05. Motor Matic

392 36 1
                                    

‼️Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan tokoh/karakter dan tempat dalam cerita ini, hanya merupakan kebetulan semata tanpa ada unsur kesengajaan ‼️

Hi Guys
Happy Reading!
Spesial Double Chapter

___

Setelah kejadian tersebut, Al pun beranjak ke tempat tidurnya, Al terpikir sejenak dari ucapan yang Lisa lontarkan. "Papa? Apakah bunda akan mencari papa? Sedangkan bunda saja tidak pernah menjelaskan lebih detail tentang papa." Gumam Al di dalam hati. Bahkan untuk sekedar menanyakan siapa ayah kandungnya pun Lisa tidak menjawab.

Pertanyaan itu terus muncul di dalam pikiran Al, namun rasa lelah dan kantuk membuat dirinya terlelap ke dalam tidurnya.

Di tengah malam, Lisa terbangun dari tidurnya dan melihat Al yang sudah tertidur lelap. Ia terbangun karena tenggorokan nya terasa kering.

"Mungkin segelas air dapat membuat ku kembali nyaman?" Gumam nya

Lisa beranjak turun dari tempat tidur dan pergi ke dapur. Suasana ruangan sangat gelap karena lampu di matikan, suara hening di sekitar nya, para penghuni telah terlelap dalam tidurnya, namun ia mendapati dapur dengan cahaya kuning redup menyala di meja makan.

Lisa berjalan beberapa langkah dengan perlahan, barulah dia dapat melihat Joshua yang sedang duduk di kursi meja makan tersebut.

Lisa berjalan melewati Joshua dan mengambil gelas serta menuangkan air putih dari teko dan meneguknya sekali minum.

"Apakah kau masih marah?" Joshua bertanya perlahan

Namun Lisa tidak menghiraukan dan kembali beranjak meninggalkan dapur, namun Joshua tak tinggal diam, ia menahan tangan Lisa.

"Hei Lisa! Dengarkan aku! Apakah kau masih marah padaku? Karena aku hanya sedikit bersikap kasar pada anak itu?!"

Emosi Lisa melonjak mendengar perkataanya itu dan menepih tangan Joshua yang menggenggam pergelangan tangannya.

" APA MAKSUDMU DENGAN HANYA SEDIKIT BERSIKAP KASAR?! KAU BENAR BENAR KASAR PADANYA! AKU TAK MENGERTI MENGAPA KAU MEMPERLAKUKAN NYA DENGAN KASAR!! APAKAH KAMU MELUPAKAN JANJIMU DULU SEBELUM MENIKAHI AKU? BAHKAN KARENA KAU AL JADI SEPERTI INI KAN!? APAKAH KAU MASIH BISA MENGANGGAP ITU HANYA..!?"

Lisa kembali mengendalikan dirinya, dan membuang nafas berat, "Ingatlah, kalau bukan karena Al yang menghentikanku dan si kembar yang masih membutuhkan sesosok ibu, aku benar benar sudah menceraikan mu saat ini" Ucap Lisa dan pergi meninggalkan Joshua di dapur.

"Dasar wanita itu, hanya karena aku membiarkannya, dia semakin melonjak" Gumam Joshua di dalam hatinya.

Lisa kembali ke kamar anaknya, seketika dia tersungkur lemas. Emosinya saat ini begitu kacau, rasanya dia tak kuat lagi, ia ingin berhenti, ia ingin pergi ke tempat dia dan Al bisa berbahagia bersama, pergi jauh dari semua orang, namun ia harus kuat demi Al.

Lisa kembali bangun dan meranjak naik ke tempat tidur dan membaringkan tubuhnya. Ia menatap Al yang tidur lelap disisinya, begitu damai. Lisa membelai lembut kepala Al, tak ingin membuatnya terjaga.

"Bunda pasti akan menjagamu dan tak akan membiarkan hal ini terjadi lagi padamu" air mata Lisa seketika luruh.

.....

Matahari telah menampakkan dirinya, itu artinya pagi telah tiba. Setelah semuanya selesai sarapan. Lisa segera membereskan pakaian yang mereka pakai selama berada di rumah Renata.

"Tidak bisakah kalian disini untuk beberapa hari lagi?" Renata mengacak pinggang melihat kearah Lisa yang sibuk berkemas.

"Tidak ma, Al dan si kembar harus segera kembali sekolah besok" jawab Lisa sambil menyusun kembali pakaian ke dalam koper, Renata hanya menyerit.

Joshua yang telah menyiapkan mobil nya, segera mengambil koper yang telah di siapkan oleh Lisa.

Setelah selesai, mereka pun berpamitan kepada sanak saudara yang masih ada di rumah Renata.

.....

Setelah perjalanan yang cukup melelahkan kemarin, pagi ini mereka kembali menjalankan rutinitas mereka seperti biasa. Hanya saja suasana antara Lisa dan Joshua tetap saja dingin, sikap Lisa berubah dia hanya berbicara secukupnya saja kepada Joshua.

Membuat Joshua mengeram kesal, beribu maaf ia lontarkan diacuhkan oleh Lisa.

Lisa masih sakit hati atas perlakuan Joshua, jika boleh jujur dia ingin meninggalkan Joshua dan hidup dengan anak anaknya. Tapi Lisa tidak boleh egois seperti kata Al, dia masih memiliki tanggungjawab yaitu si kembar.

Jika bukan karena si kembar mungkin Lisa akan kabur bersama Al mencari tempat yang bisa menghargai dan menghormati dirinya.

Lisa memasukkan bekal di tas Al, karena Al tidak pernah jajan di kantin, lagian Lisa tidak mengijinkan Al makan sembarangan dia takut alergi Al kambuh disana, karena Lisa tidak bisa memantau makanan jika di luar rumah.

Lisa pun menyiapkan makanan dan menyendokkan nasi ke piring Joshua dan anak anaknya.

"Cih seperti bocah aja bawa bekal" Dengus Raffa, yang di tatap tajam oleh Lisa.

"Diam dan makan makanan kamu!" Bentak Lisa.

Raka tertawa melihat muka masam abangnya itu, dia berkata tanpa suara "mampus Lo"

Al menyendok kan makanan ke mulutnya, hari ini Lisa memasak makanan kesukaannya perkedel kentang.

Setelah selesai makan Al berpamitan dan salam kepada Lisa, Al melirik Joshua dia enggan menyalam Joshua.

Lisa yang melihat Al mematung pun segera menyuruhnya pergi tanpa berpamitan dengan Joshua, biar saja laki laki itu tidak pantas dihormati. Lisa masih kesal dan marah terhadap Joshua.

Lisa mengantar kepergian Al sampai teras rumah, sebelumnya Lisa memberikan sebuah kunci, membuat Al heran.

"Jangan pakai sepeda lagi, bunda udah membelikan motor matic untukmu".

Ya itu adalah motor matic baru, Lisa sudah membelikan nya sejak Minggu yang lalu. Ia sengaja tidak memberitahu siapapun agar ini adalah suprise untuk Al.

Al menatap Lisa tidak percaya.

"Bunda pakai uang tabungan bunda hasil kerja selama ini, jangan hiraukan ini semua bunda lakukan untuk anak bunda" Lisa tersenyum, dia tau Al merasa tidak enak terhadap Lisa.

Lisa mendorong bahu Al pelan dan menyuruhnya agar segera berangkat.

Al membalikkan tubuhnya dan berlari memeluk Lisa. Lisa membalas pelukan Al dan mengelus punggung Al.

"Belajar yang giat ya sayang, bikin bunda bangga, ok"

Al melepaskan pelukannya dan menganggukan kepala.

Setelah mengendarai motor baru nya itu, akhirnya ia sampai ke sekolah.

Al memarkirkan motor barunya, dia sangat senang hari ini tidak perlu capek capek mengayuh sepeda, dan uang jajannya bisa di tabungkan sebagian.

Al memang selalu boros jika memakai sepeda, karena ada saja yang berulah mengempeskan dan merusak sepadanya. Membuat uang saku Al habis memperbaiki sepeda ke bengkel.

Al memasang senyum di sepanjang jalan membuat orang heran, sehingga Al tidak melihat langkah di depan.

Raka menjulurkan kakinya sehingga membuat Al limbung dan terjatuh ke lantai.

Suara tawa sepanjang koridor terdengar melihat kejadian itu.

"Wah wah, selain gak bisa ngomong dia juga buta" ejek Raffa.

Anak Haram [Kisah Austin Alvaro]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang