Ini Bukan Hukuman, Ini Surga

151 94 46
                                    

Dengan penuh semangat, Jo dan tim memulai pertandingan berhadapan dengan tim basket SMA 911

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan penuh semangat, Jo dan tim memulai pertandingan berhadapan dengan tim basket SMA 911.

Pertandingan di kandang lawan yang biasanya sangat berat. Dan memang terasa berat. Lawan mereka cukup kuat dan kompak. Tapi pertandingan masih berlangsung dengan fair, tidak ada tindakan pelanggaran yang berasal dari permainan yang kasar. Tidak ada pemain yang berulah yang  memancing emosi agar lawan marah.

Jo mulai kewalahan karena tenaganya terkuras banyak demi mengimbangi kegesitan tim basket SMA 911. Bule beberapa kali gagal menyarangkan bola karena guard lawan sangat ketat menempelnya. Saripudin beberapa kali terjatuh karena terdorong tubuh lawan yang lebih jangkung, dia tidak putus asa, bangkit dan kembali mengejar bola.

Jo dan Black mendapat pengawalan ketat. Rupanya lawan sudah tahu kehebatan dua anak ini.
Bule, Joko dan Saripudin mulai kehilangan fokus. Dari raut wajah mereka tersirat mulai frustrasi. Pada waktu turun minum babak pertama SMA ANAK BANGSAT tertinggal 10 poin dari tim tuan rumah.

Mereka berkumpul untuk mengatur napas dan strategi baru. Pada saat itulah Saripudin menyampaikan keherananannya.

"Jo, gue heran, kenapa kita nggak bawa pemain cadangan? Agung, kan, biasanya gantiin gue. Lu tau napas gue pendek. Kalau diajak ngepur bisa modar gue!"

"Iya, Jo. Kenapa kita nggak bawa suporter juga? Biasanya kita punya suporter setiap tanding. Ini sepi-sepi aja. Kayak anak tiri padahal ini pertandingan penting." Bule ikut menyampaikan keheranan yang sama. "Gue kira tim cadangan sama suporter udah datang duluan, taunya cuma kita doang berlima, suicide ini, Jo!

"Jangan bilang kalau lu mau ngebuaya di sini, makanya nggak mau bawa cheerleader." Joko mengutarakan kecurigaan.

Jo ambil minum, dia pun berniat untuk menjelaskan,"Gue sebelumnya minta maaf."

"Tuh, kan. Gue udah berasa dikerjain, nih." Saripudin melemparkan handuk ke dalam tasnya.

"Gue udah gatel mau cabut, Din!" Bule
buang muka.

"Lu manfaatin kita buat apa, Jo?" Joko
menuntut kejelasan.

Saripudin tarik resleting tasnya, dia bangkit sambil menyandang tas, berdiri dan bersiap untuk pergi.

"Kalau cuma buat bercanda cari pamor di depan cewek cakep, lu aja sendirian, Jo!"

"Ya. Ini namanya temen makan temen!" Bule ikut berdiri.

"Demi kepentingan pribadi manfaatin tenaga orang banyak? Lu ngaco, Jo! Kalau ini adalah medan tempur lu, silakan tempur sendiri. Ini bukan perang kita!" Joko mengatakan itu dengan wajah marah dan kecewa.
Jo masih duduk di lapangan, matanya terarah ke tiang basket. Black berusaha menahan ketiga teman-temannya.

"Lu samanya aja sama dia, Black! Lu tau sesuatu tapi diem-diem aja!" Saripudin mendorong tubuh Black.

"Tunggu, Jo belum jelasin alasannya tapi kalian udah ngamuk duluan. Bisa sabar dengerin dulu?" Black tetap sabar menghadapi Saripudin.

Jo dan Mita (Buaya Vs Macan PMS)- Na Jaemin|| Sudah Terbit Novel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang