Hukuman Berat

201 105 119
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bapak Waluyo yang punya jidat sama lebarnya dengan jidat Pak Bo ~ cil hanya saja tubuhnya lebih tinggi walaupun sama buncitnya -kepalanya belum bo ~ tak- menatap ke dua anak dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bapak Waluyo yang punya jidat sama lebarnya dengan jidat Pak Bo ~ cil hanya saja tubuhnya lebih tinggi walaupun sama buncitnya -kepalanya belum bo ~ tak- menatap ke dua anak dihadapannya. Dia berjalan mondar-mandir. Menatap wajah Jo dan Black secara bergantian, menurunkan kaca matanya, menelisik wajah kedua murid yang sering berbuat onar ini (bacanya yang betul, ya. Huruf 'r' pada kata 'onar' jangan dihilangkan). Sementara Pak Bocil duduk di kursi sambil nyomot pisang goreng yang ada di atas meja.

Pak Waluyo memulai omelannya.

"Tempo hari kalian datang terlambat, kepergok turun dari atas genteng sekolah. Oke! Alasan tempo hari bisa diterima, kalian bilang benerin genteng sekolah yang  bocor. Kok, ya bisa-bisanya kalian tau kalau genteng sekolah bocor? Kalian selamat karena penjaga sekolah, si Saepul bersaksi jika memang ada genteng di atas!"

Jo dan Black mengangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk. Mereka merasa omongan Pak Waluyo itu ada benarmya, tapi terasa ada yang nggak betul juga.

"Genteng memang di atas, Pak." Black memberanikan diri untuk meralat.

"Terus kenapa kalau genteng ada di atas? Masalah buat kamu?" Pak Waluyo menatap ke arah Black dengan sorot mata terlalu serius.

"Masalahnya bukan di gentengnya, Pak." Jo ikut membantu sahabatnya.

"Lalu? Di mana masalahnya menurut kalian?"

"Di bocornya, Pak!" Jo dan Black menjawab dengan kompak dan tegas. Suara mereka mantap, mirip Hansip yang laporan ke Pak RT.

"Siapa yang bocor?"

"Bapak yang bocor!" Itu jawaban kompak dari Jo dan Black. Tapi, itu cuma jawaban yang mereka teriakkan di dalam hati masing-masing.

"Kalian yang bocor halus! Berapa kali tertangkap datang terlambat nggak ada kapok-kapoknya!" hardik Pak Waluyo.

Jo dan Black terkesiap, mereka kaget. Bagaimana Pak Waluyo bisa tahu apa yang mereka katakan di dalam hati? Apakah guru BK ini punya telepati? Jo dan Black yang sudah sehati mulai waspada, betul kata Aa Gym,"jagalah hati, jangan kau kotori ...."

Jo dan Mita (Buaya Vs Macan PMS)- Na Jaemin|| Sudah Terbit Novel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang