Happy Reading
Setelah pertemuan malam itu sahabat-sahabat Bumi semakin lebih dekat tak jarang mereka bermain bersama.
Seperti sekarang mereka semua sedang berada di time zone bermain boneka capit karena Matahari yang meminta dan mau tidak mau mereka bermain itu.
Awalnya mereka meremehkan permainan ini, karena mereka tidak pernah bermain mesin capit. Tapi sekarang mereka berubah pikiran, karena ternyata permainan ini sangat susah.
"Ayo dong masa ketua geng motor nggak bisa mainan kayak gini aja." Kesal Matahari. Dia bentar-benar menginginkan boneka pinkwin itu.
"Sabar dong ini juga lagi berjuang." Jawab Bumi yang masih fokus dengan mesin capit itu.
Setelah beberapa kali percobaan akhirnya Bumi mendapatkan boneka itu.
"Nih udah seneng kan." Ucap Bumi sambil menyerahkan boneka pinkwin yang sudah dia dapatkan.
"Seneng banget makasih." Matahari senang bukan hanya karena boneka itu saja melainkan dengan usaha Bumi saat mendapatkan boneka itu.
Mereka menatap datar kedua manusia yang sedang merayakan kebahagiaan dengan datar.
"Bisa nggak jangan pacaran di depan orang jomblo." Kesal Kevin.
"Sewot mulu makannya cari pacar biar nggak jadi nyamuk mulu." Ejek Bumi.
"Makan." Ucap El. Mereka semua menatap bingung El karena dia selalu saja hemat bicara sehingga membuat orang disekitarnya kebingungan dengan apa yang di ucapkan.
"Maksudnya?" Tanya Erza.
"Laper." Jawab singkat El.
"Tinggal bilang 'gue laper ayo makan' gitu susah banget." Kesal Kevin.
"Yaudah kita makan di mana?" Tanya Erza.
"Gimana kalo kita cari di luar mall aja ke tempat lesehan." Usul Kevin.
"Ayo aja si gue."Jawab Bumi menyetujui begitu juga dengan yang lainnya.
Setelah menentukan tempat untuk makan mereka segera ke parkiran dan menuju tempat makan yang sudah di tentukan.
Di sepanjang jalan menuju parkiran hingga saat sudah di mobil Matahari selalu memeluk boneka pinkwin yang tadi dia dapatkan.
"Suka banget kayaknya sama tu boneka dari tadi peluk mulu gue kan jadi iri masa gue kalah sama boneka."
"Ya pasti suka banget dong kan lo boneka ini pake usaha lo. Kalau kita beli di toko boneka itu rasanya beda sama yang lo lakuin tadi. Apa lagi gue suka banget sama pinkwin jadi bahagia doble. " Ucap Matahari sambil memeluk erat boneka itu.
Ini yang di suka Bumi dari diri Matahari, dengan hal-hal kecil yang dia lakukan dengan tulus itu membuat Matahari bahagia.
"Lo kan udah sering ngasih gue hadiah, sekarang lo boleh minta satu hal aja nanti gue turutin." Mendengar ucapan Matahari membuat Bumi langsung terfikir satu hal.
"Apapun itu kan?" Tanya Bumi memastikan.
"Apapun." Jawab Matahari.
"Gue mau setiap kita lagi berduaan kita jangan panggil nama tapi sayang biar lebih romantis kan kita udah pacaran bukan temenan lagi." Pinta Bumi.
"Emangnya nggak terlalu alay yah?" Tanya Matahari sedikit tidak yakin dengan permintaan Bumi.
"Enggak lah kan kita manggil gitu cuman pas berduaan aja nggak di depan banyak orang."
"Ok tapi tetep lo-gue kan?" Setelah di pikir-pikir ternyata tidak seburuk itu.
"Iya tetep lo-gue tapi kalo bisa jangan panggil nama pasti lama-kelamaan lo kebiasaan kok coba deh."
"Maksudnya?"
"Coba bilang iya sayang."
"Iya sa_yang." Ucap Matahari sedikit terbata-bata.
"Tukan jadi tambah lucu kita." Ujar Bumi sambil mengacak-acak puncak kepala Matahari.
Tak terasa karena mereka mengobrol di sepanjang perjalanan ternyata sudah sampai di tempat lesehan.
"Tulis aja apa yang kalian mau." Matahari menyerahkan kertas pesanan yang sudah di berikan pelayanan.
Mereka semua memilih beberapa menu untuk dipesan. Dan seperti biasa Kevin selalu ribut dalam keadaan apapun.
"Udah terserah lo mau pesen apa aja dari pada lama." Kesal Bumi karena sudah sangat lapar.
Akhirnya mereka selesai berdebat dan menyerahkan kertas pesanan ke pelayan. Setelah menunggu setengah jam makanan mereka datang satu persatu.
"Akhirnya dateng juga ni makanan udah laper banget gue." Ucap Kevin.
"Iya anjing udah laper banget gue." Sahut Bumi.
"Enteng tuh ngomong anjing." Sindir Matahari.
"Keceplosan Tar." Alibi Bumi.
"Keceplosan kok sering."
"Udah nih makan biar nggak emosian." Bumi mengalihkan pembicaraan. Matahari hari hanya memutar bola matanya malas.
"Kenapa lebih enak makan lesehan ya dari pada di tempat mahal." Ucap Erza.
"Gue juga ngerasa gitu, soalnya kadang makanan mahal belum tentu enak tapi kalo ini ikan sama sambel aja udah pasti enak banget." Balas Matahari.
Mereka semua mulai makan dan sesekali berbincang tertawa melihat gaya makan Ken. Karena Ken ada lah orang yang paling jarang ke tempat-tempat sederhana dari mereka semua, dia selalu kesulitan makan dengan tangan.
"Ken cape makannya susah banget." Keluh Ken saat kesulitan makan ikan yang banyak sekali durinya.
"Makannya lo sering-sering makan kayak gini biar jago makan ginian." Sahut Erza.
See you next chapter
![](https://img.wattpad.com/cover/288591710-288-k562409.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejauh Bumi dan Matahari
Fiksi RemajaTentang dua orang yang memiliki kepribadian yang sangat jauh berbeda Matahari Abhitha Merius dan Bumi Gerard Dixon. *** "Pukul aja nggak papa kok, biar lo lega." "Sebenernya mau lo itu apasih setiap lo bikin gue marah dan setela lo liat gue nangis l...