***
Kalau ada yang bilang hubungan ini tetap berjalan karena Gama banyak sabarnya, itu tidak benar. Nyatanya Anne punya hati seluas samudra untuk memaafkan. Atas apa yang sadar atau tanpa sadar ia lakukan. Marahnya Anne tidak pernah ia anggap berlebihan. Ia sadar apa yang dilakukan Anne menjadikannya pribadi yang lebih baik. Sebelum sama Anne — lihat kehidupannya. Luntang lantung. Hanya berkelana. Tidak punya tujuan.
"Minta tolong nanti lo yang gantiin gue ketemu klien ya, Ta." Anne di depan lemarinya berbicara pada Retta — rekan kerjanya dari telepon. "Sebenarnya pagi ini, cuma gue tiba-tiba kurang sehat. Tadi gue udah berkabar sama yang bersangkutan kalo direschedule jadi jam 2 siang. Lu free kan?"
Tidak hanya Anne yang sibuk menelepon rekan kerjanya, Gama di balkon apart juga melakukan itu. Posisinya sengaja lebih jauh dari Anne supaya suara mereka tidak bertabrakan. "Nggak papa kan, Mbak, kalo sendirian dulu hari ini? Gue mendadak panas tinggi. Tapi pagi ini udah mendingan kok."
Baik Retta ataupun Mbak Elgi, keduanya cepat mengiyakan kalimat sepasang kekasih itu. Tidak ada juga pertanyaan lain atau penolakan mengingat Anne dan Gama jarang sekali bolos kerja apalagi karena sakit.
"Apa kata Retta?"
Gama melangkah masuk lagi ke dalam apart dan bertemu dengan Anne yang juga barusaja muncul dari dalam kamar, menyelesaikan panggilannya. Ia sudah berganti pakaian. Setelah ia sibuk mengurusi cucian piring bekas sarapan mereka di apart Ben, ke apotek untuk membeli obat, menyetir balik ke apart mereka sampai memastikan Gama meminum obatnya. Semua Anne lakukan dengan penuh cekatan.
"Oke. Mbak Elgi gimana?" tanyanya juga. "Kamu tiduran aja. Nanti pusing."
"Aku udah nggak papa, Babe." katanya — pergi mengenggam tangan Anne dan mengelusnya. Menenangkan perempuannya. "Kata Mbak Elgi oke juga. Dia nanya aku diurusin kamu nggak. Aku bilang kebetulan lagi sakit bareng."
Anne ketawa mendengarnya. "Aku cuma nggak enak badan aja. Bukan sakit!"
"Padahal kalo sakit bareng kan enak. Nggak papa pelukan."
"Alaaah tadi juga udah curang udah peluk aku." cercahnya kemudian menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Mengambil remote dan berencana untuk menonton.
Gama ikutan duduk di sebelahnya. "Ternyata gini ya kalau weekday di rumah aja. Apa kita jalan-jalan ke luar. Ke Mall. Pasti sepi banget."
"Kalo sehat begini mending kerja aja nggak sih kita?"
"Lu stop deh jadi workholic."
Perempuan itu tidak bisa menahan ketawanya. Bagaimana Gama tidak menjulukinnya workholic kalau dia sebegitu senangnya bekerja. Mau segimana Gama menyamai kegigihannya bekerja tetap saja Anne kelihatan yang lebih gigih. Mau segimana Gama menyamai waktu kerja Anne tetap saja kelihatan Anne yang lebih banyak kerja. Padahal sama-sama 24 jam.
Hari itu — bisa dibilang memang mereka sakit bareng. Walaupun penyebab mereka sakit bertumpuk dari segala sisi. Kecapean bekerja. Juga keributan kemarin. Dan rasa kangen yang berlebihan. Keduanya menikmati libur sakit dengan menonton film bersama. Minum teh sambil melihat jalanan yang sepi dan yakin akan menumpuk sebentar lagi. Bercerita banyak hal seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya. Mereka — kembali jatuh cinta.
"Maaf ya kalau kemaren aku maksa kamu dan nggak ngasih kamu waktu buat sendiri dulu," Gama tidak berniat mengulang cerita masalah ini. Gama hanya merasa bersalah dengan sikapnya yang mungkin menganggu Anne. "Padahal kita udah janji buat saling cerita soal apapun. Tapi nggak boleh maksa. Aku udah bikin kamu nggak nyaman." lanjutnya, kemudian.
Mata perempuan itu jatuh tepat di manik mata Gama. Gelas teh yang sudah separuh diminumnya digenggam erat-erat. Ada satu hal yang jelek dari diri Anne — begitu yang ia pikirkan adalah sikap silent treatmentnya. Itu juga yang ia rasakan di rumah. Bagaimana orang-orang di rumah memperlakukannya tidak cukup baik namun Anne tidak bisa marah. Kebiasaan itu menjadikan dirinya yang sekarang. Apa setelahnya Anne akan marah? Tidak. Semua tetap baik-baik saja. Cuma hati kecilnya sedih. Kenapa setelah itu tidak ada yang meminta maaf padanya. Walaupun dia tidak dendam dan marah lagi. Tapi kenapa ia tidak menerima maaf itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNE AND GAMA (from September to July)
Fanfiction[COMPLETED] Bagian kedua dari Anne and Gama (The 30th Night of September). Akan lebih bagus kamu membaca bagian pertama untuk bisa turutserta dalam perjalanan cinta Anne dan Gama. Namun tidak masalah juga kalau ingin membaca bagian ini saja. Bagian...