SPECIAL PART: LONG WEEKEND

328 34 17
                                    

cw //  mention of sexual activities

***

[One Of The Girls-The Weeknd, JENNIE, Lily-Rose Depp]

Saking mencintai pekerjaannya, Anne sampai tidak sadar kalau Senin besok tanggal merah kalau saja Gama tidak memberitahunya. Pagi ini, dia mendengar berita di televisi yang dinyalakannya saja tapi tidak ditonton mengenai long weekend. Dalam hati Anne, long weekend apa orang cuma Sabtu dan Minggu. Tapi memang dia curiga kenapa jalanan di Jumat sore kemarin tiba-tiba 10 kali lipat lebih padat dari biasanya. Ternyata semua orang sedang berlomba-lomba untuk kabur dari Jakarta dan pergi liburan.

Anne dan Gama tidak merencanakan liburan apapun. Hari ini, Sabtu, keduanya sudah punya rencana masing-masing. Gama dan Ben akan pergi ke reuni teman kuliah. Sekalian menghadiri acara pernikahan anak dosen mereka. Sedangkan Anne bersama Retta dan Rana janjian buat menonton Prisia manggung.

"Wangi banget," Perempuan itu muncul dari balik pintu. Menengok kekasihnya yang sedang siap-siap untuk pergi. "Mau ketemu cewek ya?"

Gama menahan senyumnya. Salting. Sambil memasang kancing kemeja putihnya, dia menjawab. "Masa sih? Aku bahkan belum pake parfum."

"Tahu gitu aku nggak usah janji mau nonton Pris hari ini. Ikut kamu aja."

"Kenapa sih?"

Tawanya kemudian jatuh. Dilihatnya perempuannya itu berdiri menyandar di dinding kamar. Melipat tangan dan mendikte dirinya dari atas sampai ke bawah. Sudah tinggal bersama, Gama paham kemana arah pembicaraannya. Ia berbalik lagi menatap cermin. Karena mau ke acara pernikahan anak dosennya, Gama lebih proper berpenampilan hari ini. Celana bahan berwarna hitam senada dengan jas yang akan menyelimuti kemeja putihnya nanti. Kompak dengan Ben. Mereka sudah janji dengan teman-teman yang lain juga. Tapi sepertinya, ini terlalu tampan buat Anne.

"I will leave a watermark on you." Dia tiba-tiba mendekat dan sudah melingkarkan tangannya di leher sang tuan. "Biar nggak diambil orang."

Gama tidak bisa menahan ketawanya. "Hahahaha. Babe???"

"Becanda." katanya—kemudian melepaskan diri dari Gama yang juga otomatis melingkarkan tangannya di pinggangnya saat ia mendekat tadi. Di hadapan laki-lakinya itu sekarang Anne merapikan kemeja sang tuan, takut kusut karena tindakan implusifnya. "Ganteng banget sih lagian. Nyebelin."

Dan Gama cuma ketawa setiap perempuannya itu memujinya dengan penuh kesal. Dibantunya setelahnya memakaikan jas. Dipastikannya tidak ada debut sedikit pun yang menempel di pakaiannya. Anne juga sama rapinya. Mereka berencana akan pergi bersama. Satu kali perjalanan saja nanti dengan menjemput Ben dan bertemu Retta dan Rana di sana.

"Boleh cicip nggak sih?"

"Cicip apa?" tanya sang gadis, bingung.

"Your lips."

Kali ini, Anne yang gantian ketawa kencang. "Jelek banget bahasanya."

Mereka sudah harus pergi di beberapa menit kedepan. Begitulah janji mereka dengan Ben dan yang lain. Namun sepertinya mereka akan telat datang. Karena ada urusan penting yang harus diselesaikan lebih dulu.

Anne menengadahkan kepalanya, menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Gama. Matanya terpejam kemudian. Tentusaja ia tidak menolak urusan penting ini meski sudah berdandan. Memang itu yang dia inginkan sejak tadi. Hanya saja ditahannya sebab mereka akan pergi. Tangan Gama menahan kepala Anne. Ibu jarinya mengelus pipinya. Kepalanya miring untuk menautkan bibirnya dengan bibir Anne dan kemudian melumatnya lembut. Tangan kirinya bergerilya di punggung sang puan. Hidung mereka bertabrakan. Tidak ada setiap inci bibir Anne yang ia lewatkan. Ciuman yang awalnya lumatan kecil sekarang harus membuka mulut mereka untuk ciuman yang lebih dalam lagi. Tangan Anne di punggung Gama meremas jasnya. Untuk beberapa detik, keduanya menarik napas sebentar dan kemudian melanjutkan lagi ciuman itu.

ANNE AND GAMA (from September to July)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang