34. Cerita Bumi

6 0 0
                                    

Happy reading

Sesampainya di minimarket Bumi dan Matahari langsung memilih-milih beberapa snack dan minuman.

"Mau apa lagi?" Tanya Bumi

"Sebentar gue cek dulu apa ya yang kurang." Matahari melihat satu persatu barang belanjaannya.

"Oh iya gue lupa pengen ambil es cream. Tapi kan di sana nggak ada kulkas leleh dong nanti." Raut wajah Matahari berubah menjadi sedih.

"Lo pengen es cream banget emang?"

"Iya."

"Yaudah gue telpon orang ayah gue buat nganterin kulkas mini ke danau disana ada colokan kok."

"Nggak usah deh nanti ngerepotin."

"Nggak ngerepotin Tari. Udah sana ambil es cream nya yang lo mau." Mendengar penuturan Bumi, Matahari langsung mengambil beberapa es cream untuknya dan juga Bumi.

"Udah selesai ini aja."

"Yaudah ayo ke kasir." Bumi menggandeng tangan Matahari.

"Nih mbak." Matahari menyerahkan semua belanjaannya ke kasir tersebut. Setelah semua selesai di hitung Bumi menyerahkan black card nya.

"Sombong amat pak kan ada cash kenapa ngeluarin black card nya." Ejek Matahari

"Gue nggak bawa cash nggak banyak nanti kalo habis males ke ATM lagi."

"Kasian mbaknya kaget." Bisik Matahari

"Biarin biar pernah megang black card." Bumi mendapat toyoran dari Matahari.

"Ini mas kartu nya."

"Makasih mbak ya."

***

"Katanya buat nanti di danau kenapa udah dimakan aja tu es cream."

"Ya kan masih banyak."

"Jangan banyak-banyak Tari nggak baik." Bumi mengingatkan.

"Nggak banyak kok ini. Gue juga jarang makan beginian kalo lagi pengen aja."

"Cemong nih kayak anak kecil lo makannya." Bumi membersihkan dengan tisu.

Setelah setengah jam perjalanan akhirnya mereka sampai juga di danau.

"Lah kok ada tenda segala." Kaget Matahari.

"Pasti ini ulah ayah gue. Tumben banget pengertian sama anak kan jadi enak."

"Ih gue jadi nggak enak sama ayah lo."

"Nggak enak mulu lo dari tadi. Udah yuk kita tata belanjaan nya aja di sana." Ajak Bumi.

"Gue udah lo ajak ke sini beberapa kali, tapi tetep aja setiap ke sini gue selalu kagum sama keindahannya. Udaranya juga seger."

"Iya dong punya Bumi." Sombong Bumi

"Nggak bisa di puji dikit lo langsung sombong." Kesal Matahari.

"Udah jangan kesel katanya mau denger cerita gue." Mendengar perkataan Bumi, Matahari pun duduk  kursi yang ada di tenda.

"Cerita apa sih gue penasaran banget sumpah dari tadi." Ucap Matahari tidak sabaran.

"Lo jangan kaget tapi." Peringat Bumi

"Iya cepetan cerita."

"Mama gue udah nggak kerja lagi Tar." Ucap Bumi kegirangan.

"Wah seru dong sekarang rumah lo."

"Iya dong sekarang gue udah nggak sedih lagi. Gue juga bisa kayak lo makan makanan buatan nyokap gue."

"Gue ikut seneng dengernya. Ada satu hal yang gue ingetin ke lo. Kan bunda ko sekarang udah turutin apa mau lo. Jadi mulai sekarang juga lo harus bisa nurut sama bonyok lo. Gue tau kok mereka pasti sayang banget sama lo. Tapi dengan cara yang berbeda. Jadi lo jangan iri dengan kehidupan orang lain."

Sejauh Bumi dan MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang