˚₊· ͟͟͞͞➳ 𝚃𝚠𝚎𝚗𝚝𝚢 𝚃𝚑𝚛𝚎𝚎

2.9K 358 46
                                    

Jangan lupa vote sebelum membacanya dan komen bila berkenan^^

Note :

(Name) itu kamu
[Name] kamu versi kecil

..⃗.  [ 𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐 ] 𑁍ࠜೄ ・゚ˊˎ

Tiada lagi warna selain warna putih yang menghiasi ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiada lagi warna selain warna putih yang menghiasi ruangan. Selagi mata memandang, dan kaki berpijak menyusuri tempat tiada ujung tersebut, hanya warna putihlah yang terlihat di pandangan.

Nafasnya terdengar putus-putus. Langkah kakinya perlahan tertatih lantaran tak kuat lagi untuk berlari. Bulir-bulir keringat perlahan berjatuhan dari keningnya.

Iris hijau lautnya yang begitu indah itu memandang lurus ke depan dengan harapan ia menemukan sebuah pintu untuk keluar dari ruangan bernuansa putih itu.

"Dimana pintunya...?" ucapnya sebelum detik berikutnya tubuhnya oleng ke samping dengan tumpuan sebuah bidang dinding putih yang dingin.

Tubuhnya perlahan merosot ke bawah dengan posisi terduduk. Hilang sudah harapannya untuk menemukan jalan keluar dari tempat bernuansa putih ini.

Tepat disaat itu, sebuah tangan kecil nan halus serta hangat menyentuh bahunya yang polos. Atensinya langsung beralih untuk menatap kehadiran lain selain dirinya.

Kala kepalanya menoleh, sesosok gadis kecil berambut hitam legam serta iris senada dengan dirinya menatap wajahnya dengan hangat. Serta senyum manis yang tertera di bibirnya.

"Ayo ikuti aku. Aku akan membawamu ke tempat yang begitu indah." Mulut mungil gadis kecil itu berucap demikian sembari menarik lengan panjang gadis itu tanpa aba-aba.

Alhasil kini, gadis tinggi bersurai hitam itu harus berlari disaat tenaganya sudah mulai habis.

"H-hey! Kau siapa? Dan mau kemana kau membawaku?" tanyanya namun gadis kecil itu hanya diam dan fokus berlari. Si gadis nampak kesal karena perkataannya tak dihiraukan olehnya.

Hingga kaki yang sebelumnya menapak pada lantai dingin, kini terasa basah dan timbul sensasi geli di bawa sana. Dimana matanya memandang, rerumputan hijau yang begitu luas membentang serta pernak-pernik alam yang begitu indah menghiasi.

Iris hijau lautnya memandang takjub pemandangan yang begitu indah itu. Namun, fokusnya itu harus beralih ketika gadis kecil yang membawanya itu menarik tangannya.

"Hey." Suara imut itu memanggilnya.

"Iya?" Sahut gadis tinggi itu.

"Kau tahu ini dimana?" tanya gadis kecil itu.

"Tidak tuh. Aku tidak tahu ini dimana," jawabnya.

Terdengar suara kekehan kecil yang berasal dari mulut gadis kecil itu. "Kau berada di sebuah tempat dimana keadaan tubuh mu sedang berada di ambang kematian."

𝐄𝐜𝐜𝐞𝐝𝐞𝐧𝐭𝐞𝐬𝐢𝐚𝐬𝐭 : 𝐈𝐭𝐨𝐬𝐡𝐢 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang