23. Dihadang

2 0 0
                                    

Heppy reading

Setelah mereka merasa joging nya sudah cukup. Mereka memutuskan untuk kembali ke mansion untuk sarapan.

"Kita balik yuk." Ajak Bumi

"Ayo deh kasian maid di rumah pasti udah nyiapin sarapan. Kasian mereka kalo kita makan di luar." Jawab Matahari

Saat di tengah perjalan mereka tidak sengaja berpapasan dengan Satria.

"Eh ada kalian kebetulan banget." Ucap Satria

"Nggak usah di dengerin mending kita pergi aja." Ajak Bumi ketika merasa Matahari mulai gemeteran.

"Eh mau kemana jangan pergi dulu dong kan kita belum sempet ngobrol-ngobrol." Hadang Satria

"Kita nggak ada waktu jadi mendingan lo jangan nahan-nahan kita." Tolak Bumi terang-terangan

"Gue nggak gigit kok kok cewek lo kayak ketakutan gitu."

"Jangan ganggu cewek gue jadi biarin kita pergi." Bumi langsung menarik lengan Matahari agar segera pergi dari tempat itu.

"Nggak seru lo pada kan gue belum selesai main-main nya." Teriak Satria ketika melihat Bumi dan Matahari pergi dari hadapannya.

Saat Bumi merasa keadaan sudah aman posisi mereka kini sudah jauh dari tempat Satria tadi.

"Lo aman ok nggak perlu takut ada gue." Bumi menarik Matahari ke pelukannya.

"Dia jahat. Dia mau bully gue. Gue takut. Gue sendiri Bumi. Dia nggak mau liat gue hidup tenang." Racau Matahari

"Nggak lo nggak sendiri Tar ada gue di sini. Gue nggak akan biarin di jahatin lo lagi. Lo nggak perlu takut. Kalo lo kayak gini orang kayak dia itu bakal mandang sebagai cewek lemah. Tarinya Bumi kan strong women." Bumi mencoba meyakinkan Matahari bahwa ada dia yang akan selalu menjadi garda terdepan untuk Matahari.

"Gue ngerepotin banget yah." Gumam Matahari

"Nggak kok kata siapa lo ngerepotin."

"Tapi nyatanya gue ngerepotin lo terus." Mendengar ucapan Matahari Bumi langsung menggeleng.

"Jangan pernah ngomong kayak gitu. Ini udah jadi kewajiban gue buat jagain lo. Sekarang kita pulang, anggep aja kejadian tadi nggak pernah terjadi ok senyum dong sekarang." Bumi menari sudut bibir Matahari agar kembali tersenyum.

***

Sesampainya di mansion mereka langsung membersihkan diri lalu kembali bertemu di meja makan.

"Mau gue ambilin?" Tanya Matahari

"Tumben banget mau ngambilin segala." Heran Bumi

"Yaudah kalo nggak mau juga."

"Eh gue mau." Jawab cepat Bumi langsung menyerahkan piring nya.

"Mau lauk yang mana? Ayam apa ikan?" Tawar Matahari

"Emmm ayam aja deh biar nggak ribet. Sama sayur kangkung." Jawab Bumi

"Nih makan." Matahari menyerahkan piring Bumi setelah selesai menyiapkan.

"Gue berasa di siapin istri." Goda Bumi

"Idih nge gombal mulu lo."

"Mana ada nge gombal ini mah real sayang." Matahari sudah mati-matian menahan salting malah dipanggil sayang.

"Ih mukanya merah." Bumi semakin menggoda Matahari ketika melihat wajah kekasih nya bersemu merah padam.

"Udah diem makan nggak boleh ngomong." Ucap Matahari.

Sejauh Bumi dan MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang