(15) Sorry

241 27 3
                                    

***

Anne kelihatan tidak membawa barang apapun kecuali hape digenggamannya. Biasanya akan ada banyak sekali sampai dia kesulitan sendiri. Tas laptopnya. Totebag di bahunya. Belum lagi tumblr dan lembaran kertas yang harusnya bisa ia tinggal di meja kerja. Sekarang, Anne bebas melangkah. Derapnya tegas dan pasti. Sampai terdengar ketukan heelsnya.

Sepertinya ada meeting penting hari ini, Anne tidak memberitahu. Padahal biasanya mereka berbagi segala informasi tentang pekerjaan sekalipun mereka satu kantor. Anne berpakaian lebih formal. Dress hitam yang ia kenakan sangat cocoknya. Dia masih sangat cantik. Rambut panjangnya bergelombang tidak berantakan. Tidak diikat sembarangan. Sedangkan Gama sudah kucel banget karena harus ikut beberes studio sama yang lain.

"Cantik banget sih pacarku."

Pujian itu mana mungkin dikubur Gama begitu saja. Tiba Anne dihadapannya langsung ia sampaikan. Tapi tidak ada respon dari sang puan. Usai bertemu di depan ruang editor sampai detik ini, tidak ada obrolan apa-apa lagi. Baru beberapa menit yang lalu Anne mengabarkan kalau dia sudah bisa pulang. Gama bahkan menunggu sejak tadi. Tidak mau mengecewakan Anne lebih banyak lagi.

"Drop aku ke rumah baru Prisia ya."

Gama diam sebentar. Takut salah dengar. "Prisia? Kenapa? Dia masih pindahan?"

"Udah nggak. Aku mau nginap di sana."

Kalimat itu benar-benar membuat Gama kaget. Dia semakin paham kalau perang dingin antara dia dan sang puan mulai memanas. Bisa dibilang. Gama dan Anne tinggal bersama. Soalnya memang Gama lebih banyak pulang ke apart Anne daripada apartnya sendiri. Selain ingin bersama Anne, di apartnya juga nggak ada apa-apa. Kalau mau makan, pilihan terbaik yah makan di apart Anne. Di sana banyak makanan. Estimasi perjalanan ke kantor juga jauh lebih dekat dari apart Anne. Bahkan sekarang kayaknya pakaian dan barang-barang Gama sudah pindah ke apart Anne.

"Kamu besok juga nggak usah jemput aku. Aku bareng Pris."

Bahkan Gama belum merespon kalimat sebelumnya — sudah datang lagi yang lain. Ia tidak suka dengan semua yang perempuannya itu katakan. Akan menginap di rumah Prisia. Juga akan pergi kantor besok sama Prisia. Ingin marah rasanya tapi ditahan. Anne itu silent treatment sekali anaknya. Memang kelihatannya nggak baik. Dan Gama tetap mencoba memahami. Juga memberinya waktu sampai dia buka suara atas keinginannya sendiri.

"Gam?"

Suara seorang perempuan tiba-tiba terdengar. Ia dan perempuannya cepat menengok ke tempat suara itu datang. Itu Kalea. Senyumnya datang di tengah dingin yang membekukan Gama dan Anne. Langkahnya kemudian mendekat. Lebih tepatnya menengok Anne lebih banyak. Tadinya Gama memang ingin mengajak Anne ke studio untuk kenalan sama Kalea. Namun karena situasi sedang tidak baik jadinya batal. Dan ternyata keduanya bertemu di basement — tanpa direncanakan malahan.

"Pada mau balik ya?" kata Kalea.

"Hai," Anne menyapa perempuan itu dengan sangat ramah. Balasan senyumnya lebar. Itu adalah senyum pertama Anne yang Gama lihat hari ini. "Gama udah banyak cerita soal kamu. Tapi kita belom kenalan. Annelka Yabela."

Disambut Kalea cepat uluran tangan Anne. "Your name is sooo pretty. Aku Kalea. Gama juga udah banyak cerita soal kamu ke aku. Kayaknya dia cinta mati banget sama kamu. Yang dia ceritain pujian semua."

Bisikan Kalea itu terdengar oleh Gama. Memang sepertinya tidak bermaksud berbisik. Anne menatapnya tidak berubah. Masih dingin seperti sebelumnya. Sikapnya balik manis lagi saat sedang berhadapan sama Kalea saja. Cara bicaranya lembut ke Kalea. Senyumnya juga tidak pudar sampai matanya sipit. Anne memang selalu senang dapat temen baru. Habis kenalan sama orang, dia akan jadi lebih excited lagi. Tapi usai ketemu Kalea, reaksi Anne berbeda. Dia masih diam dan jadi lebih ketus.

ANNE AND GAMA (from September to July)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang