada berniat membersihkan dirinya, sebelum kembali melanjutkan istirahatnya di ranjang yang luas. Ia menyelesaikan urusan paginya, seperti membersihkan diri dan keramas. Ada masih terus kepikiran akan ucapan Bastian semalam yang ingin melamarnya. Saking kepikirannya dirinya, ia sampai memilih untuk langsung menghubungi Bastian, meskipun ia belum mengganti jubah mandinya dengan pakaian yang layak.
Namun, ketika Ada membuka ruang chat antara dirinya dan Bastian, ia menyadari jika pria itu telah... memblokirnya. Memblokirnya?!
Kepanikan mulai menjalari diri Ada, sebab ia mengecek semua sosial media Bastian dan menyadari ia benar-benar sudah diblokir pria itu. Apa yang terjadi? Apa karena Ada memberikan jawaban ambigu, pria itu marah? Namun, Bastian bukanlah orang yang seperti itu? Lalu, mengapa tiba-tiba pria itu memblokirnya seperti ini? Ada kembali mengecek riwayat percakapannya dengan Bastian, untuk mencari tahu letak kesalahannya pada pria itu. Kepanikan tersebut membuat Ada ingin menangis sejadi-jadinya. Ia sudah mengecek semua riwayat pesannya dan... tidak ada yang salah. Namun, kemudian, Ada mematung. Ia melihat durasi teleponnya dengan Bastian semalam. Dan di sana menunjukkan jika mereka sudah menelepon selama 45 menit lebih. Namun... Ada tidak ingat ia bercakap-cakap selama itu dengan Bastian. Paling minim, mereka berbicara selama 20 menit kemarin malam. Dan kesadaran menghantam Ada lebih keras dari yang ia duga. Jantungnya berhenti berdetak.
Hal itu berarti... berarti... Bastian mendengar seks antara dirinya dan Daniel semalam.
***
Ada menangis dan menangis. Ia sudah berusaha mengontak Bastian, bahkan sampai menghubungi ibu Bastian, tetapi pria itu tidak mau berbicara sama sekali dengannya. Ada benar-benar ketiban sial. Bastian mendengar seksnya dengan Daniel saja adalah mimpi buruk terbesarnya. Lebih parahnya lagi, Ada cukup vokal semalam dan hal itu membuatnya semakin terlihat seperti pelacur di mata Bastian. Ini semua adalah jebakan Daniel untuknya. Pria itu yang mengatakan sendiri jika ia sudah mematikan panggilan telepon tersebut, tetapi kenyataannya Daniel memang sengaja membuatnya tetap terhubung, agar Bastian bisa mendengar seks di antara keduanya. Ada memekik frustrasi sambil menjambak rambutnya sendiri.
"Mrs. Daniswara, breakfast is ready. Mr Daniswara is waiting for you," ucap salah satu pelayan sambil mengetuk pintu walk in closet di kamar itu.
Ada meremas jubah mandinya dengan penuh amarah, tetapi ia memang ingin berbicara dengan Daniel. Tidak, lebih tepatnya, ia ingin memaki pria itu. Ada bersiap-siap dengan memakai sweater putih V neck yang cukup rendah, tetapi tetap sopan, rok suede sepanjang lutut dan high heels 5 cm. Ia merias dirinya sendiri, tanpa bantuan orang dan juga menata rambutnya dengan baik. Ini adalah perdebatan profesional dan Ada tidak boleh terlihat seperti mudah dikontrol. Berpenampilan buruk hanya akan membuat Daniel lebih mudah mengontrolnya dan memanipulasinya. Ada akan bersikap profesional seperti pada umumnya dan ia tidak akan membiarkan Daniel melihat sisi rapuhnya dan juga perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OFF TO THE RACES
RomanceDark contemporary romance (21+) Ada Atmadja lahir dari hubungan gelap antara petinggi perusahaan dan sekretarisnya. Sepuluh tahun setelah Papa meninggal, Ada nekat mengajukan dirinya sebagai direktur utama di perusahaan yang hampir bangkrut itu. Den...