Restu Ibu

82 52 24
                                    

Pagi itu Black dijemput oleh banyak pihak. Maksudnya ada Jo, Bule, Joko dan Saripudin yang sekarang sedang menunggu Black menyelesaikan pekerjaannya. Menutup warung nasi uduk. Black sudah siap, berseragam rapih dan menyandang tas punggung, menurunkan rolling door penutup warung.

Joko, Bule dan Saripudin tertawa ketika mendengar cerita Jo, tentang konfliknya dengan nenek gayung.

"Gue kehilangan jejak anak BANGSAD itu, Jo. Nggak tau belok ke mana, banyak banget simpangan!" kata Joko.

"Kita nyariin lu ama Black, tapi nyasar. Jalan masuknya aja kita lupa lewat mana. Akhirnya ketemu jalan raya lagi, dari pada apes dikepung musuh di tempat yang kita nggak paham seluk beluknya, gue sama Joko langsung pulang."

Jo menatap Joko."Trus, kenapa nggak nelepon gue atau Black? Nggak nanyain, eh, di mana lu, Bro? nggak khawatir gitu, kalau gue sama Black kenapa-kenapa?"

"Ya elaaah, Jo. Lu ama Black udah gede, ngapain juga dikhawatirin!" Bule langsung menyambar.

"Trus, lu pada balik?" tanya Jo.

"Ya, iya, dong. Tidur siang," jawab Bule sambil cengengesan.

"Untung gue nggak ikut. Bisa rusak nama baik keluarga gue, ditangkap warga gara-gara ngintipin nenek-nenek. Kelakuan, lu, Jo!" Saripudin mengelus dadanya.

"Kelakuan nenek itu, lah. Ngapain juga siang-siang nongkrong di wc umum?" kelit Jo.

"Suka-suka dia, Jo. Lu aja yang celamitan, nggak boleh lihat perempuan ngangkat daster langsung melotot," ledek Saripudin.

Bule sambil memandang wajah Saripudin berkata,"Din, lu orang kaya, kan?"

"Iya, kenapa? Udah tau dari dulu juga." Saripudin menjawab dengan mengangkat dagu, lalu mengusap rambutnya sambil berkaca ke kaca spion."Gue, tuh, salah satu anak SMA BANGSAT yang berasal dari keluarga kaya, tapi satu-satunya yang kaya, ganteng dan cerdas."

Joko melengos,"Si bangsat kumat sombongnya, jangan dipancing-pancing, Le!"

"Bener, kan? Ada gitu yang lebih ganteng, lebih kaya, lebih cerdas dari gue?" tantang Saripudin.

"Yang lebih mahal banyak!" tukas Joko.

"Sirik aja, lu. Sirik, yaaa?" Saripudin colek pipi Joko.

"Le, emang kenapa kalau anak ini dari keluarga dokter yang kaya raya?" Jo tepuk-tepuk pundak Saripudin.

"Siapa yang dari keluarga dokter yang kaya raya itu, Jo?" Saripudin memicingkan matanya.

"Lu, Din." Jo meremas pundak Saripudin.

"Oh, iya." Saripudin mengusap rambut dan dagunya."Iya, Le, emang kenapa kalau gue anak orang kaya?"

"Kenapa si Black nggak lu beliin motor aja, supaya dia nggak telat masuk sekolah melulu?" sahut Bule.

Saripudin menatap ke arah Black yang sedang membuang sampah ke tong sampah di depan rumah."Black itu fighter, ibunya juga. Gue bangga, salut dengan perjuangannya Black. Sebagai pejuang tangguh, gue rasa pemberian motor secara cuma-cuma dari gue bakal menyinggung perasaannya."

Jo menoleh ke arah Bule, Joko menoleh ke arah Saripudin. Mereka agak aneh mendengar kalimat yang bijak keluar dari mulut Saripudin yang 'panasan'.

Black sudah selesai membereskan warung, dia masuk ke rumah untuk berpamitan dengan ibunya. Black keluar lagi diikuti oleh ibunya. Jo, Bule, Joko dan Saripudin mendekat dan cium tangan ibunya Black.

"Jangan ngebut, ya." Ibunya Black berpesan.

Anak-anak itu kompak menjawab,"Baik, Bu!" lalu naik ke motor dengan penuh semangat.

Jo dan Mita (Buaya Vs Macan PMS)- Na Jaemin|| Sudah Terbit Novel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang