(27) Life After Break Up?

176 24 10
                                    

***

Setelah orang-orang melihat postingan Anne di instagram, gosip semakin riuh. Di tengah katanya putus itu, sang puan masih bisa pilates. Padahal mereka tidak tahu ia mati-matian supaya tidak mati sebelum hari ini datang. Prisia dan Khaesan saksinya. Mereka pun juga sama tidak menyangka tapi turut senang. Setidaknya, puan itu tidak menangis lagi.

Dan di antara banyak orang itu — Gama salah satu yang melihatnya juga. Sudut bibirnya naik. Ia sendiri lupa kalau beberapa hari sebelum mereka pegat itu, ia mendaftarkan sang puan ke fitness center bawah apart Anne. Tidak yakin juga ia datang sendiri atau karena namanya sudah didaftarkan dan dihubungi oleh staffnya. Gama cuma senang saja, ia berolahraga lagi.

Selain masak, Anne itu rajin sekali yoga. Atau pergi pilates dan ngegym misal ada waktu luang. Sebenarnya sedih karena Anne terlihat baik-baik saja usai putus sedangkan dirinya sendiri masih tak punya semangat di sini. Tapi setidaknya fokusnya sekarang adalah sang puan bahagia dan menikmati hidupnya. Walaupun memang endingnya tidak bersamanya.

"Ngapain?"

Gama langsung menutup layar hapenya yang ada story Anne ketika Mas Tara masuk ke ruang audio. Usai syuting beberapa jam yang lalu, ia langsung meninggalkan studio. Sudah dibilang, dia mencoba yang terbaik dan tidak akan menambah masalah baru lagi. Meski itu harus terlihat tega.

"Nggak papa. Mau ngadem aja."

"Gue mau ngerjain projek Iyos yang bulan ini. Lo mau join nggak?" lanjutnya kemudian duduk di depan di kursinya. "Cuma ada Anne."

Waktu itu., ia dan Anne pernah membicarakan soal projek ini. Gama juga dapat kabar kalau Bang Iyos sudah mulai produksi. Anne yang jadi post production supervisornya. Dan bersama tim paska produksi lain dipastikan mereka akan bekerja mulai akhir bulan ini. Memang sebentar lagi, ia akan menyelesaikan produksinya dengan Mbak Elgi dan belum dapat projek apapun dalam waktu dekat. Tapi mana mungkin ia akan join yang satu ini.

"Lo bilang kalo Iyos ada projek tolong rekomendasiin diri lo karena lo pengen satu projek sama dia sebelum dia cabut ke kantor cabang tahun depan" sahut Mas Tara lagi. "Bisa aja, Gam. Belom direkomendasiin pun lo udah diajak kan. Tapi ya gitu. Iyos mana pernah nggak ngajak Anne di projeknya. Jadi kalo lo mau join, pasti ada Anne." lanjutnya. "Lagian kok bisa putus sih," Dari semua kalimatnya — kalimat terakhir jadi yang paling menyekik Gama. Alih-alih bertanya alasannya, ia hanya menyayangkan.

Gama menghela napas. Sudah habis akal. "Yaaah bisa aja, Mas. Buktinya beneran putus."

Mau ia jelaskan bagaimana pun, orang-orang juga akan sama bingungnya kenapa hubungan ia dan Anne begitu rumit sampai harus berakhir putus.

***

"Udah diomongin baik-baik emang?"

"Kak. Anjinglah." Gadis itu tiba-tiba mengumpatnya. Terang-terangan. Persis di hadapan mukanya. Ia tampak kesal. "Lo nggak seharusnya nasihati hubungan gue di saat hubungan lo sendiri aja kayak gini."

Anne meminum es kopinya — memalingkan wajahnya ke tempat lain. Manik mata Retta itu sudah haru sejak ia tahu kalau dirinya dan Gama putus. Bahkan pertama kali dia menemukan fakta itu, berkali-kali ia bertanya sampai tubuh Anne yang lunglai diguncang-guncangnya. Juga sampai menelepon Prisia dan Masnya untuk memastikan yang sebenarnya.

Retta pikir, keduanya akan jadi seperti Mbak Chara dan Bang Danes. Dulu ia dan Anne kompak beranggapan dua pasangan termanis di kantor itu putus karena Bang Danes resign, foto dan highlight satu sama lain dihapus sampai tidak pernah antar-jemput lagi. Tapi ternyata memang sedang merencanakan pertunangan. Jadi Retta mengiranya, Anne dan Gama akan ke jenjang yang lebih serius lagi. Mengikuti jejak Mbak Chara dan Bang Danes. Rupanya tidak begitu.

ANNE AND GAMA (from September to July)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang