Happy reading
Sesampainya dia di rumah Matahari, Bumi langsung turun untuk membukakan pintu Matahari.
"Selamat pagi Matahari, silahkan masuk." Ucap Bumi sambil membuka pintu. Melihat itu Matahari hanya diam bingung sebenarnya Bumi ini kenapa.
"Lo sehat kan." Tatap heran Matahari ke Bumi.
"Ya sehat lah. Udah masuk sekarang keburu telat kita nanti!" Perintah Bumi, Matahari pun menurut sebenarnya dia masih heran dengan perlakuan Bumi pada nya akhir-akhir ini. Tapi Matahari masih harus lebih hati-hati karena takut nya ini hanya jebakan.
Sebelum menjalankan mobilnya dia melihat ke arah mata Matahari, lebih tepatnya ke kantung mata gadis di depannya. Karena sebenarnya pukul 03.00 AM sudah terbangun dan tidak meneruskan tidurnya sehingga Matahari hanya bisa tidur selama dua jam.
"Lain kali jangan tidur jam segitu lagi." Ucap Bumi.
"Lo nggak berhak ngatur-ngatur gue." Ucapan Bumi membuat Matahari mood nya memburuk pagi ini dia membuang muka ke arah kaca mobil, dia paling tidak suka di atur-atur.
"Lo harus liat dampak buat diri lo sendiri kantung mata, badan lo pasti capek, waktu istirahat lo nggak ada kalo lo sakit gimana orang tua lo mereka pasti khawatir. Sekali aja, cuman kali ini aja lo dengerin saran orang badan lo jug butuh istirahat." Bumi mencoba untuk menasehati Matahari.
"Gue udah bilang ini bukan urusan lo Bumi. Lo itu bukan siapa-siapa gue Bumi jadi jangan sok ngatur gue seolah-olah lo yang paling tau gue. Untuk tidur larut malam lo jangan bilang ke bonyok gue mereka nggak tau " Matahari menjeda ucapannya dan kembali berkata.
"Soal kesehatan gue udah biasa sakit tinggal minum obat selesai kan dan satu lagi gue tadi malem begadang itu buat belajar gue ada ulangan karena gue mau nilai sempurna. Sekarang mending jalanin mobil lo keburu telat kita." Lanjut Matahari. Dia tidak menoleh sedikitpun.
"Denger gue itu peduli sama lo, masalah nilai lo itu pinter jadi belajar itu sewajarnya aja. Kalo nilai lo nggak sempurna itu wajar di dunia ini nggak ada manusia yang sempurna. Jadi please pikirin apa yang gue ucapin tadi ok." Ucap Bumi sambil mengusap lembut rambut Matahari.
Setelah itu Bumi menjalankan mobilnya secepat mungkin agar cepat sampai karena pembicaraan tadi suasana mobil menjadi hening dan Bumi benci suasana seperti itu.
***
Saat sampai Matahari langsung keluar mobil tanpa sepatah kata pun dan langsung menuju ke kelasnya. Bumi membiarkannya dia tidak akan menggangu gadis itu hari karena dia tau mood Matahari pasi sudah buruk hari ini.
"Gue peduli sama lo Tari." Ucap Bumi sambil melihat Matahari yang sudah mulai tak terlihat lagi dari pandangannya.
Setelah itu Bumi langsung menuju rooftop sepertinya dia akan membolos hari. Tak lama sahabat-sahabat nya menyusul Bumi. Kalo kata Kevin kita itu setia kawan satu bolos ya bolos semua, emang agak lain tapi itulah mereka selalu kompak.
"Males banget di kelas apa lagi hari ini pelajarannya ngebosenin semua." Ucap Erza
"Erza mah semua pelajaran di bilang ngebosenin." Saut Ken
"Heh bocil diem lo, nggak usah sok ngatain gue lo juga ngikut bolos juga." Balas Erza
"Ya kan Ken itu setia kawan sama ikut kalian bolos deh."
"Suka-suka lo deh capek gue mending kita mabar." Ajak Erza
"Ayok." Jawab mereka kecuali El dia hanya berdehem sebagai jawaban.
Setelah itu mereka bermain game sambil menunggu bel istirahat. Sedari tadi Bumi hanya diam dan lebih memilih menikmati perdebatan sahabat-sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejauh Bumi dan Matahari
Novela JuvenilTentang dua orang yang memiliki kepribadian yang sangat jauh berbeda Matahari Abhitha Merius dan Bumi Gerard Dixon. *** "Pukul aja nggak papa kok, biar lo lega." "Sebenernya mau lo itu apasih setiap lo bikin gue marah dan setela lo liat gue nangis l...