(5) Night With U

362 29 17
                                    

***

"Why are you so pretty? Why? Kenapa? Kenapa bisa secantik ini?"

"Berisik deh."

Mereka tahu, mereka masih dalam jam kerja dan sedang bekerja walaupun kelihatannya lebih mirip party. Itu kenapa jarak mereka dekat tapi tidak banyak melakukan apapun selain saling melemparkan pandangan saja.

"Rambut kamu kok bisa begini sih?" Aslinya Gama itu dari tadi tidak berhenti memandangi rambut Anne. Kepangannya begitu menarik perhatiannya. Gimana ya Gama menjelaskannya. Pokoknya kepangannya mutar-mutar di atas kepala. Terus yaudah nggak digerai gitu rambutnya. Diikat semua. "Siapa sih yang bikin begini? Kamu ke salon tadi?"

Sebelumnya Anne sudah melihat di cermin dan difotoin Prisia. Tapi mendengar Gama ngomong gitu, dia balik megang-megang kepalanya lagi.

"Prisia yang kepangin."

"Kok bisa???????"

"Dia beneran bisa semua ternyata."

"Rambutku bisa nggak ya diginiin juga?"

"BIAR APA??????" Anne kaget.

"Biar keren juga kayak kamu."

Beneran tidak mau kalah keren dari pacarnya sendiri. Semua diikuti.

***

"Aku masih sempet kok ngantar kamu."

"Tapiii nanti kamu capeee,"

Mulai, drama antar-mengantar pulang terjadi. Dan akan terus terjadi. Apalagi kalau Gama dan Anne punya waktu banyak buat debat kayak sekarang. Padahal nggak perlu ada drama kalau satunya mengalah.

"Aku nggak balik apart kamu loh malem ini. Jangan nangis ya kalo ntar kangen aku." Kalimat Gama itu membuat kening Anne berkerut. "Kalo kamu baliknya nggak bareng aku, aku nggak jamin kita bisa ngobrol banyak. Mau telponan pas kamu sampe apart, akunya meeting. Nunggu aku pulang, kamu pasti ketiduran." sambungnya penuh ancaman lucu.

"Kamu kali yang kangen."

"Yaaah maksud aku juga gitu!"

"Terus mobil aku gimana?"

"Kamu kenapa sih bawa mobil kayak nggak punya pacar aja?!"

Haduh, kalau modelan begini Anne merasa lagi mengasuh bayi gede.

"Terus aku perginya sama siapa? Kamu aja nggak bisa jemput?!""

"Gocar?"

Anne menghela napas kasar. Bikin Gama langsung ketakutan.

"Iyaaa maaf. Nggak bisa bareng kamu tadi." Ia buru-buru meminta maaf. Menyesali kalimatnya. "Tapi pulangnya aku ikutin dari belakang ya."

"Terserah aja deh. Kamu kayaknya emang punya banyak waktu."

Perempuan itu langsung mengambil langkah mau masuk ke mobil. Tapi Gama cepat menarik tangannya — menjatuhkan peluk di sana tiba-tiba.

"Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa,"

Dan di part ini, Anne diam. Sadar kalau Gama masih penuh trauma.

***

"Bee, lampu rem mobil kamu mati apa gimana? Kok nggak nyala-nyala?" tanya Gama. Dan tiba-tiba lampu mobil di hadapannya itu menyala. Langsung berisik dia. "Annelka, kamu nggak ngerem apa dari tadi?"

Perempuan itu ketawa kencang. Ia melirik mobil Gama yang mengikutinya di belakang. "Yaah masa aku nginjak rem mulu. Ntar ditabrak sama kamu."

Tadinya panggilan telepon ini dilakukan biar dua-duanya bisa ngobrol santai dan tidak ngantuk saat menyetir, tapi yang terjadi malah jadi uji nyali buat Gama dan ajang ngisengin buat Anne. Sama seperti lagi disetirin Anne, sekarang juga Gama sama paniknya. Panik sendiri. Dan bawel.

ANNE AND GAMA (from September to July)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang