˚₊· ͟͟͞͞➳ 𝚂𝚎𝚟𝚎𝚗𝚝𝚎𝚎𝚗

2.6K 396 54
                                    

..⃗.  [ 𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐 ] 𑁍ࠜೄ ・゚ˊˎ

Kala itu, rasa amarah perlahan mereda seiring melihat tubuh milik sang ayah terjatuh ke bawah dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kala itu, rasa amarah perlahan mereda seiring melihat tubuh milik sang ayah terjatuh ke bawah dengan cepat. Rasa lega juga tiba di hatinya ketika melihat bercak darah mengalir di bawah sana.

Lagi, ia membunuh anggota keluarga. Setelah ibunya, kini ayahnya yang terbunuh.

Angin berhembus kencang dari arah belakang. Memberikan sebuah tanda bila seseorang akan segera datang untuk menghampirinya.

"(NAME)!" Suara teriakan dari Aika mampu membuat sang gadis bersurai hitam itu menoleh ke arah sumber dari suara.

Kala itu, iris indah baik laut hijau yang redup itu menatap kedatangan seorang gadis pirang yang berlari kencang lalu menarik tubuhnya ke dalam dekapan.

"Tidak apa-apa kan? Tidak ada yang terluka kan? Kau tidak mengalaminya lagi kan? Tidak seperti itu lagi kan?" Pertanyaan bertubi-tubi itu keluar dari mulut gadis pirang itu.

Aika begitu mengkhawatirkan gadis bungsu Itoshi itu.

(Name) hanya diam membeku. Tatapannya kosong yang kini menatap sosok laki-laki tinggi yang berdiri di ambang pintu.

"Iya, aku tak apa-apa," jawabnya dengan suara parau.

Dua iris indah itu masih setia menatap sosok yang tak lain adalah kembarannya, Rin. Ia lihat wajah lelaki itu yang memucat dan tubuhnya bergetar. Tatapannya pun begitu sulit diartikan.

Hingga tatapan yang tak jelas itu dijelaskan dari langkah kaki sang lelaki yang membawa sang pemilik tubuh mendekat ke arah sang gadis. Kala itu, wajahnya memerah karena amarah.

"Kau!" Satu tangan milik Rin melayang di udara dan mendarat di pipi mulusnya.

"Dasar pembunuh!"

Ah kata-kata itu lagi kembali terdengar di gendang telinganya. Benar katanya, ia seorang pembunuh sekarang. Usai membunuh ibunya, kini ia membunuh ayahnya.

"Hey! Kau tidak melihatnya secara jelas? Kau buta?"

Aika melepaskan pelukannya dan mendorong tubuh sang lelaki dengan keras. Gadis itu menarik tubuhnya agar berada di depan gadis bermarga Itoshi itu.

"Kenapa kau malah mempedulikan ayah mu? Lihatlah adik mu!"

Mata gadis pirang itu sedikit menyipit dengan satu jarinya yang terangkat dan mengarah pada (Name).

"Adikmu Rin! Dia juga bagian keluarga mu! Apa kau masih tak sadar dengan apa yang sudah terjadi pada adikmu selama ini?"

"Bahkan tadi pun, kau tak melihatnya?"

𝐄𝐜𝐜𝐞𝐝𝐞𝐧𝐭𝐞𝐬𝐢𝐚𝐬𝐭 : 𝐈𝐭𝐨𝐬𝐡𝐢 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang