Happy reading
Saat sampai di mansion Matahari dia melihat lampu kamar gadis itu sudah gelap menandakan jika kekasihnya sudah tertidur.
"Oh udah tidur ternyata." Ucap Bumi.
Karena Matahari sudah tertidur Bumi langsung menuju kamarnya untuk beristirahat.
***
Paginya Bumi dan Matahari sama-sama bangun kesiangan sampai-sampai suasana mansion Matahari kini sangat berisik akibat perdebatan antara dua insan itu.
"Lo sih kenapa ikut telat bangun juga kita jadi kesiangan kan." Dumel Bumi sambil mengenakan sepatunya.
"Heh lo kok jadi nyalahin gue gitu. Udah lah dari pada kita debat mending cepet-cepet berangkat." Mood Matahari semakin buruk pagi karena sejak tadi Bumi terus-menerus mendumel dan menyalah kan dirinya.
"Non mau bibi siapin roti aja biar cepet?" Tawar salah satu maid.
"Nggak usah bi saya sarapan di sekolah aja udah nggak ada waktu lagi." Tolak Matahari.
"Baik non. Kalo gitu bibi pamit ke belakang dulu." Pamit maid itu.
"Udah siap kan ayo buru naik motor aja biar cepet." Ajak Bumi langsung menarik tangan Matahari.
Saat sampai di depan Bumi baru sadar Matahari mengenakan rok pendek.
"Nih paha lo tutupin pake jaket gue." Bumi menyerahkan jaketnya dan Matahari yang paham langsung memasangkan ke pinggangnya.
"Gue ngebut pegangan yang kenceng!" Perintah Bumi.
Ketika Matahari sudah aman Bumi langsung menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi. Kini Matahari tidak protes sebab gerbang sekolah sebentar lagi akan ditutup.
***
Tak membutuhkan waktu lama Bumi dan Matahari sampai lima menit sebelum bel masuk.
"Gila lo ngebut banget." Saat sampai di parkiran Matahari langsung turun dan melepas helm nya karena kepalanya sangat pusing.
"Dari pada kita telat kan mending gue ngebut." Jawab Bumi santai.
"Tapi nggak sekenceng itu juga kalo kita ada apa-apa di jalan gimana nyawa gue cuman satu."
"Ya kalo nyawa lo banyak berarti lo kucing dong. Lagian harusnya lo bangga cowo lo kan pinter balap jadi kalo ada kejadian kaya gini bermanfaat banget." Bangga Bumi
"Bisa balap kok bangga." Ejek Matahari
"Jangan ngeremehin gue lo. Misal ni ya kalo gue nggak bisa ngebut-ngebut kayak tadi udah telat kita."
"Kalian akan tetep telat kalo misalnya nggak berhenti debatnya." Ucap seseorang. Saat mereka menoleh ternyata ada seorang guru yang sedangan berdiri di gerbang lorong.
"Enggak kok pak ini juga mau langsung masuk cuman Buminya aja yang ngajak saya debat terus." Setelah mengatakan itu Matahari langsung lari menuju kelas nya.
"Lah kok gue. Nggak pak dia nih yang ngajak saya debat duluan."
"Bumi kamu jangan memberi pengaruh buruk ke Matahari. Kalo mau nakal jangan ajak-ajak orang."
"Terus aja saya yang bapak salahin." Kesal Bumi. Dia langsung berjalan melewati guru tersebut dan menuju taman depan kelas Matahari.
***
"Maaf bu saya telat masuk kelas." Ucap Matahari
"Oh tidak papa silahkan duduk Matahari." Guru itu mempersilakan Matahari masuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sejauh Bumi dan Matahari
Teen FictionTentang dua orang yang memiliki kepribadian yang sangat jauh berbeda Matahari Abhitha Merius dan Bumi Gerard Dixon. *** "Pukul aja nggak papa kok, biar lo lega." "Sebenernya mau lo itu apasih setiap lo bikin gue marah dan setela lo liat gue nangis l...