˚₊· ͟͟͞͞➳ 𝚃𝚑𝚒𝚛𝚝𝚎𝚎𝚗

2.7K 380 109
                                    

..⃗. [ 𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐 ] 𑁍ࠜೄ ・゚ˊˎ

Diantara semua perasaan aneh yang muncul dari biasanya, hari ini adalah hari dimana seorang Itoshi (Name) merasakan perasaan yang benar-benar tak mengenakkan dan begitu aneh.

Sedari tadi, tiada detik tanpa mondar-mandir tak jelas. Bahkan membuat Aika yang tengah menonton televisi menjadi risih.

"Kenapa sih? Gak biasanya kamu gelisah." Suara gadis bersurai pirang itu bertanya pada sang gadis.

Sang gadis saat itu juga mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Tubuhnya ia lempar ke sofa dengan air wajah yang kusut.

Aika yang melihatnya memejamkan matanya lelah. Ia menghela nafas panjang, kemudian beringsut dari posisinya untuk mendekati gadis bersurai hitam itu.

"Kenapa, hm? Sini cerita," ucap Aika seraya merebahkan kepala sang gadis di atas pahanya lalu mengelus-elus kepalanya lembut.

Mulut gadis itu masih setia mengatup tanpa ada niat terbuka untuk mengucapkan sepatah kata pun.

Aika yang tak mendapatkan respon kembali menghela nafas panjang. "(Name). Kenapa gelisah? Ada masalah?"

Kini Aika mendapat respon. Dimana (Name) menggelengkan kepalanya. "Gak adaa," jawabnya lemah.

Tangan Aika masih setia mengelus surai indahnya. Namun kali ini, ia sertai dengan pijatan lembut pada bagian kening sang gadis yang tengah resah itu.

"Kalau gak ada masalah, terus kenapa kamu mondar-mandir gak jelas? Muka kamu juga kelihatan gelisah."

Gadis bersurai pirang itu menjeda ucapannya. Mengambil nafas, lalu berkata, "Takut? Karena besok mau sekolah di sekolah baru?"

Lagi-lagi gadis bermarga Itoshi itu menggeleng.

"Perasaan aku tak enak, Kak," ucapnya yang membuat kedua alis Aika bertaut bingung.

"Gak enak kenapa?"

"Gak tau. Dari tadi gak bisa hilang rasa gak enaknya." Kini wajah sang gadis di angkat oleh sang pemilik. Kemudian menoleh, dan menatap ke arah Aika dengan tatapan lesu.

"Hati aku juga gak enak terus dari tadi," lanjutnya dengan wajahnya yang kini resah.

Melihat raut wajahnya yang resah, Aika mengelus lagi surai indahnya. Bedanya, ia kini menepuk-nepuk punggung mungilnya lalu membelainya beberapa kali mencoba menyalurkan sebuah rasa tenang.

"Ssstt... Udah jangan di pikirin. Sekarang kamu istirahat, jangan banyak pikiran. Siapin mental kamu buat besok," ucap Aika dengan lembut.

Tepukan pada punggung mungilnya, diiringi dengan kata-kata penenang yang keluar dari mulut gadis bersurai itu, mampu mendatangkan rasa kantuk yang sedari tadi belum menghampirinya.

Perlahan-lahan, dua kelopak mata milik gadis bersurai hitam itu merendah sebelum akhirnya menutup, menyembunyikan lautan hijaunya yang indah itu.

Disaat tengah asik dengan keheningan yang tiba-tiba tercipta, beberapa detik kemudian terdengar suara notifikasi dari ponsel milik (Name).

Aika yang penasaran, meraih ponsel tersebut dan melihat nama kakak dari (Name) tertera disana. Tanpa seizin sang pemilik, Aika membuka lock screen ponsel tersebut dan melihat ruang pesan antara kakak beradik itu.

Abang Rin

(Name), cepet ke rumah sakit.

𝐄𝐜𝐜𝐞𝐝𝐞𝐧𝐭𝐞𝐬𝐢𝐚𝐬𝐭 : 𝐈𝐭𝐨𝐬𝐡𝐢 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang