31. Ketawan

3 0 0
                                    

Happy reading

Setelah bel pulang sekolah Bumi langsung menuju kelas Matahari.

"Eh mau kemana kan pulangnya sama gue." Tahan Bumi saat Matahari berjalan melewati nya.

"Gue bisa pulang sendiri." Ucap Matahari sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Bumi.

"Nggak lo tetep pulang bareng gue." Bumi menarik paksa tangan Matahari.

"Lepas nggak!" Pinta Matahari

"Kalo gue nggak mau gimana dong."

"Anjing lo." Umpat Matahari.

"Eh pacar gue nggak boleh ngomong kasar." Ucap Bumi.

Sesampainya di parkiran Bumi langsung memaksa Matahari untuk masuk ke mobilnya.

"Pemaksa banget si lo." Amuk Matahari.

"Maksa pacar sendiri apa salahnya." Santai Bumi.

"Terserah lo gue capek." Kesal Matahari

"Kalo lo istirahat dong."

"Bukan gitu konsepnya." Matahari yang kesal kini tambah kesal

"Jangan ngambek gitu dong nanti gue jelasin di mansion." Bujuk Bumi.

"Gue nggak perlu penjelasan lo." Tolak Matahari.

"Perlu Tari."

"Nggak perlu Bumi."

"Pokonya nanti lo harus dengerin dari gue." Mutlak Bumi.

Sepanjang perjalanan Matahari selalu diam sambil memandang ramai nya jalan. Sedangkan Bumi masih menyiapkan diri untuk penjelasan nya nanti.

***

Sesampainya Bumi di mansion Matahari mereka langsung membersihkan diri. Setelah selesai mereka berdua menuju ruang santai untuk beristirahat.

"Sekarang udah mau dengerin?" Tanya Bumi

"Hm". Gumam Matahari

"Ok gini jadi awalnya gue pengen jagain lo terus dari tu murid pertukaran pelajar itu. Makannya gue selalu ada di taman depan kelas lo. Habis itu gue juga nggak ikut pelajaran sama sekali buat jagain lo. Gue nggak mau trauma lo.kambuh lagi Tar." Jelas Bumi.

"Tapi gue udah besar Bumi. Gue bisa jaga diri, sekarang gue nggak lemah lagi kayak dulu yang diem doang nggak ada karya."

"Tetep aja Tari gue nggak bisa tenang kalo lo jauh dari pandangan gue."

"Kalo terus-terusan kayak gini lo bisa ketinggalan pelajaran."

"Demi lo mah semua gue lakuin. Gue juga bisa belajar tanpa di ajarin jadi lo nggak perlu lo pikirin."

"Gimana nggak mikir pasti lo capek tiap hari nungguin gue di situ sendirian. Kan mending lo di kelas nggak panas-panasan." Mendengar perhatian Matahari membuat Bumi salting brutal.

"Owww so sweet deh pacar gue." Ucap Bumi sambil mengacak-acak puncak kepala Matahari.

"Namanya gue itu peduli sama lo. Tapi percuma kalo yang dipeduliin nggak nyadar." Kesal Matahari.

"Iya iya gue nggak ngulangin lagi. Tapi lo janji bakal jaga diri baik-baik selama gue nggak ada lo."

"Gue janji. Lagian ni yah dia nggak bakalan berani bikin ulah di sekolah orang."

"Walaupun gitu lo harus tetep waspada sama mereka berdua." Peringat Bumi.

"Siap komandan."

***

Sejauh Bumi dan MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang