Surga Yang Ternoda

82 58 27
                                    

Bu Mil menghambur masuk ke ruang BK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bu Mil menghambur masuk ke ruang BK. Melihat kedatangan guru cantik ini, Pak Bocil yang sedang berdiskusi dengan Pak Waluyo langsung mengalihkan perhatian, meninggalkan Pak Waluyo.

"Bu Milda mencari saya?" Pak Bocil mengusap rambut, merapikan kerah kemejanya, lalu menarik satu kursi dan mempersilakan Bu Mil untuk duduk."Jangan berdiri, Bu. Nanti capek."

"Terima kasih, Pak Harja. Saya mau mengadukan perbuatan dua siswa yang melakukan tindakan tercela yang sangat memalukan!" Bu Mil nggak mau duduk, dia hanya berdiri saja dengan raut muka serius. Wajah cantiknya merah padam.

"Siapa, Bu?" tanya Pak Waluyo.

Bu Mil memanggil Jo dan Black yang menunggu di luar."Kalian masuk!"

Pak Waluyo dan Pak Bocil mulutnya membentuk huruf 'o' ketika melihat tampang Jo dan Black."Kamu dan kamu ... lagi?"

"Saya memergoki mereka ada di wc siswi. Septian buang air kecil di sana, Budi sepertinya berniat menaruh hape untuk candid camera, mengintip siswi siswi yang masuk ke wc!" Bu Mil menjelaskan dengan nada suara tinggi, seraya meletakkan hape di atas meja."Ini salah satu barang buktinya!"

Jo dan Black sudah kehabisan tenaga untuk melawan. Mereka diam saja tanpa membantah. Jo dan Black pasrah jika harus menerima hukuman yang paling berat, jadi anak cowok harus kuat menghadapi kenyataan hidup meskipun pahit. Ini memang nggak adil, mereka kerap dihukum untuk kesalahan yang didramatisir. Jo dan Black memandang lemah ke arah foto Pak Presiden, semoga beliau mau membantu. Siapa lagi yang ada di ruangan ini yang bisa membantu mereka untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya? Jo dan Black sama-sama berharap kehadiran Bapak Presiden yang meski hanya dalam bentuk selembar foto terbingkai kaca, mampu memberi keadilan bagi anak bangsa yang sedang merana dan teraniaya, oleh keangkuhan birokrasi dan norma-norma SMA ANAK BANGSA SATU ini.

"Kami anak baik, Pak. Kami janji, pulang dari sini bakal sungkem ke ibunya Black. Minta ampun. Kami tau surga di telapak kaki ibu, dan tadi pagi kami mengkhianati surga kami sendiri." Jo menyampaikan harapannya, bibirnya bergerak-gerak pelan tanpa mengeluarkan suara, namun suaranya menggelegar mantap bergema di relung hati.

"Kamu ngomong apa?" tanya Pak Bocil yang memergoki gerakan bibir Jo.

"Baca doa selamat dunia dan akhirat, Pak." Jo menjawab sekenanya.

"Ya, kamu butuh itu. Saya rasa, kemungkinan kamu untuk selamat dari beberapa masalah besar ini sangat kecil," ancam Pak Bocil dengan senyum sinis.

Jo dan Black kembali menatap foto Pak Presiden dan hati mereka menjerit."Tolong kami, Pak Presiden!"

Pak Waluyo berpikir keras, mondar-mandir sembari mengusap wajahnya, memandang Jo dan Black. Matanya melotot tajam, bibirnya tertutup rapat. Kemudian mengalihkan pandangan dan pasang wajah serius saat melihat Pak Bocil yang sedang membasahi bibirnya sambil senyum-senyum memandang ke arah Bu Mil, hanya beberapa detik saja Pak Waluyo mampu melihat wajah Pak Bocil. Tatapannya segera dialihkan kepada Bu Mil. Pak Waluyo tersenyum manis kepada guru cantik itu. Bu Mil buang Muka. Pak Bocil melihat hal itu lantas tersenyum mengejek Pak Waluyo.

Jo dan Mita (Buaya Vs Macan PMS)- Na Jaemin|| Sudah Terbit Novel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang