˚₊· ͟͟͞͞➳ 𝚃𝚑𝚛𝚎𝚎

3.6K 493 85
                                    

..⃗. [ 𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐 ] 𑁍ࠜೄ ・゚ˊˎ

Kala itu, sang mentari pulang dari tugasnya yang menerangi bumi. Tergantikan oleh sang rembulan yang cahaya tak benderang seperti sang mentari, namun sang rembulan tak kalah menawan di langit malam kala itu.

Permata-permata langit ikut muncul, menemani sang rembulan yang kala itu masih sendiri. Menghiasi langit malam, dengan sinar-sinarnya yang indah.

Di bawah langit malam yang indah itu, ada seorang gadis yang tingginya seukuran anak kelas empat sekolah dasar. Sosok itu duduk di sebuah kursi.

Ia tak sendiri. Tapi ada dua orang temannya yang menemaninya kala itu.

"Sudah malam. Ayo pulang." Si surai pirang dengan gaya rambut yang di kepang dua mengajaknya untuk pulang.

Kepala sang gadis menggeleng. Menandakan jika ia tak mau pergi.

"Kenapa? Kau takut bertemu orang tua mu?" Kali ini, kembarannya mengajukan pertanyaan.

Gadis itu diam. Tebakan orang itu benar. Ia takut untuk pulang dan bertemu orang tuanya. Ia ingat, hari ini adalah pembagian rapotnya di kelas empat sekolah dasar.

Takut. Karena ujian kali ini ia benar-benar serius. Ia takut karena ia sudah tahu dari wali kelasnya jika ia mendapatkan peringkat pertama di angkatannya.

Dan pastinya, ibu atau ayahnya akan marah saat tahu ia melampaui kedua kakaknya.

"Kau diam, berarti jawabannya adalah iya."

"Hmm."

"Kalau begitu, ikut dengan kami," ujar Ran dengan kebiasaanya. Yakni mempat-pat kepala sang gadis.

"Aku? Ikut ke rumah kalian? Itu hanya akan merepotkan kalian berdua," ucapnya memberikan sebuah sanggahan dari tawaran dari Ran.

Ran terkekeh. "Tidak. Ibu kami malah rindu dengan kehadiran mu. Maka dari itu-" Ran menjeda ucapannya. "Ikutlah dengan kami!"

Detik itu, tubuh mungilnya diangkat dengan gaya khas pengantin. Ran membawanya sembari berlari dan membuat sang gadis memeluk lehernya dengan erat agar tak terjatuh.

"Kalau aku jatuh, salahkan dirimu, Ran!"

"Salahkan Rindou! Karena dia yang menjadi pembunuhnya!"

Baiklah. Mereka berdua benar-benar tak habis pikir. Bermain kejar-kejaran di malam hari dan juga dengan seorang gadis kecil yang ikut-ikutan terkena imbasnya.

Yang kena akan menjadi pembunuhnya. Dan yang lari adalah targetnya.

Memang ada-ada saja tingkah Haitani bersaudara itu.

Menyebalkan, bila mengambil dari sudut pandang (Name). Tapi di balik menyebalkannya sifat mereka, itulah yang membuat rasa nyaman dari seorang (Name) tumbuh dari mereka berdua.

Ada banyak hal yang jarang ia rasakan di rumah, namun Ran dan Rindou dapat memberikannya pada dirinya.

Satu hal yang paling menonjol. Kasih sayang. Kedua orang tuanya, atau kedua kakaknya, tak bisa menunjukkan sebuah rasa kasih sayangnya kepada dirinya. Keluarganya menganggap bahwa dirinya hanyalah pengganggu.

Berbeda dengan Ran dan Rindou. Mereka berdua memperlakukannya layaknya adik mereka sendiri. Bahkan keluarganya, seakan menjadi rumah keduanya untuk berpulang.

𝐄𝐜𝐜𝐞𝐝𝐞𝐧𝐭𝐞𝐬𝐢𝐚𝐬𝐭 : 𝐈𝐭𝐨𝐬𝐡𝐢 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang