24. Balapan

6 0 0
                                    

Happy reading

Mendengar adzan magrib Matahari terbangun dari tidurnya.

"Udah magrib aja. Pasti tu curut belum bangun." Matahari bangkit dari ranjang nya dan menuju kamar Bumi.

Tapi saat Matahari membuka kamar Tamu ia tidak melihat keberadaan Bumi.

"Lah nggak ada kemana si Bumi." Tanya Matahari pada dirinya sendiri.

"BUMI LO DI MANA?" Teriak Matahari

"Maaf non tadi den Bumi titip pesan kalo non udah bangun di suruh makan duluan." Tiba-tiba maid menghampiri nya dan mengucapkan pesan dari Bumi.

"Tadi Bumi nggak bilang pergi kemana?" Tanya Matahari

"Den Bumi cuman bilang itu aja non. Masalah pergi kemananya saya kurang tau." Jawab maid

"Ok makasih kalau gitu saya mau mandi dulu."

"Siap non. Kalau gitu saya siapkan makanannya biar non kalu selesai mandi bisa langsung makan." Setelah itu maid tersebut kembali ke dapur.

"Kemana si tu orang katanya mau ngejaga gue. Di tinggal tidur bentaran aja udah ngilang." Dumel Matahari.

"Apa gue telepon aja yah? Tapi nanti di geer lagi. Telpon aja dah dari ada penasaran." Tapi saat Matahari mencoba menghubungi Bumi beberapa kali tidak ada jawaban.

"Dah la nggak usah balik aja sekalian." Kesal Matahari

Karena yang di cari tidak ada Matahari kembali ke kamarnya.

***

Di lain tempat Bumi dan teman-temannya sedang berada  di markas.

"Lo semua siap-siap kita bakal ke arena malam ini." Ucap Bumi mengomando sahabat-sahabat nya.

"Akhirnya ke arena juga, lama bangat kita nggak kesana." Senang Erza. Bagaimana tidak senang di sana pasti banyak cewek cantik.

"Lo mah kesana bukan buat nonton balapan tapi mau ngeliatin cewek-cewek di arena kan." Sewot Kevin

"Bener banget, lo juga kali bukan gue aja." Ucap Erza

"Kalian pikiran nya cuman cewek mulu kayak Ken dong ke arena buat dukung Bumi." Ucap Ken bangga.

"Dengerin tuh Ken aja ngerti kalo kita ke arena itu buat dukung gue bukan cuci mata doang." Timpal Bumi.

"Ya itu bonus, tujuan utamanya tetep dukung lo." Elak Erza

"Nggak percaya gue, yang tulus nonton gue tu cuma Ken sama El aja lo berdua mah mau cuci mata doang." Ejek Bumi

"Kalo mau ribut mending nggak jadi aja." Sela El ketika melihat Kevin ingin melanjutkan perdebatan.

"Gue mau ngecek motor dulu." Bumi langsung menuju motor nya untuk memastikan bahwa motor yang ia pakai aman.

Saat mengecek motor tiba-tiba ucapan El membuat Bumi menghentikan kegiatannya.

"Lo serius mau balapan?" Tanya El

"Emangnya kenapa?" Bukannya menjawab Bumi malah memberi pertanyaan pada El.

"Emang boleh sama pacar lo?"

"Itu bisa di urus belakangan. Gue balapan juga buat dia." Jawab Bumi

"Maksudnya?"

"Gue bingung harus ngejelasin gimana intinya ada hubungannya sama murid pertukaran pelajar itu." Jelas Bumi

"Ok." Yah begitulah El, padahal Bumi sudah menjelaskan dengan kalimat yang cukup banjang tapi hanya di jawab dengan satu kata.

Setelah itu El kembali ke dalam markas.

***

Setelah beberapa saat Bumi mengecek motor nya. Kini mereka sudah bersiap untuk berangkat.

"Kita berangkat sekarang. Inget jangan bikin keributan di jalan." Komando Bumi

"SIAP" Ucap mereka bersamaan.

'Sorry Tar tapi gue harus ngelakuin ini supaya dia nggak ganggu lo lagi.' Batin Bumi sebelum menyalakan motornya.

***

Sedangkan di rumah Matahari masih kebingungan, memikirkan kemana Bumi pergi.

"Awas aja tu orang aneh-aneh di luar gue geprek sampek kapok." Kesal Matahari.

"Mending gue tidur daripada nunggu yang nggak pasti." Ucap Matahari

***

"Lo mau lawan siapa malem ini?" Tanya Erza

"Sama seseorang kalian juga bakal tau nanti."

Tiba-tiba ada seorang laki-laki berjalan ke arah mereka dengan membuka helm nya.

"Satria? Lo mau lawan tu murid pertukaran pelajar Mi?" Tanya Kevin

"Betul banget." Jawab Bumi

"Kalian taruhan apa?" Tanya Ken

"Ada deh rahasia Ken nggak perlu tau."

"Wah Bumi sekarang mainnya rahasia-rahasia an." Cemberut Ken

"Intinya gue sama dia nggak taruhan berbentuk uang atau barang. Ada satu masalah yang harus gue beresin malem ini juga." Jelas Bumi

"Gue nggak tau masalah lo sama tua anak apaan tapi semoga lo yang menang." Ucap Erza

"Siap gue pasti bakal menangin balapan ini." Ucap Bumi yakin.

Kini Bumi dan Satria sudah siap di motor nya masing-masing.

"Gue pastiin lo kala malem ini." Ejek Satria

"Dan gue pastiin gue bakal menang kali ini, karena gue king si sini." Jawab Bumi

Yang memegang bendera nya sudah siap melemparkan bendera tersebut.

"Bumi siap? Satria siap?" Tanya orang itu mereka berdua pun mengangguk.

"Ok 3, 2, 1 GO."

Bumi mencapkan gasnya secepat mungkin. Dari satu putaran ini Bumi yang lebih unggul.

"Kira-kira mereka ada apa ya?" Tanya Kevin tiba-tiba

"Gue juga nggak tau, semoga bukan masalah yabg rumit." Harap Erza

"Semoga aja." Jawab Kevin

Sudah beberapa putaran mereka lewati. Kini mereka sudah berada di putaran terakhir. Dan yah kalian tau sendiri siapa pemenangnya.

"Weh ketua kita ni bos senggol dong." Sambut Kevin ketika Bumi berhasil melawati garis finish terlebih dahulu.

"Ya iya lah Bumi di lawan." Ucap Erza bangga.

"Gue samperin dulu yang kalah takut nangis." Pamit Bumi

Sudah terlihat dari raut wajah Satria kini sudah merah padam menahan amarah.

"Gimana sesuai perjanjian jangan pernah lo usik Matahari sedikitpun. Kalo lo masih ganggu cewe gue lo tau apa akibatnya." Setelah mengatakan itu Bumi pergi untu kembali ke para sahabatnya.

"Motor sialan." Marah Satria menendang motornya.

***

Kini Bumi dan para sahabatnya berada di markas untuk merayakan kemenangan Bumi.

"Gila lo liat nggak tadi muka tu anak songong udah kayak mau mendidih." Ucap Kevin

"Dia salah cari lawan." Timpal Erza

"Udah nggak usah di bahas kan yang penting gue menang sekarang saatnya kita makan-makan." Ucap Bumi

"Lo nggak balik nanti macan lo marah." Bisik El

deg

Astaga Bumi baru ingat sedari tadi dia tidak mengaktifkan handphone nya sama sekali.

Saat ia buka sudah banyak notifikasi dari Matahari.

"Guys gue balik duluan yah ada urusan mendadak." Pamit Bumi langsung keluar. Sedangkan El hanya terkekeh melihat tingkah bucin Bumi.

See you next chapter

Sejauh Bumi dan MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang