Percobaan

3.3K 23 3
                                    

Di tengah kota yang sedang berkembang, hiduplah seorang pemuda bernama Iwan dengan keinginan besar yang tak biasa. Iwan memiliki impian untuk menjadi tahanan sebagai kelinci percobaan di penjara baru yang sedang dibangun di kotanya. Keinginannya ini bukanlah tindakan melawan hukum, melainkan untuk memahami secara lebih dalam bagaimana kehidupan di balik jeruji besi dan membantu merancang sistem penjara yang lebih manusiawi.

Pihak penjara setuju dengan keinginan unik Iwan, dan eksperimen tersebut pun dimulai. Iwan dipisahkan dari para narapidana lainnya dan selalu terikat dengan borgol di tangan dan kakinya. Mulutnya selalu tertutup rapat oleh lakban berlapis, hanya dibuka saat interview dan makan. Selain itu, Iwan tak pernah lepas dari pantauan ketat penjaga penjara.

Iwan, yang semula terisolasi, mulai menciptakan hubungan dengan penjaga penjara. Ia hanya diperbolehkan berinteraksi dengan mereka, dan seiring berjalannya waktu, Iwan menjadi akrab dengan sejumlah penjaga. Mereka tidak hanya melihat Iwan sebagai tahanan eksperimental, tetapi sebagai seseorang yang memiliki pandangan dan ide segar untuk memperbaiki sistem.

Namun, pihak penjara menetapkan peraturan tambahan untuk Iwan. Saat tidur, Iwan wajib mengenakan straitjacket, penutup mata, dan kaki yang dirantai ke ranjang. Meskipun terdengar ekstrem, Iwan justru merasa nyaman dengan keterbatasan ini. Ia menyukai sensasi pengalaman unik ini dan merasa bahwa hal tersebut memberikan arti tersendiri dalam kehidupannya.

Tak disangka, pengalaman Iwan menarik perhatian para penjaga penjara. Mereka yang sebelumnya hanya melihat dari luar ingin merasakan pengalaman unik yang telah dilalui Iwan. Satu per satu, para penjaga penjara bergantian menjadi tahanan eksperimental.

Setiap penjaga menjalani eksperimen dengan serius, mengikuti semua peraturan dan protokol yang Iwan terapkan. Mereka mengenakan borgol, lakban, straitjacket, penutup mata, dan kaki yang dirantai ke ranjang saat tidur. Awalnya, para penjaga merasa canggung dan kikuk, namun seiring berjalannya waktu, mereka mulai memahami perspektif yang berbeda tentang kehidupan di dalam penjara.

Pergantian peran ini memberikan kesempatan bagi para penjaga untuk merasakan secara langsung keterbatasan dan ketidaknyamanan yang dihadapi tahanan. Mereka juga belajar memahami aspek psikologis yang terlibat dalam menjalani kehidupan di balik jeruji besi.

Pada akhirnya, semua penjaga penjara yang bergantian menjadi tahanan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tantangan yang dihadapi narapidana setiap harinya. Pengalaman ini membawa perubahan positif dalam hubungan antara tahanan dan penjaga di penjara tersebut.

Iwan, dengan keunikannya, tidak hanya membantu merancang sistem penjara yang lebih manusiawi, tetapi juga mengubah pandangan para penjaga penjara. 

Cerita Bondage Indonesia 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang