***
"Gue ada jadwal manggung malam minggu. Datang aja kalau mau nonton."
Prisia melupakan jadwalnya pada hari itu setelah ia memberitahu Anne kalau panggungnya untuk beberapa hari ke depan kebanyakan sore. Sang puan tentusaja bersukacita. Ia tidak mau lagi mengorbankan hari kerjanya seperti dua hari yang lalu. Iya, hari dimana ia dan Prisia kobam. Memang ia masih bisa kerja dengan baik meski puyeng dan ngantuknya ada banget.
Selain Khaesan, Anne juga mengajak Rana — pacarnya Ben. Perempuan itu sebelumnya juga dijanjikan untuk menonton Pris manggung. Ternyata Retta dan Leo juga mau ikut. Dan entah kenapa lucunya kalau sama Leo, Ben tidak se-strict itu. Ia tidak banyak tanya setelah mengetahui Leo adalah rekan kerja adiknya. Dan Retta senang tidak harus menjadi obat nyamuk.
"Lama amat,"
Boleh-boleh begitu, dia tetap saja bawel dan menatap Leo sinis. Perihal datang terakhiran. Sudah berapa lama mereka menunggu Ben yang sedang menunggu adik perempuannya itu. Karena udah pada paham sama kelakuan Ben ini, mereka tidak banyak protes. Lagipula tidak selama itu juga. Namanya mau ada konser, jalanan sudah pasti agak macet dari biasa.
"Kalo nggak boleh aku sama Leo kenapa dibolehin," Retta menggerutu kesal di samping lelaki itu. Ia berada persis di tengah. Ada Rana juga di sisinya. Sekarang dia telah memiliki sekutu tambahan. "Jangan galak-galak sama Leo. Dia temenku di kantor. Nanti dia nggak mau bantuin aku gimana?"
Perempuan itu — jauh lebih tinggi dari Retta, merangkul sang puan sembari mengelus bahunya. Mencoba menenangkan dan membalikkan moodnya. Nggak seru juga kalau harus berantem sewaktu mau konseran. Dilihatnya juga pacarnya untuk berhenti bicara dengan niat membela diri. Soalnya nanti malah semakin bete anaknya.
Anne dan Gama di belakang mereka cuma senyum-senyum. Melihat Retta dan Ben berantem sudah biasa. Tapi sekarang jadi lucu karena Ben tidak bisa banyak bertindak sebab ada Rana.
Sedangkan Khaesan dan Leo di belakang sekali tidak banyak bereaksi. Leo tahu cerita seposesif apa Masnya Retta. Walaupun dia nggak diserang terang-terangan tadi, Leo tetapsaja ketakutan. Khaesan sendiri sibuk dengan hapenya. Lagi berbalasan pesan dengan yang mau manggung sebentar lagi. Usai kejadian malam itu, mereka memastikan untuk memiliki nomor masing-masing. Dengan maksud, Prisia bisa meneleponnya kapan saja.
pris gue sama yg lain udah sampe ya
Ke backstage aja
emang nggak papa?
Biasanya pada ke backstage kok
oh gitu... nggak tahu wkwk maklum baru pertamakali
Hahaha ini gue kasih tahu. Jadi besok2 bisa langsung ke backstage aja
"Ini langsung mau ke backstage ya?"
Pertanyaan Khaesan itu membuat semua orang menengok ke belakang — menengoknya. Yang empunya tanya agak sedikit kaget dipandang kompak. Sejujurnya tidak ada yang tahu di mana backstage berada. Cuma memang yang jelas tujuan mereka ke sana. Dan agak kaget saja kalau Khaesan tahu.
"Iya." jawab Anne. "Soalnya belom tentu bisa ketemu Pris pas selesai manggung. Keburu capek dan ngantuk. Atau Pris keburu eval. Dan lama."
Pemuda itu mengangguk. Sama halnya dengan Leo. Ini pertama kalinya dia diajak nonton Ultimate Nerds. Band yang cukup sering disebut orang-orang kantor karena memang anggotanya selalu jadi talent mereka.
Beramai-ramai mereka melangkah ke backstage. Nyari bareng-bareng di mana tenda Ultimate Nerds. Cukup banyak artisnya malam ini. Yang kelihatan ada tendanya Juicy Luicy. Setelah menyelusuri lebih dalam, mereka akhirnya menemukan Razen terlebih dahulu sebelum tendanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNE AND GAMA (from September to July)
Fanfic[COMPLETED] Bagian kedua dari Anne and Gama (The 30th Night of September). Akan lebih bagus kamu membaca bagian pertama untuk bisa turutserta dalam perjalanan cinta Anne dan Gama. Namun tidak masalah juga kalau ingin membaca bagian ini saja. Bagian...